Fosfor Hubungan pH, Nitrogen Fosfor, Kalium dan Magnesium tanah dengan Produksi Pada Tanaman Salak

diatas diduga bahwa Nitrogen yang dibutuhkan tanaman masih kurang optimal. Terlihat pada gejala pada daun tua menguning, klorosis dan nekrosis. Sebagaimana dijelaskan Effendi sehingga tanaman mengalami defisiensi unsur 1976 kekurangan N biasanya menyebabkan pertumbuhan tanaman tertekan dan daun-daun menguning. Gejala klorosis mula-mula timbul pada daun yang tua sedangkan daun-daun muda tetap berwarna hijau. Selanjutnya Susilo 1991 menegaskan bahwa defisiensi N mengganggu proses pertumbuhan, menyebabkan tanaman terbantutkerdil, menguning dan berkurang hasil panen dan berat keringnya. Kemudian walaupun kondisi kadar Nitrogen tersebuttermasuk kriteria sedang namun tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap produksi tanaman. Hal ini diduga bahwa pengaruh Nitrogen juga dipengaruhi oleh faktor atau unsur lain. Rosmarkam 2002 menyatakan apabila tanaman kekurangan unsur Nitrogen, karbohidrat hasil assimilasi akan disimpan dalam jaringan tanaman. Untuk pertumbuhan yang optimum selama fase vegetatif pemupukan N harus diimbangi dengan pemupukan unsur lain. Pembentukan senyawa N organik tergantung pada imbangan ion-ion lain, termasuk Mg untuk pembentukan klorofil dan ion fosfat untuk sintesis asam nukleat. Penyerapan N nitrat untuk sintesis menjadi protein juga dipengaruhi oleh ketersediaan ion K . Hal ini berarti bahwa kadar Nitrogen dalam tanah harus diimbangi dengan kadara hara essensial lain.

3. Fosfor

Fosfor merupakan bagian yang esensial dari berbagai gula fosfat yang berperan dalam reaksi-reaksi pada fase gelap fotosintesis, respirasi, dan berbagai proses metabolisme lainnya.Dari hasil analisis hubungan fosfor denganproduksi dapat dilihat pada lampiran 12,13 dan 14.Dari hasil analisisdiketahui bahwahara Fosformempunyai Universitas Sumatera Utara 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 3 6 9 12 15 18 21 24 P ro d u k si K g Fosforppm S i 1 hubungan negatif dengan produksi.Hubungan fosfor dengan produksi dapat dilihat pada grafik berikut ini. Gambar 4. Grafik hubungan Fosfor dengan Produksi pada tanaman salak berproduksi Tinggi, Sedang dan Rendah Dari grafik tersebut terlihat bahwa Fosformemiliki hubungan yangnegatif dengan produksi salak pada tanaman berproduksi tinggi PT1,tanaman berproduksi sedang PT2 dan tanaman salak berproduksi rendah PT3.Hubungan Fosfor dengan produksi memiliki korelasi lemah pada tanaman berproduksi TinggiPT1 dengan nilai korelasi 8,2, memiliki korelasi sangat lemah dengan tanaman berproduksi Sedang PT2 dengan nilai korelasi 0 , berkorelasi lemah dengan tanaman berproduksi Rendah PT3 dengan koefisien nilai 33,4. Status hara Fosfor tanah tanaman ini tidak menaikkan produksi namun cenderung menurunkan produksi. Hal ini menunjukkan bahwa kadar Fosfor tanah memiliki hubungan yang negatif dengan produksi. Dalam hal ini kadar hara Fosfor tanah tanaman berproduksi tinggiPT1 kategori rendah 14,47ppm. Diduga rendahnya produksi pada Tanaman berproduksi TinggiPT1 disebabkan kadar P tanah yang rendah. Sebagaimana Indranada 1986 menjelaskan bahwapenyediaan fosfor yang tidak Universitas Sumatera Utara memadai akan menyebabkan laju respirasi menuruns. Bila respirasi terhambat, pigmen ungu antosianin berkembang dan memberi ciri defisiensi fosfor. Produksi buah yang dihasilkan juga dipengaruhi oleh ketersediaan unsur fosfor dalam tanaman. Fosfor berperan dalam pemecahan karbohidrat untuk energi, penyimpanan dan peredarannya ke seluruh tanaman dalam bentuk ADP dan ATP Leiwakabessy dan Sutandi, 2004. Pada tanaman berproduksi SedangPT2 dan Rendah PT3 kadar fosfor tanah tergolong sedang namun produksi tanaman yang diperoleh justru menurun. Hal ini menunjukkan bahwa kadar hara fosfor memiliki hubungan negatif dengan produksi. Walaupun kadar fosfor tanah termasuk optimum namun berdasarkan hasil analisis hubungan Fosfor dengan produksi salak berkorelasi negatif . Terjadinya hubungan negatifs unsur Fosfor dengan produksi diduga karena fosfor dipengaruhi hara lain yang tidak optimal dan tidak berimbang sehingga produksi yang dihasilkan tidak optimal.Mengingat lahan tanaman salak dikelola dengan system budidaya tradisional dan tidak pernah melakukan pemupukan dengan musim panen yang intensif menyebabkan kadar hara Fosfor tanah diduga tidak berimbang dengan unsur hara lain seperti unsur Kalium.Taufik 2002 menyatakan Kalium di dalam tanaman dan P saling