112
dikonsolidasikan dengan perusahaan induk di negara asal mereka maka persentase kepemilikan tersebut sangat kecil, sehingga mereka menjadi kurang memperhatikan
pengungkapan CSR sebagai suatu hal yang penting untuk diungkapkan ke publik.
5. Pembahasan Hipotesis Kelima
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel Komposisi Kepemilikan Publik berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Tingkat Pengungkapan Corporate Social
Responsibility. Hasil ini didasari oleh hasil uji regresi dimana dimana hasil nilai koefisien regresi sebesar -0,148 dan uji t yang menunjukkan hasil t hitung t tabel -
3,055 1,992 dengan nilai probabilitas signifikansi sebesar 0,003 yang nilainya lebih kecil dari 0,05.. Komposisi Kepemilikan Publik berpengaruh negatif terhadap
Corporate Social Responsibility. Cahaya 2008 melakukan penelitian dan menyatakan bahwa Tingkat Pengungkapan CSR di Indonesia berada di angka 14,5 ,
hal ini berarti bahwa praktik pengungkapan CSR di Indonesia masih rendah. Kemungkinan hal ini terjadi karena publik sebagai investor yang ingin menanamkan
modalnya pada perusahaan tidak memperhatikan Tingkat Pengungkapan CSR pada prusahaan tersebut dan lebih mementingkan pergerakan harga saham. Hal ini terjadi
dikarenakan kesadaran publik yang masih kurang terhadap CSR. Publik sebagai investor lebih mementingkan pergerakan harga saham karena mereka ingin
mendapatkan return sebesar-besarnya dari investasi yang mereka lakukan. Sehingga tinggi atau rendahnya Tingkat Pengungkapan CSR tidak mempengaruhi mereka
dalam pengambilan keputusan investasi.
113
Hasil penelitian ini bertentangan dengan hasil penelitian Rivi dan Hasan 2011 yang menyatakan bahwa rasio kepemilikan publik yang tinggi diprediksikan
perusahaan akan melakukan Tingkat Pengungkapan social yang lebih, hal ini dikaitkan dengan tekanan dari pemegang saham, agar perusahaan lebih
memperhatikan tanggung jawabnya terhadap masyarakat. Akan tetapi hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nur dan Priantinah 2012 yang
menyatakan bahwa kepemilikan saham publik tidak berpengaruh terhadap pengungkapan CSR. Rahma dan Indah 2010 dalam Nur dan Priantinah 2012
menyatakan bahwa alasan yang dapat digunakan untuk menjelaskan penelitian ini adalah kemungkinan kepemilikan publik pada perusahaan di Indonesia secara umum
belum memperdulikan masalah lingkungan dan sosial sebagai isu kritis yang harus secara ekstensif untuk diungkapkan dalam laporan tahunan.
6. Pembahasan Hipotesis Keenam
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Ukuran Komite Audit, Komposisi Dewan Komisaris Independen, Komposisi Kepemilikan Institusi, Komposisi
Kepemilikan Asing, dan Komposisi Kepemilikan Publik berpengaruh positif terhadap Tingkat Pengungkapan CSR. Hasil ini berdasarkan hasil uji F yang menunjukkan
bahwa F hitung sebesar 16,802 jika dibandingkan dengan F tabel pada tingkat signifikansi 0,05 yaitu 2,345 maka nilai F hitung lebih besar dari f tabel 16,802
2,345. Nilai probabilitas sebesar 0,000 yang nilainya jauh lebih kecil dari 0,05.