107
yang ramah bagi pengunjung, hal ini mampu menarik minat pengunjung khususnya anak-anak.
3. Faktor Penghambat Upaya Taman Bacaan Masyarakat Pangeran
Diponegoro dalam Meningkatkan Minat Baca di Dusun Sembego, Maguwoharjo, Sleman Yogyakarta
Selain faktor pendukung ada pula faktor penghambat dalam pelaksanaan program di TBM, hal tersebut dapat menghambat proses
menumbuhkan minat baca masyarakat. Hasil penelitian yang menjadi faktor penghambat upaya TBM pangeran diponegoro dalam meningkatkan minat
baca di dusun Sembego, Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta antara lain faktor ruang yang disediakan masih kurang, ruangan yang nyaman, lingkungan yang
kondusif, memberikan rasa enjoy dalam kegiatan membaca, hal itu menjadi kunci keberhasilan TBM dalam meningkatkan minat baca masyarakat.
Pembaca yang membaca buku berdesakan, bisa mempengaruhi kualitas membacanya Karena dalam membaca perlu adanya konsentrasi agar maksud
tulisan bisa dipahami dengan benar. Banyak pembaca yang memutuskan untuk meminjam buku untuk dibaca dirumah. Hal terkait layanan yang diberikan
TBM dinyatakan dalam buku pedoman bantuan penguatan TBM yang berisi tentang penyediaan sarana ruangan yang nyaman dan didukung dengan variasi
bahan bacan bermutu sesuai dengan kebutuhan pembaca. Kurangnya tenaga pengelola TBM, masalah pengelola bila tidak
ditindak lanjuti akan mempengaruhi keberlangsungan TBM. Kurangnya pengelola dalam pengolahan TBM akan berdampak terhadap system
108
pelayanan, baik dari segi perencanaan maupun pelaksanaan. Tenaga pengelola adalah kunci dalam berbagai aspek untuk memajukan suatu TBM. Sedangkan
untuk memajukan TBM tidaklah mudah, butuh pemikiran dan ide yang kreatif serta memiliki inovasi dalam menjalankan program ataupun untuk
mengadakan kegiatan yang variatif dalam TBM. Apabila dikaitkan dengan criteria pengelola menurut buku petunjuk teknis TBM 2010:17, keadaan
pengelola seperti mengalami kendala dalam pelaksanaan fungsi TBM, karena dalam buku ini dijelaskan bahwa pengelola harus mampu melaksanakan
fungsi kepengelolaan, mampu menjalin kemitraan dan kerja sama, dan mau secara aktif mengembangkan TBM. Oleh karena itu pengelola yang
menjadikan TBM hanya sebagai sampingan mempengaruhi dalam pelaksanaan fungsi dan peran TBM dalam menyelenggarakan program serta
kegiatan Taman Bacaan Masyarakat. Petugas atau penjaga TBM juga berperan serta dalam program kegiatan, tidak adanya profesionalisme dari petugas
memberikan dampak negative bagi TBM. Seperti yang terjadi di TBM Pangeran Diponegoro, petugas yang mengambil cuti melahirkan lama tidak
segera kembali menjalani perananya, sehingga membuat pengelola semakin kuwalahan dengan pekerjaan yang harus dibebankan kepadanya.
Kurangnya bimbingan
membaca bagi
masyarakat yang
membangkitkan gairah untuk membaca. Bimbingan dalam membaca merupakan mengajarkan tatacara dalam memahami isi suatu bacaan. Dalam
memahami isi suatu bacaan tidaklah mudah, perlu adanya membaca secara intens, selain itu juga harus mengetahui kemana arah suatu bacaan tersebut
109
dengan menafsirkan menggunakan metode 5W
what, who, where, when, why
1H
how
. Setiap bacaan pasti mengandung hal tersebut. Jika seseorang tidak mengetahui apa isi bacaan yang dibacanya, sama saja membaca yang tidak
memiliki kegunaan. Maka pembaca tidak akan memperoleh hasil dari kegiatan membaca. Padahal secara umum membaca memiliki arti sebuah proses untuk
memperoleh pengertian dan kombinasi beberapa huruf dan kata. Untuk memenuhi akan hal itu maka seharusnya TBM memberikan layanan berupa
bimbingan membaca agar masyarakat dapat memaksimalkan dalam memanfaatkan layanan yang diberikan. Hal itu sesuai dengan petunjuk teknis
TBM 2010:18, tentang layanan yang diberikan TBM yaitu melaksanakan atau mengadakan pembelajaran dengan menggunakan berbagai pendekatan
salah satunya dengan bimbingan membaca bagi yang membutuhkan, kegiatan ini dapat dilakukan dengan bekerjasama dengan pihak lain.
Lingkungan TBM yang kurang mendukung mempengaruhi masyarakat dusun Sembego. Lingkungan dapat membentuk pribadi, sikap, nilai dan
kemampuan bahasa anak. Kondisi dirumah mempengaruhi pribadi dan penyesuain diri anak dalam masyarakat. Kondisi itu pada gilirannya dapat
membentuk anak, dan dapat juga menghalangi anak belajar membaca. Anak yang tinggal didalam rumah tangga yang harmonis, rumah yang penuh cinta
kasih, tidak akan menemukan kendala yang berarti dalam membaca. Kualitas dan luasnya pengalaman anak dirumah juga penting bagi kemajuan belajar
membaca. Membaca seharusnya merupakan suatu kegiatan yang bermakna,
110
pengalaman masa lalu anak-anak memungkinkan anak-anak untuk lebih memahami apa yang mereka baca.
Lingkungan tempat membaca juga turut serta mempengaruhi minat baca masyarakat seperti yang terjadi di TBM Pangeran Diponegoro.
Lingkungan sekolahan diartikan oleh masyarakat bahwa yang berhak menggunakan fasilitas, sarana dan prasarananya adalah siswa yang bersekolah
diyayasan tersebut. Pemahaman ini yang sering didapati dibenak masyarakat sembego karena TBM Pangeran Diponegoro berada dalam komplek yayasan
Diponegoro yang dikelilingi oleh sekolahan. Oleh karena itu masyarakat enggan mengunjungi TBM untuk membaca, padahal pada kenyataanya TBM
memberikan layanan kepada masyarakat sekitarnya baik siswa sekolah, maupun masyarakat umum yang ingin memanfaatkan layanan yang ada
didalamny
111
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan