26
Dari contoh kasus di atas, dapat diketahui bahwa kegiatan dari perusahaan pertambangan menimbulkan dampak negatif pada lingkungan dan masyarakat sekitar.
Oleh karena itu, sudah seharusnya perusahaan pertambangan meningkatkan kegiatan CSR sebagai salah satu bentuk pertanggung jawaban perusahaan terhadap lingkungan
dan masyarakat sekitar.
4. Good Corporate Governance GCG
World Bank Group 2007 mendefinisikan GCG adalah kumpulan hukum, peraturan dan kaidah-kaidah yang wajib dipenuhi yang dapat mendorong kinerja
sumber-sumber perusahaan bekerja secara efisien, menghasilkan nilai ekonomi jangka panjang yang berkesinambungan bagi para pemegang saham maupun
masyarakat sekitar secara keseluruhan. Forum for Corporate Governance in Indonesia FGCI, 2000 mendefinisikan Corporate Governance sebagai seperangkat
peraturan yang mengatur hubungan antara pemegang, pengurus perusahaan, pihak kreditur, pemerintah, karyawan serta para pemegang kepentingan internal dan
eksternal lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka atau dengan kata lain suatu sistem yang mengendalikan perusahaan.
Komite Nasional Kebijakan Governance 2006 berpendapat bahwa perusahaan-perusahaan di Indonesia mempunyai tanggung jawab untuk menerapkan
standar GCG yang telah diterapkan di tingkat internasional. Namun, walau menyadari pentingnya GCG, banyak pihak yang melaporkan masih rendahnya perusahaan yang
menerapkan prinsip tersebut. Masih banyak perusahaan menerapkan prinsip GCG
27
karena dorongan regulasi dan menghindari sanksi yang ada dibandingkan yang menganggap prinsip tersebut sebagai bagian dari kultur perusahaan. Asas GCG yaitu
transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi serta kewajaran dan kesetaraan diperlukan untuk mencapai kesinambungan usaha sustainability
perusahaan dengan memperhatikan pemangku kepentingan stakeholders. Menurut KNKG 2006, 5 asas yang perlu dalam penerapan GCG adalah :
1. Transparansi Untuk menjaga obyektivitas dalam menjalankan bisnis, perusahaan harus
menyediakan informasi yang material dan relevan dengan cara yang mudah diakses dan dipahami oleh pemangku kepentingan. Perusahaan harus mengambil inisiatif
untuk mengungkapkan tidak hanya masalah yang disyaratkan oleh peraturan perundang-undangan, tetapi juga hal yang penting untuk pengambilan keputusan oleh
pemegang saham, kreditur dan pemangku kepentingan lainnya. 2. Akuntabilitas
Perusahaan harus dapat mempertanggungjawabkan kinerjanya secara transparan dan wajar. Untuk itu perusahaan harus dikelola secara benar, terukur dan
sesuai dengan kepentingan perusahaan dengan tetap memperhitungkan kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan lain. Akuntabilitas merupakan prasyarat
yang diperlukan untuk mencapai kinerja yang berkesinambungan.
28
3. Responsibilitas Perusahaan
harus mematuhi
peraturan perundang-undangan
serta melaksanakan tanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan sehingga dapat
terpelihara kesinambungan usaha dalam jangka panjang dan mendapat pengakuan sebagai good corporate citizen.
4. Independensi Untuk melancarkan pelaksanaan asas GCG, perusahaan harus dikelola secara
independen sehingga masing-masing organ perusahaan tidak saling mendominasi dan tidak dapat diintervensi oleh pihak lain.
5. Kewajaran dan Kesetaraan Dalam
melaksanakan kegiatannya,
perusahaan harus
senantiasa memperhatikan kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya
berdasarkan asas kewajaran dan kesetaraan.
a. Ukuran Komite Audit
Ukuran komite audit adalah jumlah anggota komite audit dalam suatu perusahaan. Said dkk. 2009 menyatakan bahwa tanggung jawab komite audit
meliputi review departemen audit internal, mengulas rencana audit tahunan, meninjau laporan keuangan triwulan dan akhir tahun, berfokus pada perubahan kebijakan dan
praktik akuntansi, penyesuaian signifikan yang timbul dari audit, asumsi