132
E. Catatan Lapangan V
HariTanggal : kamis 18 juni 2015
Pukul : 10.00
– 11.30 WIB Tempat
: TBM Pangeran Diponegoro Metode Pengumpulan Data : Wawancara dan Pengamatan
Kegiatan : Mencari informasi lanjutan tentang TBM
P. Diponegoro Responden
: pembaca TBM “A” dan “D”
Informasi yang diperoleh :
Dari hasil observasi dan wawancara yang peniliti lakukan kepada pembaca TBM yaitu anak seusia Taman Kanak-kanak dan Sekolah Dasar,
menemukan beberapa hasil bahwa TBM Pangeran Diponegoro memang menyediakan bahan bacaan yang tidak terdapat diperpustakaan sekolah
mereka. Tetapi ketika datang ke TBM Pangeran Diponegoro anak-anak ini tidak begitu berminat dengan buku pengetahuan namun mereka memilih
buku yang dapat memberi mereka hiburan. Seperti yang disampaikan saudara “A” dan “D” bahwa mereka datang untuk membaca buku cerita
dongeng, serta buku yang bergambar dan bersifat ringan. Karena di sekolah sudah banyak membaca buku pelajaran maka dengan melihat
koleksi buku cerita di TBM jadi pembaca kembali
fresh.
Alasan anak-anak seusia ini sangat menyukai buku cerita bergambar karena ceritanya ringan, lucu, menarik, sedikit bacaan dan
banyak gambarnya, bahkan keseluruhan bergambar. Dengan bacaan yang
133
sedikit tapi langsung kepokok cerita, itu memudahkan anak-anak mencerna bacaan dan mengimajinasikannya dengan melihat gambar yang
ada. Ternyata buku yang menarik minat membaca anak usia TK sampai dengan SD adalah buku cerita khususnya cerita bergambar. Apalagi dalam
buku cerita bergambar tersebut gambarnya berwarna serta memakai tulisan yang besar-besar dan jelas, pembaca akan semakin tertarik untuk
membaca.
134
F. Catatan Lapangan VI
HariTanggal : Sabtu 20 juni 2015
Pukul : 14.30
– 17.00 WIB Tempat
: TBM Pangeran Diponegoro Metode Pengumpulan Data : Wawancara, dokumentasi dan Pengamatan
Kegiatan : Mencari informasi lanjutan tentang TBM
P. Diponegoro Responden
: Anggota TBM “T”
Informasi yang diperoleh :
Pada siang hari ini peneliti melanjutkan mencari narasumber untuk diwawancarai
untuk menggali
informasi seputar
TBM dalam
meningkatkan minat baca masyarakat. Dan peneliti mengambil sampel anak SMP Diponegoro yang sedang membaca di TBM, peneliti
melontarkan beberapa pertanyaan tentang peran TBM dan mendapat hasil bahwa upaya TBM memang sudah maksimal, dalam mendayagunakan
fasilitas sarana dan prasarana yang dimiliki TBM dan dalam menjalankan programnya. Namun TBM hanya suatu sarana atau tempat membaca, yang
harus dibangun adalah masyarakatnya. Kemauan membaca terbesar ada dalam diri kita. Seperti yang disampaikan saudara “T” bahwa TBM hanya
sarana menuju kemandirian dan menambah pengetahuan kita. Rasa ingin menambah pengetahuan kita yang mendorong untuk melakukan kegiatan
membaca, apalagi dengan disediakannya TBM ini semakin memudahkan kita untuk mencari sumber pengetahuan yang kita butuhkan. Akan tetapi
135
sarana juga ikut mendukung minat seseorang untuk membaca, tersedianya fasilitas, tempat yang nyaman, koleksi yang lengkap serta pelayanan yang
ramah menjadi faktor pendorong bagi masyarakat untuk membaca di TBM. Selain itu ia juga memaparkan bahwa motivasi yang dilakukan oleh
pengelola menjadi dorongan tersendiri bagi pembaca. motivasi yang dimaksudkan yaitu tentang pemberian hadiah kepada pembaca yang rajin
dengan karakteristik memiliki frekuensi membaca yang sering. Hal tersebut yang menjadi acuan pembaca dalam memanfaatkan layanan di
TBM. TBM memang memiliki bangunan yang sangat sederhana
,dibandingkan dengan perpustakan-perpustakaan lain, dan nampaknya penampakan TBM yang kurang menarik ini juga mengurangi rasa
ketertarikan untuk mengunjungi TBM. Dan setelah waktu menunjukkan sudah sore, peneliti berpamitan dan mengucapkan terimakasih atas
informasi dan waktu yang diberikan.
136
G. Catatan Lapangan VII