22 m. Laporan insidensi uretritis pada pria usia 15
– 49 tahun dan prevalensi HIV pada wanita hamil.
Kesehatan reproduksi dapat dijaga dan ditingkatkan dengan melakukan perawatan kesehatan reproduksi. Perawatan kesehatan reproduksi merupakan
suatu kumpulan metode, teknik dan pelayanan yang mendukung kesehaan reproduksi dan kesejahteraan melalui pencegahan dan penanganan masalah-
masalah kesehatan reproduksi mencakup perawatan kesehatan seksual yang bertujuan meningkatkan kualitas hidup dan hubungan antar pribadi.
5. Materi Reproduksi Sehat
Usia anak dan remaja merupakan suatu periode transisi dalam upaya menemukan jati diri kedewasaan biologis dan psikologis. Karena usia anak dan
remaja merupakan periode kritis tetapi strategis untuk tetap dibina dan diarahkan.
Tranformasi substansi, biologis,psikologis, dan mental spiritual hanya dapat
dilakukan dalam suasana yang setara,terbuka dan harmonis penuh dengan cinta kasih sayang.
Menurut BKKBN 1997 materi reproduksi sehat dibagi sesuai dengan tingkat kematangan usia mulai dari remaja awal hingga remaja akhir, yang
dimana dibagi menjadi tiga kelompok yaitu kelompok usia 11-13 tahun,kelompok usia 14-18 tahun, dan kelompok usia 19-21 tahun, dengan masing-masing topic
bahasan materi yang disesuaikan dengan tingkat perkembangannya. Materi bahasan reproduksi sehat dari pengelompokan usia di atas meliputi
BKKBN, 1997 : a. Kelompok usia 11-13 tahun membahas tentang peran orang tua dalam
membina remaja, tumbuh kembang remaja, remaja dan reproduksi.
23 b. Kelompok usia 14-18 tahun membahas seks dan kehamilan, cara menghindari
kehamilan sebelum menikah, perilaku seksual beresiko dan akibatnya, kenakalan remaja.
c. Kelompok usia 19-21 tahun membahas kehamilan persalinan dan pasca kelahiran, pencegahan kehamilan, Penyakit Menular Seksual PMS.
Dari pengelompokan usia remaja pada reproduksi sehat peneliti lebih memfokuskan pada kelompok usia remaja 14-18 tahun dikarenakan sebagian
besar siswa kelas X berusia 16 tahun. Materi reproduksi sehat yang disampaikan meliputi seks dan kehamilan, cara menghindari kehamilan sebelum menikah,
perilaku seksual beresiko dan akibatnya, kenakalan remaja. Materi kelompok usia 14-18 tahun meliputi BKKBN,1997:
a. Seks dan Kehamilan Masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa. Anak
laki-laki beralih menjai pria dewasa dan perempuan beralih menjadi matang secara jasmani dan rohani. Dalam tumbuh kembang manusia, masa remaja
merupakan tahapan yang sangat menentukan untuk pembentukan pribadi selanjutnya.
Pada umumnya masa akil balig anak perempuan satu atau dua tahun lebih awal dari pada anak laki-laki. Masa akli balig anak perempuan sekitar usia 11-12
tahun dan anak laki-laki pada usia 13-14 tahun. Pada masa akil balig baik anak laki-laki maupun anak perempuan mengalami perubahan pada jasmani, perubahan
kejiwaan, dan perubahan tinggkah laku. Peningkatan hormon pada masa akil balig menyebabkan remaja mudah terangsang secara jasmani dan kejiwaan. Remaja
mudah sekali terpengaruh teman atau kelompoknya, akibatnya remaja yang
24 awalnya hanya sekedar ingin tahu dapat berakhir dengan melakukan hubungan
seks sebelum menikah. Hubungan seks dapat menyebabkan kehamilan bila remaja wanita berada
dalam masa subur. Walaupun hubungan seks hanya dilakukan sekali sudah menyebabkan kehamilan. Hubungan seks yang dilakukan pada saat tidak subur
tetap beresiko menyebabkan kehamilan. Hal ini disebabkan pada remaja perempuan siklus biasanya tidak teratur sehingga masa subur sulit diketahui
secara tepat. Kehamilan terjadi karena pertemuan benih laki-laki dan perempuan. Bila
terjadi ejakulasi pengeluaran sperma dan cairan mani dengan posisi alat kelamin laki-laki berada du dalam vagina memudahkan pertemuan sperma dan sel telur
yang beresiko terjadinya pembuahan dan kehamulan. Kehamilan pada remaja bisa menyebabkan beberapa resiko yang mengancam jiwa remaja perempuan dan
bayinya, yaitu: 1 Keguguran
2 Bayi lahir sebelum waktunya kurang dari 9 bulan serta berat badan rendah kurang dari 2,5 kg.
3 Proses kelahiran dengan penyulit persalinan macet dan pendarahan yang bisa mengakibatkan kematian pada calon ibu dan bayinya.
Resiko lain dari kehamilan yang tidak diinginkan, yaitu: 1 Gangguan kejiwaan seperti rasa ketakutan dan rasa tertekan yang dalam,
kadang timbul keinginan bunuh diri.
25 2 Resiko putus sekolah karena malu bertemu dengan teman dan sekolah karena
hamil. 3 Melajukan pengguguran kandungan yang tidak aman aborsi.
