11
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Reproduksi Sehat
1. Pemahaman
Menurut Suparno 1998: 21 pemahaman dapat diartikan sebagai penguasaan sesuatu dengan pikiran. Penguasaan yang dimaksudkan disini adalah
mengerti secara mental, makna-maknanya, tujuan serta aplikasinya dalam kehidupan. Dengan demikian, siswa dikatakan memahami suatu materi bila siswa
tersebut dapat mengorganisasikan kembali pengalaman-pengalamannya dalam menyerap materi dalam suatu informasi untuk memecahkan soal-soal yang
berkenaan dengan materi tersebut. Menurut kamus besar Bahasa Indonesia 2002 pemahaman adalah proses,
cara, perbuatan memahami dan memahamkan. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto 2005: 137, pemahaman comprehension adalah mempertahankan,
membedakan, menduga estimate, menerangkan, memperluas, menyimpulkan, menggeneralisasi, memberi contoh, menuliskan kembali dan memperkirakan.
Dapat diartikan bahwa dalam memberikan materi berarti harus mengerti maksud dan tujuannya, sehingga menyebabkan siswa dapat memahami materi yang
diberikan tersebut dan siswa dapat menerangkan kembali materi yang telah diberikan serta dapat menyimpulkannya.
Pemahaman oleh Bloom Mudhoffir, 1987: 118 dapat diartikan sebagai kemampuan untuk mengerti, menginterpretasikan dan menyatakan kembali dalam
bentuk lain. Batasan di atas menunjukkan ada tiga aspek dalam pemahaman, yaitu:
12 a. Kemampuan mengenali, yaitu kemampuan untuk mengenal obyek yang
hendak dipahami b. Kemampuan menjelaskan, merupakan kemampuan menyerap arti secara
lengkap c. Kemampuan untuk memberikan kesimpulan dari informasi yang diterima.
2. Pengertian Reproduksi Sehat
Beberapa waktu yang lampau masalah remaja dengan alat reproduksinya kurang mendapat perhatian karena umur relatif muda, masih dalam status
pendidikan sehingga seolah-olah bebas dari kemungkinan menghadapi masalah penyakit yang berkaitan dengan alat reproduksinya. Namun saat ini terbukti
bahwa remaja yang sedang mencari identitas diri telah sangat mudah menerima informasi dunia berkaitan dengan masalah fungsi alat reproduksinya sehingga
cenderung menjurus ke arah pelaksanaan hubungan seksual yang semakin bebas. Istilah reproduksi berasal dari kata
“re” yang artinya kembali, “produksi” artinya menghasilkan. Jadi reproduksi berarti suatu proses melanjutkan keturunan
pada manusia demi kelestarian hidup manusia. Sedangkan yang dimaksud dengan reproduksi sehat adalah kesejahteraan fisik, mental dan sosial yang utuh dan
bukan hanya tidak ada penyakit atau kelemahan dalam segala hal yang berhubungan dengan system reproduksi dan fungsi serta prosesnya. ICDP
Kairo,1994. Adapun WHO World Health Organization memberikan batasan tentang
kesehatan reproduksi, sebagai berikut: Within the framework of WHOs definition of health as a state of complete
physical, mental and social well-being, and not merely the absence of
13 disease or infirmity, reproductive health addresses the reproductive
processes, functions and system at all stages of life. Reproductive health, therefore, implies that people are able to have a responsible, satisfying and
safe sex life and that they have the capability to reproduce and the freedom to decide if, when and how often to do so.
http:www.who.inttopicsreproductive_healthen Berdasarkan pernyataan di atas, dapat dipahami bahwa dalam kerangka
WHO World Health Organization, kesehatan didefinisikan sebagai keadaan fisik, mental dan kesejahteraan sosial, dan bukan sekedar tidak adanya penyakit
atau kelemahan. Sedangkan kesehatan reproduksi membahas proses reproduksi, fungsi dan sistem pada semua tahap kehidupan. Oleh karena itu, kesehatan
reproduksi menyiratkan bahwa orang-orang dapat memiliki kehidupan, seks yang bertanggung jawab memuaskan dan aman dan bahwa mereka memiliki
kemampuan untuk bereproduksi dan kebebasan untuk memutuskan apakah, kapan dan seberapa sering untuk melakukannya.
Sedangkan menurut BKKBN 2007 reproduksi sehat adalah kondisi dimana wanita dan pria sebagai pasangan suami istri dapat hubungan seksual
secara aman, dengan atau tujuan terjadinya kehamilan, dan bila kehamilan diinginkan wanita hamil pada umur yang tepat dan dengan jarak kelahiran yang
cukup sehingga dimungkinkan menjalani kehamilan dengan aman. Reproduksi merupakan proses melanjutkan keturunan melalui hubungan seks antara pria dan
wanita, sehingga seorang wanita akan menjadi hamil. Sedangkan batasan reproduksi sehat adalah terjadi antara pria dan wanita yang terikat oleh
pernikahan yang sah serta tidak melakukan hubungan seks secara bebas dengan pasangan yang bukan suami istri yang sah BKKBN, 2002.
