Tanaman berproduksi tinggi PT1

dan akhirnyanekrosis pada daun tua. Daun-daun mudah terbakar oleh teriknya sinar matahari karena tidak mempunyai lapisan lilin, karena itu banyak yang berubah warna menjadi coklat tuakehitaman dan mengkerut. Rendahnya kadar Magnesium tanah disebabkan sistem budidaya tanaman salak padangsidimpuan yang monokultur dimana produksi yang terus menerus pada suatu tempat dan tanaman tidak pernah dilakukan pemupukan atau tidak ada pengembalian hara yang terangkut bersama panen, produksi yang keluar terus menerus dari lahan tersebut mengakibatkan tanah kahat Magnesium dan mempengaruhi unsur magnesium yang diserap tanaman. Kekurangan Mg mengakibatkan klorosis yang dimulai dari batang bagian bawah, kerap kali diikuti dengan matinya bagian-bagian atau daun seluruhnya. Menguningnya daun tidak dimulai dari pangkal melainkan dari ujung, tulang-tulang daun tetap berwarna hijau Dwidjoseputro, 1984 4.3.Hasil Analisis Regresi Berganda Hubungan Status hara tanah dengan Produksi Salak.

a. Tanaman berproduksi tinggi PT1

Untuk mengetahui hubungan status hara dengan produksi salak serta mengetahui faktor yang paling dominan mempengaruhi produksi dilakukan analisis berganda dengan uji stepwise dapat dilihat pada lampiran 23. Hasil analisis diperoleh seperti persamaan pada tabel berikut: Ŷ= 20.948–0,421pH-10.660N-0,014P-0,521K+1.777Mg R = 0,629 R 2 = 0,395 ns Pada persamaan dapat dilihat bahwa status hara mempunyai korelasi sedang pada tanaman berproduksi Tinggi PT1 dengan determinasi 39,5. Hal ini berarti Universitas Sumatera Utara bahwa 39,5 produksi pada tanaman berproduksi Tinggi dipengaruhi status hara sedangkan 61,5 ditentukan faktor lain. Dari hasil analisis regresi diatas diketahui bahwa pH, Nitrogen dan Fosfor merupakan faktor yang memiliki hubungan negatif dengan produksi pada tanaman berproduksi Tinggi PT1. Hal ini berarti bahwa kondisi pH, kadar Nitrogen, dan Fosfor tanah memberikan pengaruh negatif terhadap produksi dimana kondisi status pH, Nitrogen dan Fosfor tanah cendrung menurunkan produksi tanaman. Terjadinya hubungan negatif status hara pada tanaman berproduksi TinggiPT1 diduga disebabkan kondisi pH, kadar N-total dan P-tersedia tanah belum optimal pada tanaman tersebut dan bilamana kondisi pH dan hara tersebut ditingkatkankan akan memberikan pengaruh yang positif menaikkan produksi tanaman. Sebagaimana Suharno dkk 2007, menjelaskan keberadaan unsur nitrogen sangat penting terutama kaitannya dengan pembentukan klorofil. Klorofil dinilai sebagai “mesin” tumbuhan karena mampu mensintesis karbohidrat yang akan menunjang pertumbuhan tanaman. Keberadaan nitrogen dalam struktur tumbuhan dipengaruhi oleh beberapa faktor terutama ketersediaan air. Untuk membentuk klorofil dibutuhkan ATP energi yang cukup tinggi untuk assimilasi CO2 juga diperlukan enzim yang sebagian besar berupa protein. Selanjutnya Efendi 2010, juga menyatakan bahwa secara umum pertumbuhan dan hasil tanaman ditentukan oleh status hara dan lingkungan komoditas itu dikembangkan. Tanah dinyatakan susbur bila dapat menyediakan hara dalam jumlah cukup dan seimbang aerta mempunyai aerasi optimum Jumin, 2002. Universitas Sumatera Utara

b. Tanaman berproduksi sedang PT2