hunger Tisdale, 1985. Kekurangan Kalium menyebabkan kadar karbohidrat berkurang dan rasa manis buah-buahan sering berkurang Rosmarkam, 2002.
Selanjutnya Poerwanto 2003 menyatakan bahwa ketersediaan unsur hara di beberapa tempat tidak sama, ada yang berkecukupan sehingga pertumbuhan tanaman
menjadi baik namun ada juga yang kekurangan, sehingga pertumbuhannya menjadi terhambat. Khusus untuk tanaman budidaya kebutuhan unsur haranya sangat tinggi, hal
ini dikarenakan pada lahan atau tempat yang sama ditanami tanaman tertentu yang membutuhkan jumlah unsur yang sama setiap waktunya. Sedangkan persediaan di alam
terus berkurang akibat diserap oleh tanaman budidaya yang ditanam di lahan tersebut musimnya intensif, sehingga untuk dapat memenuhi kebutuhan tanaman akan unsur
hara harus dilakukan penambahan unsur hara dalam bentuk pupuk dalam jumlah yang cukup.
a. Magnesium
Magnesium berfungsi untuk pembentukan kolorofil pada daun,berperan dalam pembentukan buah, co-factor hampir seluruh enzim dalam metabolismetanaman.Hasil
analisis regrsi sederhana hubungan magnesium dengan produksi tanaman salak dapat dilihat pada lampiran 18,19 dan 20.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 7. Grafik Hubungan Magnesium dengan TanamanProduksi Tinggi Produksi Sedang dan Produksi Rendah.
Pada gambar 7 diatas terlihat bahwa Magnesium berkorelasi positif dengan produksi pada tanaman berproduksi tinggi PT1 dan tanaman berproduksi sedang
PT2, namun berkorelasi negatif pada tanaman berproduksi rendah PT3. Tanaman berproduksi Tinggi PT1 memiliki korelasi lemah dengan nilai korelasi 11, Tanaman
berproduksi Sedang memiliki korelasi sangat lemah dengan produksi dengan nilai korelasi 0,8. Magnesium tanah berkorelasi negatif dengan produksi pada tanaman
berproduksi rendah PT3 dengan koefisien korelasi sangat lemah dengan nilai korelasi 0.
Terjadinya hubungan negatif unsur Magnesium dengan produksi pada tanaman salak berproduksiRendah PT3 dimana produksi mengalami penurunan dengan status
magnesium, dimana kadar magnesium diperoleh pada daerah ini tergolong rendah 0,53 me100 g, yang berarti bahwa pada daerah tanaman tersebut Magnesium masih dalam
jumlah yang kurang optimal sehingga memberikan pengaruh yang negatif dengan menurunnya produksi. Kemudian kondisi ini dapat menjadi faktor pembatasyang perlu
2 4
6 8
10 12
14 16
18 20
0.2 0.4
0.6 0.8
P ro
d u
k si
G r
Magnesium m.e100 g
S i 1
Universitas Sumatera Utara
diperhatikan, kandungan magnesium yang rendah menghasilkan bobot buah yang rendah , dalam hal ini rata-rata bobot buah salak tanaman berproduksi rendah sebanyak
6.648,4 Gram per pohon per musim panen. Rendahnya produksi tanaman salak disebabkan produksi yang terus menerus
pada suatu tempat dan tanpa melakukan pengganti hara yang terangkut melalui panen dengan pemupukan.Rendahnya kadar Mg-tanah pada daerah sampel penelitian diduga
menyebabkan rendahnya produksi tanaman. Sebagaimana Supardi 1983 menyatakan bahwa kehilangan
magnesium disebabkan karena terangkut tanaman dan penambahannya memalui sisa tanaman dan pupuk kandang juga sedikit.
Sedangkan pada daerah tanaman berproduksi TinggiPT1 dan Sedang PT2 kadar hara Magnesium tersebut berkorelasipositif dengan produksi, dimana produksi
tanaman cendrung meningkat sesuai meningkatnya kadar Magnesium tanah. Terjadinya hubungan positif antara unsur Magnesium dengan produksi pada tanaman berproduksi
TinggiPT1 dan SedangPT2 diduga kandungan hara magnesium pada tanaman tersebut sudah optimal sehingga memberikan pengaruh positif meningkatkan produksi
walaupun kadar magnesium tanah tergolong rendah namun sudah optimal bagi tanaman salak disamping factor lainnya yang mendukung.
Walaupun dalam hal ini status hara rata-rata Magnesium kadarnya sama pada tanah tanaman sampel baik tanaman berproduksi tinggi PT1 maupun pada tanaman
berproduksi RendahPT3 dan Sedang PT2 yakni 0,5 me100 g. Rendahnya produksi pada tanaman berproduksi rendah PT3 diduga disebabkan rendahnya kadar hara
Magnesium yang kurang optimal mempengaruhi jumlah Magnesium yang diserap tanaman. Seperti yang terlihat di lapangan terlihat gejala pertumbuhan tanaman seperti
mengalami defisiensi dimana daun tua terlihat mengalami klorosis dan bagian ujung
Universitas Sumatera Utara
daun seperti terbakar karena sinar matahari Gambar 6. Dengan kata lain produksi rendah disebabkan unsur Magnesium yang rendah sebagaimana kadar rata-rata
Magnesium-tukar tanah dari tanaman sampel adalah rendah yakni 0,53 me100g dibanding dengan kadar Magnesium-tukar optimum dalam tanah berkisar 1,1 – 2,1
me100 g Hardjowigeno,1993. Akibat rendahnya kadar Magnesium dalam tanah diduga tanaman mengalami defisiensi sehingga menurunkan produksi tanaman, seperti
terlihat dilapangan gejala pertumbuhan yang tidak normal pada daun seperti terlihat pada gambar berikut .
Gambar 8. Gejala pertumbuhan daun salak mengalami klorosis dan nekrosis pada daun tua, diduga mengalami defisiensi Mg.
Fairhaust2007 mengatakan, bahwa tanaman kahat Mg berwarna pucat, dengan klorosisantar-tulang daun yang awalnya pada daun tuaberwarna kuning kemerahan,
kemudian pada daunmuda ketika kahat Mg makin parah . Warna hijau terlihat seperti untaian manik-manikbila dibandingkan dengan kahat K, garis-garis hijaudan kuning
sejajar pada daun. Dalam kasus yang parah,klorosis berkembang menjadi kekuningan
Universitas Sumatera Utara
dan akhirnyanekrosis pada daun tua. Daun-daun mudah terbakar oleh teriknya sinar
matahari karena tidak mempunyai lapisan lilin, karena itu banyak yang berubah warna menjadi coklat tuakehitaman dan mengkerut.
Rendahnya kadar Magnesium tanah disebabkan sistem budidaya tanaman salak padangsidimpuan yang monokultur dimana produksi yang terus menerus pada suatu
tempat dan tanaman tidak pernah dilakukan pemupukan atau tidak ada pengembalian hara yang terangkut bersama panen, produksi yang keluar terus menerus dari lahan
tersebut mengakibatkan tanah kahat Magnesium dan mempengaruhi unsur magnesium yang diserap tanaman.
Kekurangan Mg mengakibatkan klorosis yang dimulai dari batang bagian bawah, kerap kali diikuti dengan matinya bagian-bagian atau daun seluruhnya. Menguningnya
daun tidak dimulai dari pangkal melainkan dari ujung, tulang-tulang daun tetap berwarna hijau Dwidjoseputro, 1984
4.3.Hasil Analisis Regresi Berganda Hubungan Status hara tanah dengan Produksi Salak.
a. Tanaman berproduksi tinggi PT1