14 Sementara itu, Konferensi International Kependudukan dan Pembangunan
1994 memberikan batasan tentang kesehatan reproduksi sebagai keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial yang utuh dalam segala hal yang berkaitan
dengan fungsi, peran sistem reproduksi. Pengertian sehat disini tidak semata- mata berarti bebas penyakit atau bebas dari kecacatan namun juga sehat secara
mental serta sosial kultural. The 1994 International Conference on Population and Development in
Cairo and the 1995 Fourth World Conference on Women held in Beijing memberikan perspektif yang lebih luas tentang reproduksi sehat.
Implicitly in this last condition are the right of men and women to e informed and to have access to safe, effective, affordable and acceptable
methods of family planning of their choice, as well as other methods of their choice for regulations of fertility which are not against the law and
the right of access to appropriate health-care services that will enable women to go safely through pregnancy and childbirth and provide couples
with the best chance of having a healthy infant. In line with the above definition of reproductive health, reproductive health care is defined as
the constellation of methods, techniques and services that contribute to reproductive health and well-being by preventing and solving
reproductive health problems. It also includes sexual health, the purpose of which is the enhancement of life and personal relations, and not merely
counselling and care related to reproduction and sexually transmitted
diseases.” http:www.adelaide.edu.aurcrhaboutcairo_definition.pdf
Berdasarkan pernyataan di atas, dapat dipahami bahwa adalah merupakan hak pria dan wanita untuk mendapatkan informasi dan memiliki akses ke metode
yang aman, efektif, terjangkau dan dapat diterima keluarga berencana pilihan mereka, serta metode lain pilihan mereka untuk peraturan kesuburan yang tidak
melawan hukum dan hak akses yang tepat layanan kesehatan yang akan memungkinkan perempuan untuk pergi dengan aman melalui kehamilan dan
15 persalinan dan memberikan pasangan dengan kesempatan terbaik untuk memiliki
bayi yang sehat. Sejalan dengan definisi di atas tentang kesehatan reproduksi, kesehatan reproduksi didefinisikan sebagai konstelasi metode, teknik dan jasa
yang berkontribusi terhadap kesehatan reproduksi dan kesejahteraan dengan pencegahan dan penyelesaian masalah kesehatan reproduksi. Ini juga mencakup
kesehatan seksual, tujuan yang merupakan peningkatan kehidupan dan hubungan pribadi, dan bukan hanya konseling dan perawatan yang berhubungan dengan
reproduksi dan penyakit menular seksual. Secara sosial hubungan seks baru diperbolehkan bila telah terikat dalam
perkawinan. Di tengah masyarakat Indonesia yang berdasarkan Pancasila, belum dapat diterima kehamilan tanpa status perkawinan yang resmi atau hidup bersama
tanpa perkawinan. Menghadapi gerakan keluarga berencana dianjurkan untuk menikah pada usia yang relatif dewasa 20
– 25 tahun sehingga diperlukan waktu panjang mencapai umur itu.
Menghadapi penundaan perkawinan ini para remaja memerlukan penyaluran diri sehingga terhindar dari berbagai aspek hubungan seks yang
dilakukan secara semborono. Hubungan seks yang bebas sudah tentu akan menimbulkan akibat yang tidak diinginkan yaitu kehamilan yang belum
dikehendaki, penyakit radang panggul, hingga akhirnya terjadi kemandulan Manuaba, 1998: 20.
Seksualitas dan kesehatan reproduksi remaja didefinisikan sebagai keadaan sejahtera fisik dan psikis seorang remaja, termasuk keadaan terbebas dari
kehamilan yang tak dikehendaki, aborsi yang tidak aman, penyakit menular
16 seksual PMS ter-masuk HIVAIDS, serta semua bentuk kekerasan dan
pemaksaan seksual FCI, 2000 http:www.kesrepro.info. Kebutuhan dan jenis risiko kesehatan reproduksi yang dihadapi remaja
mempunyai ciri yang berbeda dari anak-anak ataupun orang dewasa. Jenis risiko kesehatan reproduksi yang harus dihadapi remaja antara lain adalah kehamilan,
aborsi, penyakit menular seksual PMS, kekerasan seksual, serta masalah keterbatasan akses terhadap informasi dan pelayanan kesehatan. Risiko ini
dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berhubungan, yaitu tuntutan untuk kawin muda dan hubungan seksual, akses terhadap pendidikan dan pekerjaan,
ketidaksetaraan jender, kekerasan seksual dan pengaruh media massa maupun gaya hidup http:www.kesrepro.info.
Pengertian di atas memberikan batasan yang cukup jelas tentang komponen reproduksi sehat yang diantaranya meliputi hubungan seks antara pria
dan wanita, adanya kehamilan yang diakibatkan hubungan tersebut, terikat oleh pernikahan yang sah serta tidak melakukan hubungan seks secara bebas dengan
pasangan yang bukan suami istri yang sah. Selain itu, reproduksi sehat juga mengacu pada keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial yang utuh dalam segala
hal yang berkaitan dengan fungsi, peran dan sistem reproduksi termasuk keadaan terbatas, dari kehamilan yang tidak dikehendaki, aborsi yang aman, penyakit
menulas seks PMS serta bentuk kekerasan dan pelecehan seksual.
3. Masalah-masalah Reproduksi Sehat yang Umum Terjadi