40
Amerika. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian Jizi dkk. 2014 adalah dewan komisaris independen, ukuran dewan komisaris dan dualitas CEO.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua variabel diatas berpengaruh positif. Penelitian yang dilakukan Habbash 2015 mengenai pengaruh corporate
governance terhadap corporate social responsibility menggunakn sampel di negara Arab Saudi. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian Habbash 2015
adalah komite audit, dewan komisaris independen, dualitas CEO, kepemilikan pemerintah, kepemilikan keluarga dan kepemilikan institusional. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa variabel kepemilikan pemerintah dan kepemilikan keluarga berpengaruh positif, sedangkan variabel komite audit, dewan komisaris independen,
dualitas CEO dan kepemilikan institusional tidak berpengaruh.
C. Kerangka Berpikir
1. Pengaruh Ukuran Komite Audit terhadap Tingkat Pengungkapan CSR
Menurut FCGI 2001 menyatakan bahwa komite audit harus terdiri dari individu-individu yang mandiri dan tidak terlibat dengan manajemen dalam
melakukan tugas operasional perusahaan, dan harus memiliki pengalaman dalam melasanakan fungsi pengawasan secara efektif. Menurut Habbash 2015 komite
audit yang efektif bisa menjadi alat pengawasan yang sukses untuk keputusan manajer, terutama yang berkaitan dengan tanggung jawab sosial bisnis, yang akan
41
tercermin dalam pengungkapan CSR berkualitas tinggi. Dengan penjelasan diatas maka menunjukkan bahwa komite audit dapat meminimalisir agency problem dan
menekan agent direksi bertindak secara rasional untuk kepentingan prinsipalnya pemegang saham. Penelitian sebelumnya oleh Hapsoro 2012 menemukan adanya
pengaruh positif antara Ukuran Komite Audit dengan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Semakin besar Ukuran Komite Audit maka semakin tinggi
pengawasan atas aktivitas pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.
2. Pengaruh Komposisi Dewan Komsiaris Independen terhadap Tingkat
Pengungkapan CSR
Komisaris Independen merupakan pihak yang tidak terafiliasi degan pihak yang mempunyai hubungan bisnis dan kekeluargaan dengan pemegang saham
pengendali, anggota Direksi dan Dewan Komisaris lain, serta dengan perusahaan itu sendiri KNKG, 2006. Sikap independensi dari pihak luar serta memiliki tujuan
untuk kepentingan perusahaan menjadikan keberadaan dewan komisaris independen sangatlah penting bagi kelangsungan perusahaan. Keberadaan dewan komisaris
independen akan semakin menambah efektifitas pengawasan. Oleh karena itu, di Indonesia terdapat ketentuan yang mengatur tentang keberadaan dewan komisaris
independen. Ketentuan yang dimaksud adalah peraturan Bursa Efek Indonesia No. 1- A tanggal 14 Juli tahun 2004.
Kriteria komisaris independen dapat mendukung aktivitas perusahaan untuk berjalan lebih baik, mengontrol kecurangan di setiap aktivitas perusahaan dengan
42
tujuan menciptakan keseimbangan kepentingan berbagai pihak Surya dan Yustivandana, 2006:139. Dengan kata lain komisairs independen dapat
mempengaruhi aktivitas CSR dan pengungkapannya karena aktivitas CSR otomatis terpantau oleh komisaris independen, karena komisaris independen berpegang pada
prinsip keseimbangan kepentingan berbagai pihak maka komisaris independen ingin memaksimalkan hasil dari kegiatan CSR agar memberikan kepuasan kepada pihak
yang berkepentingan terhadap CSR. Penelitian sebelumnya yang dilakuakn oleh Jizi, dkk 2014 menemukan adanya pengaruh positif antara komposisi dewan komisaris
independen dengan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.
3. Pengaruh Komposisi Kepemilikan Institusional terhadap Tingkat
Pengungkapan CSR
Shleifer dan Vishny 1997 mengemukakan bahwa pemilik institusional yang berpengaruh dalam keputusan organisasi dengan berpegang pada substansial hak
suara serta memiliki asimetris informasi keunggulan dibandingkan pemegang saham lainnya. Keaktifan pemegang saham institusional dalam mengambil keputusan
membuat mereka lebih protective dengan segala kegiatan perusahaan dengan tujuan agar keputusan yang mereka ambil lebih akurat. Kepemilikan oleh institusi dapat
meningkatkan pengendalian terhadap manajemen dan mengurangi peluang tindak kecurangan yang mungkin dilakukan Murwaningsari, 2009. Institusi secara
profesional akan memantau perkembangan investasinya agar dapat menghasilkan keuntungan yang ingin mereka capai.