74 bahwa tindakan pertama ini belum dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang
reproduksi sehat, karena masih pada tahap awal penelitian. Akan tetapi dari hasil refleksi dan evaluasi ini dapat memacu peneliti untuk lebih memperhatikan materi
dalam diskusi kelompok yang akan diberikan.Oleh karena itu peneliti perlu melanjutkan rencana tindakan berikutnya.
2. Siklius II
Pelaksanan Tindakan II: Mengenali tentang perilaku seks beresiko a.
Tahap persiapan
Guru pembimbing menyiapkan materikedua yaitu macam-macam seks beresiko. Pemilihan materi ini berdasarkan indikator mengenai resiko terkena
penyakit reproduksi pada laki-laki dan perempuan karena hubungan seks bebas. Tujuannya yaitu agar siswa mengetahui macam-macam seks beresiko.Persiapan
yang dilakukan sebelum tindakan adalah mempersiapkan hard copy materi yang di bagikan pada siswa. Pembagian kelompok seperti pada tindakan yang pertama.
Tempat yang digunakan yaitu ruang kelas,materi yang disampaikan adalah
b. Macam-macam seks beresiko
1 Homoseksual adalah satu kondisi tertentu dimana seseorang tertarik dengan sesama jenis, yang melebihi batas kewajaran dari laki-laki dengan
laki-laki. 2 Biseksual adalah satu kondisi tertentu dimana seseorang tertarik dengan
sesama jenis, yang melebihi batas kewajaran dari perempuan ke perempuan.
3 Hubungan anal dubur adalah hubungan seks yang dilakukan dengan cara memasukkan alat kelamin pria ke lubang dubur pasangan.
75 4 Hubungan seks oral melalui mulut
Hubungan seks yang dilakukan dengan cara memasukkan alat kelamin pria ke mulut pasangan.
c. Tindakan dan Observasi
Tindakan kedua dilaksanakan pada tanggal 09 Februari 2013 Kelompok dibagi menjadi 2 kelompok. Guru pembimbing memberikan materi 15 menit,
selanjutnya siswa diberikan waktu 10 menit untuk mendiskusikan materi yang telah disampaikan oleh guru pembimbing. Setiapkelompok mendiskusikan
mengenai jenis dampak buruk yang bepotensi yang diakibatkan hubungan seks yang beresiko. Dalam diskusi kali ini perwakilan dari setiap kelompok
mempresentasikan hasil diskusi dan kelompok lain memberikan masukan serta tanggapan.
Pada tindakan kedua ini siswa sebagian sudah mulai aktif dan fokus di dalam kelompoknya, saling memberikan masukan satu dan lainnya dalam diskusi
ini, tidak ada siswa yang dominan dalam diskusi ini, sudah tidak merasa malu dalam menyampaikan pendapatnya siswa.
Siswa dalam mempresentasikan sudah dengan kemuan sendiri tidak ada paksaan, dan banyak siswa dari kelompok lain sudah berani memberikan masukan
sehingga terjadi diskusi yang sangat menarik. Terjadi banyak masukan sehingga banyak pengetahuan dan dapat merefleksi kelompoknya.
d. Refleksi dan Evaluasi
Disamping siswa mendiskusikan materi yang diberikan, guru pembimbing memberikan evaluasi berbentuk instrument yang berisi tentang jabaran isi dari
76 materi yang telah disampaikan. Dengandiberikannya evaluasi mengenai jenis
dampak buruk yang berpotensi yang diakibatkan hubungan seks yang beresiko diharapkan akan meningkatkan pemahaman siswa akan bahaya seks yang tidak
sehat. Dari hasil pengamatan peneliti maupun observer, pada tindakan kedua ini
tampak bahwa setiap peserta mulai tidak malu dalam bertanya dan rasa ingin tahu siswa akan seks beresiko sangat tinggi. Hal ini dibuktikan dari sikap siswa yang
mampu mengutarakan pendapatnya dan saling memberikan masukan.Akan tetapi sebagian siswa putri masih pasif dalam diskusi karena merasa malu dan takut
untuk mengutarakan pendapat ataupun bertanya. Peneliti menyimpulkan bahwa setelah pemberian tindakan kedua ini
sebagian subjek mampu menunjukkan perubahan adanya pemahaman bahaya seks yang tidak sehat. Akan tetapi dari hasilevaluasi ini masih ada sebagian siswa yang
belum menunjukkan peningkatan pemahaman tentang reproduksi sehat.Hal ini dapat dilihat dari hasil evaluasi yang diberikan Mawar, Melati, Raflesia, dan Beo
masih pada ketegori rendah.Oleh karena itu peneliti perlu melanjutkan rencana tindakan berikutnya dan dari refleksi dan evaluasi tindakan ini dapat memacu
peneliti untuk lebih memperhatikan siwa dalam berdiskusi kelompok.
3. Siklus III