18 Selain itu menurut BKKBN 2009 masalah yang ada pada reproduksi
sehat yang umumnya terjadi pada remaja: a. Seks bebas yang berrsiko pada kehamilan di luar nikah.
b. Penyakit menular seksual PMS seperti Gonorrhoea GO, Sifilis LUES, Herpes Ginatal, Chlamydia, dan HIV AIDS.
c. Kekerasan seksual pada perempuan seperti pelecehan seksual dan pemerkosaan.
d. Aborsi yang di karenakan kehamilan tidak diinginkan oleh remaja yang belum menikah sehingga akan menggugurkan kandungannya aborsi karena merasa
malu. Selain masalah perawatan reproduksi sehat, aspek yang juga perlu
dipahami terkait dengan reproduksi sehat yaitu adanya potensi penyakit yang diakibatkan buruknya tingkat reproduksi sehat. Beberapa diantaranya dikenal
sebagai penyakit menular seksual PMS. Penyakit Menular Seksual PMS merupakan penyakit yang menular melalui hubungan seksual. Penyakit menular
seksual ini akan lebih berisiko bila melakukan hubungan seksual dengan berganti- ganti pasangan baik melalui vagina, oral maupun anal.
4. Faktor-faktor Penyebab Masalah Reproduksi Sehat
Faktor-faktor penyebab masalah kesehatan reproduksi dan akibatnya dapat diklasifikasikan, sebagai berikut:
a. Pergaulan bebas Pergaulan bebas dapat berdampak pada terjangkitnya pelaku oleh virus
IMS HIV. Pergaulan bebas juga dapat mendorong ke perilaku seks bebas, dimana
19 dampak buruknya dapat berupa terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan.
Selanjutnya dampak buruk berikutnya adalah terjadinya praktek aborsi. b. Pernikahan usia muda
Pernikahan muda berpotensi terjadinya kehamilan di usia muda. Jika tidak direspon secara tepat, kehamilan di usia muda berpotensi mendorong terjadinya
praktek aborsi. c. Prostitusi
Sama halnya dengan pergaulan bebas, prostitusi sangat besar berdampak pada kehamilan yang tidak diinginkan dan berpotensi berujung pada praktek
aborsi. Prostitusi juga mengancam pelakunya dengan dampak yang tidak kalah buruknya, yaitu terjangkit oleh virus IMS HIV.
d. Khitan perempuan memotong klitoris Praktek khitan pada perempuan yang dilakukan dengan memotong klitoris
berpotensi menyebabkan infeksi maupun pendarahan. Jika tidak ditangani secara cepat dan tepat, kondisi tersebut dapat mengakibatkan kematian.
e. Percaya terhadap mitos Ada beberapa mitos yang tidak benar dan dapat berakibat gangguan pada
kesehatan reproduksi perempuan. f. Melahirkan dengan dukun bayi yang tidak terlatih
Proses persalinan membutuhkan penanganan yang sangat tepat. Kesalahan dalam penanganan proses persalinan dapat berdampak pada hal-hal yang tidak
diinginkan seperti infeksi dan pendarahan. Hal tersebut dapat mengancam keselamatan perempuan yang melahirkan beserta anaknya.
20 g. Kurang gizi
Masalah kecukupan asupan gizi ke dalam tubuh merupakan kebutuhan yang vital. Perempuan yang kekurangan asupan gizi akan berdampak buruk tidak
saja kepada perempuan yang bersangkutan, namun juga kepada anak yang nantinya dikandung dan dilahirkan.
h. Anemia Sama halnya dengan masalah gizi, anemia merupakan masalah yang tidak
boleh diremehkan. Perempuan yang mengalami anemia akan berdampak buruk kepada perempuan yang bersangkutan serta anak yang nantinya dikandung dan
dilahirkan. i. Usia Muda
Faktor usia akan menentukan kematangan seseorang, termasuk dalam konteks pernikahan. Kegagalan komunikasi dan hubungan yang sehat antara
pasangan suami isteri banyak terjadi pada pasangan usia muda yang belum memiliki cukup kematangan.
j. Ketergantungan isteri pada suami Kematangan perempuan diantaranya juga dapat dilihat dari tingkat
ketergantungan isteri pada suami. Jika perempuan sangat bergantung pada suami, maka kondisi tersebut akan berdampak buruk pada kemandirian perempuan,
termasuk di antaranya adalah kemandirian dalam hal menjaga kesehatan reproduksinya.
k. Tekanan mental Hubungan yang tidak seimbang pada pasangan suami isteri berpotensi
mengganggu kesehatan reproduksi pada perempuan. Dominasi yang berlebihan
21 dari pihak suami dalam interaksi suami isteri berpotensi menciptakan tekanan
mental di pihak perempuan. Kondisi tersebut akan berdampak serius pada kesehatan reproduksi perempuan.
Organisasi kesehatan dunia WHO telah membuat daftar indikator kesehatan reproduksi secara global yang meliputi Kusmiran, 2011: 96:
a. Total fertility rate TFR b. Prevalensi kontrasepsi
c. Rasio kematian ibu d. Persentase wanita yang berkunjung sekurang-kurangnya satu kali selama
kehamilan ke pelayanan kesehatan sehubungan dengan kehamilan e. Persentase kelahiran yang ditolong oleh tenaga kesehatan professional
f. Jumlah fasilitas yang berfungsi sebagai pelayanan obstetri esensial komprehensif per 500.000 penduduk
g. Angka kematian perinatal h. Persentase kelahiran bayi hidup dengan berat lahir rendah
i. Prevalensi tes serologi positif pada ibu hamil yang berkunjung ke prenatal care
j. Persentase wanita usia reproduksi yang diskrining kadar hemoglobinnya untuk mendeteksi yang terkena anemia
k. Persentase tenaga obstetri dan ginekologi yang melakukan aborsi l. Persentase wanita usia reproduksi yang beresiko hamil yang dilaporkan
mencoba untuk hamil 2 tahun atau lebih
22 m. Laporan insidensi uretritis pada pria usia 15
– 49 tahun dan prevalensi HIV pada wanita hamil.
Kesehatan reproduksi dapat dijaga dan ditingkatkan dengan melakukan perawatan kesehatan reproduksi. Perawatan kesehatan reproduksi merupakan
suatu kumpulan metode, teknik dan pelayanan yang mendukung kesehaan reproduksi dan kesejahteraan melalui pencegahan dan penanganan masalah-
masalah kesehatan reproduksi mencakup perawatan kesehatan seksual yang bertujuan meningkatkan kualitas hidup dan hubungan antar pribadi.
5. Materi Reproduksi Sehat