Hasil Tahap Require Learner Participation

114

5. Hasil Tahap Require Learner Participation

Pada tahap require learner participation mengharuskan siswa menjadi aktif karena siswa merupakan komponen terpenting dalam suatu pembelajaran. Keterlibatan dan keaktifan siswa sangat diperlukan dalam penggunaan LKS dikarenakan sebagai tolak ukur berhasil tidaknya suatu pembelajaran. Meskipun secara keseluruhan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan LKS matematika dapat berjalan dengan cukup baik, namun masih terdapat beberapa kendala atau hambatan selama proses pembelajaran. Berikut catatan- catatan selama kegiatan ujicoba LKS dalam pembelajaran di kelas. Pada pertemuan pertama, siswa belajar dengan menggunakan LKS 1 mengenai ukuran sudut derajat dan radian. Siswa dapat dengan mudah memahami ukuran sudut dalam derajat dan radian. Siswa dengan mudah mampu mengubah satuan ukuran sudut dari derajat ke radian atau sebaliknya dengan menggunakan tips cerdas berdasarkan hasil temuannya pada LKS. Pada pertemuan ini tidak mengalami kesulitan yang berarti. Pada pertemuan kedua, siswa belajar dengan menggunakan LKS 2 mengenai rasio trigonometri. Pada pertemuan ini siswa secara berkelompok melakukan aktivitas untuk menemukan konsep rasio trigonometri. Siswa sedikit mengalami kesulitan dalam menemukan rumus untuk rasio trigonometri sehingga membutuhkan banyak waktu dalam proses penemuan konsep. Materi LKS 2 ini merupakan konsep dasar rasio trigonometri sehingga guru memberikan bimbingan lebih kepada siswa. Selanjutnya siswa sudah mampu 115 menemukan konsep rasio trigonometri sehingga siswa mampu menyelesaikan soal latihan dengan baik. Pada pertemuan ketiga, siswa belajar dengan menggunakan LKS 3 mengenai rasio trigonometri untuk sudut-sudut istimewa. Pada pertemuan ini siswa secara berkelompok melakukan kegiatan untuk menemukan rasio sudut- sudut istimewa yaitu °, °, °, °, dan °. Secara keseluruhan siswa mampu melakukan kegiatan pada LKS namun pada saat menemukan rasio trigonometri untuk sudut ° dan ° membutuhkan bimbingan lebih. Namun, hal ini tidak menjadi masalah dan siswa mampu menemukan rasio trigonometri untuk sudut-sudut istimewa. Siswa tidak hanya menghafal nilai rasio trigonometri untuk sudut-sudut istimewa namun mereka mengetahui bagaimana menemukan nilai tersebut. Pada pertemuan keempat dan kelima, siswa belajar dengan menggunakan LKS 4 mengenai rasio trigonometri di berbagai kuadran. Berdasarkan saran dari guru matematika, materi dibagi menjadi dua kali pertemuan supaya siswa mampu menguasai materi lebih baik. Siswa juga diberi soal latihan tambahan untuk mengembangkan konsep yang telah ditemukan. Pada pertemuan keenam hingga kesepuluh siswa belajar menggunakan LKS 5 mengenai rasio trigonometri sudut berelasi. Berdasarkan rencana awal, LKS 5 hanya digunakan untuk tiga kali pertemuan namun pada kenyataannya siswa belum mampu untuk menguasai secepat itu sehingga dibutuhkan lima kali pertemuan. Pada pertemuan keenam dan ketujuh siswa mengalami 116 kesulitan dalam melakukan langkah ke-1 sampai dengan langkah ke-5 sehingga mereka membutuhkan bimbingan lebih dalam menemukan konsep rasio trigonometri untuk sudut-sudut berelasi. Pada pertemuan kedelapan hingga kesepuluh siswa sudah mulai paham dan mampu menemukan konsep rasio trigonometri untuk sudut-sudut berelasi secara mandiri bersama kelompoknya. Setiap pertemuan siswa diberikan soal latihan untuk mengetahui apakah sudah benar hasil penemuannya. Namun, siswa masih kesulitan dalam menyelesaikan masalah kontekstual. Pada pertemuan ke-11, siswa belajar menggunakan LKS 6 mengenai identitas trigonometri. Siswa mampu menemukan konsep identitas trigonometri dengan baik dan mampu menyelesaikan permasalahan yang diberikan tanpa adanya kendala yang berarti. Selain itu pada pertemuan ini juga dibagikan angket respon siswa terhadap kepraktisan LKS yang dikembangkan. Pada pertemuan keduabelas dilakukan tes hasil belajar siswa untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa mengenai materi trigonometri setelah melakukan kegiatan pembelajaran menggunakan LKS. Hasil dari tes ini kemudian dianalisis untuk menilai kualitas LKS dari segi keefektifan. Kegiatan pembelajaran dalam rangka uji coba produk ini diamati oleh observer yang berkompeten dalam hal pembelajaran matematika. Pengamatan dilakukan dengan berpedoman pada lembar keterlaksanan pembelajaran yang telah disusun dan dinyatakan valid oleh ahli. Pengamatan ini dilakukan untuk menilai tingkat keterlaksanaan kegiatan pembelajaran yang dilakukan apakah 117 terlaksana dengan baik atau tidak. Data yang diperoleh kemudian dianalisis untuk mengetahui kriteria keterlaksanaan pembelajaran.

6. Hasil Tahap Evaluate and Revise