38
Hasil penelitian yang dilakukan Hadi dan Sabeni 2002, Puspitasari 2009 juga menunjukkan bahwa kepemilikan saham publik berpengaruh signifikan terhadap
pelaporan CSR tahunan oleh perusahaan. Hal tersebut dikaitkan dengan tekanan dari pemegang saham, agar perusahaan lebih memperhatikan tanggung jawab sosialnya
terhadap masyarakat.
Indraswari dan Astika 2015 menyatakan bahwa praktik pengungkapan tanggung jawab sosial memegang peranan yang penting untuk perusahaan
karena perusahaan hidup di lingkungan masyarakat dan tak jarang aktivitasnya memiliki dampak sosial dan lingkungan.Pengungkapan tanggung jawab sosial merupakan alat
manajerial yang digunakan perusahaan untuk menghindari konflik sosial dan lingkungan. Selain itu, pengungkapan tanggung jawab sosial dapat dipandang sebagai wujud
akuntanbilitas perusahaan kepada publik untuk menjelaskan berbagai dampak sosial yang ditimbulkan perusahaan.
B. Penelitian Relevan
Penelitian yang menjelaskan tentang pengaruh tata kelola perusahaan terhadap Tingkat Pengungkapan CSR sudah banyak dilakukan di berbagai negara. Dalam
penelitian terdahulu menunjukkan hasil yang bervariasi di setiap penelitian yang dilakukan.
Penelitian yang dilakukan Said dkk. 2009 mengenai pengaruh tata kelola perusahaan terhadap tanggung jawab sosial perusahaan menggunakan sampel di
negara Malaysia. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian Said dkk. 2009 adalah ukuran dewan komisaris, dewan komisaris independen non-executive,
39
dualitas CEO, komite audit, kepemilikan manajerial, konsentrasi kepemilikan, kepemilikan asing dan kepemilikan pemerintah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
variabel dewan komisaris independen non-executive dan kepemilikan pemerintah berpengaruh positif dan ukuran dewan komisaris, dewan komisaris independen,
dualitas CEO, konsentrasi kepemilikan, kepemilikan manajerial, kepemilikan asing tidak berpengaruh.
Penelitian yang dilakukan Oh dkk. 2011 mengenai pengaruh struktur kepemilikan terhadap CSR menggunakan sampel di negara Korea. Variabel
independen yang digunakan dalam penelitian Oh dkk. 2011 adalah kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan asing. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa variabel kepemilikan institusional dan kepemilikan asing berpengaruh positif dan kepemilikan manajerial berpengaruh negatif.
Penelitian yang dilakukan Esa dkk. 2012 mengenai pengaruh corporate governance terhadap corporate social responsibility menggunakan sampel di negara
Malaysia. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian Esa dkk. 2012 adalah ukuran dewan komisaris, independent directors, ukuran perusahaan,
profitabilitas dan leverage. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel ukuran dewan komisaris, leverage berpengaruh positif, variabel independent directors
berpengaruh negatif dan variabel ukuran perusahaan, profitabilitas tidak berpengaruh. Penelitian yang dilakukan Jizi dkk. 2014 mengenai pengaruh corporate
governance terhadap corporate social responsibility menggunakan sampel di negara
40
Amerika. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian Jizi dkk. 2014 adalah dewan komisaris independen, ukuran dewan komisaris dan dualitas CEO.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua variabel diatas berpengaruh positif. Penelitian yang dilakukan Habbash 2015 mengenai pengaruh corporate
governance terhadap corporate social responsibility menggunakn sampel di negara Arab Saudi. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian Habbash 2015
adalah komite audit, dewan komisaris independen, dualitas CEO, kepemilikan pemerintah, kepemilikan keluarga dan kepemilikan institusional. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa variabel kepemilikan pemerintah dan kepemilikan keluarga berpengaruh positif, sedangkan variabel komite audit, dewan komisaris independen,
dualitas CEO dan kepemilikan institusional tidak berpengaruh.
C. Kerangka Berpikir
1. Pengaruh Ukuran Komite Audit terhadap Tingkat Pengungkapan CSR
Menurut FCGI 2001 menyatakan bahwa komite audit harus terdiri dari individu-individu yang mandiri dan tidak terlibat dengan manajemen dalam
melakukan tugas operasional perusahaan, dan harus memiliki pengalaman dalam melasanakan fungsi pengawasan secara efektif. Menurut Habbash 2015 komite
audit yang efektif bisa menjadi alat pengawasan yang sukses untuk keputusan manajer, terutama yang berkaitan dengan tanggung jawab sosial bisnis, yang akan