25
perusahaan dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas, dan pemanfaatan sustainability reporting Sinaga, 2011.
e. CSR dan Perusahaan Pertambangan di Indonesia
Kegiatan CSR merupakan sebuah kebutuhan dan keharusan bagi perusahaan pertambangan agar mendapat dukungan dari masyarakat yang bermukim di sekitar
lokasi pertambangan. Hal ini sejalan dengan teori Legitimasi dimana perusahaan melakukan aktivitas CSR dengan tujuan untuk mendapatkan legitimasi dari
masyarakat, yang artinya perusahaan mengharapkan masyarakat mendukung aktivitas perusahaan tersebut. Dengan dukungan dari masyarakat, keberlangsungan hidup
perusahaan terjamin sehingga investor merasa aman menanamkan modal di perusahaan tersebut.
Perusahaan pertambangan dalam kegiatan produksinya banyak berdampak negatif pada lingkungan. Sudah banyak kasus yang terjadi yang merupakan akibat
dari kegiatan pertambangan, seperti yang terjadi pada tahun 2006 yaitu banjir lumpur panas Lapindo di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Semburan lumpur panas ini
menyebabkan tergenangnya kawasan permukiman, pertanian, dan perindustrian di tiga kecamatan di sekitarnya, serta memengaruhi aktivitas perekonomian di Jawa
Timur. Selain itu pada tahun 2013, terowongan PT Freeport Indonesia di Big Gossan, Tembagapura, Papua runtuh, korban dari kecelakaan ini mencapai 21 orang.
26
Dari contoh kasus di atas, dapat diketahui bahwa kegiatan dari perusahaan pertambangan menimbulkan dampak negatif pada lingkungan dan masyarakat sekitar.
Oleh karena itu, sudah seharusnya perusahaan pertambangan meningkatkan kegiatan CSR sebagai salah satu bentuk pertanggung jawaban perusahaan terhadap lingkungan
dan masyarakat sekitar.
4. Good Corporate Governance GCG
World Bank Group 2007 mendefinisikan GCG adalah kumpulan hukum, peraturan dan kaidah-kaidah yang wajib dipenuhi yang dapat mendorong kinerja
sumber-sumber perusahaan bekerja secara efisien, menghasilkan nilai ekonomi jangka panjang yang berkesinambungan bagi para pemegang saham maupun
masyarakat sekitar secara keseluruhan. Forum for Corporate Governance in Indonesia FGCI, 2000 mendefinisikan Corporate Governance sebagai seperangkat
peraturan yang mengatur hubungan antara pemegang, pengurus perusahaan, pihak kreditur, pemerintah, karyawan serta para pemegang kepentingan internal dan
eksternal lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka atau dengan kata lain suatu sistem yang mengendalikan perusahaan.
Komite Nasional Kebijakan Governance 2006 berpendapat bahwa perusahaan-perusahaan di Indonesia mempunyai tanggung jawab untuk menerapkan
standar GCG yang telah diterapkan di tingkat internasional. Namun, walau menyadari pentingnya GCG, banyak pihak yang melaporkan masih rendahnya perusahaan yang
menerapkan prinsip tersebut. Masih banyak perusahaan menerapkan prinsip GCG