Remaja biasanya hubungan seks sebelum menikah sering terjadi tanpa memikirkan akibat kedepanya. Oleh karena itu remaja harus berani menolak
dengan tegas bila ada yang mengajak berhubungan seks dengan alasan apapun. b. Menghindari kehamilan sebelum menikah
Remaja usia 14 tahun hingga 18 tahun khususnya pada perempuan arus berani dan tegas mengatakan tidak bila diajak untuk melakukan hubungan seks.
Sedangkan bagi remaja laki-laki harus menghormati teman perempuan dengan tidak meminta atau memaksa untuk melakukan hubungan seks sebelum menikah.
Cara yang tepat untuk tidak menghindari kehamilan kehamilan sebelum menikah adalah tidak melakukan hubungan seks Abstinensia pada masa remaja.
Abstinensia membutuhkan komitmen, motivasi dan pengendalian diri, hal-hal tersebut sulit dilaksanakan oleh para remaja saat ini. Sebaliknya perlu
ditingkatkan kemampuan untuk menolak setiap ajakan berhubungan seks sebelum waktunya sebelum menikah. Para remaja juga perlu memahami bahwa seks
bukanlah satu-satunya cara untuk mengungkapkan kasih sayang. Hubungan seks sebelum menikah banyak mengandung resiko, seperti:
1 Kehamilan yang tidak diinginkan. Hal ini mengharuskan remaja menikah diusia dini padahal belum ada kesiapan secara lahir dan batin.
2 Penguguran kandungan, jika dilakukan tidak aman dapat terjadi pendarahan yang bisa menyebabkan kematian.
26 3 Terkena penyakit menular seksual, khususnya yang sering berganti-ganti
pasangan seksual. Remaja harus tegas untuk mengatakan tidak pada semua ajakan hubungan
seks diluar nikah. Hubungan seks yang baik, aman, sehat, serta halal hanya boleh dilakukan oleh pasangan suami istri yang sah.
c. Perilaku seksual beresiko dan akibatnya Usia remaja berada pada masa peralihan, sehingga mudah terbawa arus
dan mudah terpengaruh apalagi dalam hal mencoba sesuatu yang baru yang ingin di ketahui. Perilaku seksual yang beresiko perlu dihindari karena akan berakibat
buruk pada diri sendiri. Beberapa perilaku seksual yang perlu remaja ketahui adalah :
1 Homoseksual dan Biseksual Homoseksual adalah suatu kondisi tertentu dimana seseorang tertarik
dengan sesame jenisnya. Hubungan dan pasangan yang melebihi batas kewajaran dari laki-laki dengan laki-laki dikenal dengan istilah Gay,
sedangkan jika wanita dengan wanita lainnya dikatakan Lesbian. Mereka yang tertarik dengan sesama jenisnya dapat juga tertarik dengan lawan jenisnya
serta dorongan seksual timbul terhadap keduanya pria dan wanita, atau Biseksual. Bila remaja pernah tertarik atau mengalami satu atau dua kali
hubungan dengan sesama jenis bukan berarti selamanya menjadi homoseksual. Tetapi bisa karena terpengaruh lingkungan atau terbawa arus dari teman-
teman.
27 2 Hubungan seks anal dubur
Hubungan seks yang dilakukan dengan cara memasukkan alat kelamin pria ke lubang dubur pasangannya. Perilaku ini dapat mengakibatkan
timbulnya luka pada anus dubur. 3 Hubungan seks oral melalui mulut
Hubungan seks yang dilakukan dengan cara memasukkan alat kelamin ke mulut pasangannya. Resikonya adalah tertular penyakit menular seksual
lewat luka pada rongga mulut. d. Kenakalan remaja
Masa remaja merupakan proses di mana mengalami perkembangan dan perubahan. Remaja mulai senang berkelompok dan melakukan kegiatan secara
bersama-sama dengan teman-teman. Memiliki banyak teman merupakan hal yang diinginkan oleh setiap remaja, tetapi teman juga bisa membawa pengaruh baik
dan buruk. Remaja harus lebih berhati-hati dalam memilih teman karena pengaruh dari teman dan pergaulan sangatlah besar.
Remaja mengalami perubahan perilaku kearah negative akibat pengaruh teman dan lingkungan, misalnya menjadi pecandu obat terlarang dan minuman
keras, hal ini dilakukan agar tetap bisa diterima sebagai anggota kelompok. Di usia remaja timbul keinginan untuk dihargai, diperhatikan, dan diterima oleh
teman dan kelompok. Karena itu remaja terkadang remaja membuat keributan dan kegaduan yang bisa merugikan diri sendiri maupun orang lain lingkungan, sert
bisa melanggar hukum. Kenkaln remaja yang umumnya terjadi pada usia 14 tahun hingga 18 tahun adalah membolos sekolah, tawuran berkelahi, mencoret-coret,
kebut-kebutan, narkoba, minum-minuman keras, dan kekersan seksual.
28 Godaan untuk mencoba minuman keras dan obat terlarang dapat
membawa akibat yang tidak baik pada jiwa dan tubuh, yaitu menimbulkan ketergantungan secara jasmani atau kejiwaan. Akibat selanjutnya adalah
menimbulkan susah konsentrasi, tidak focus pada pelajaran di sekolah, serta dapat dikeluatkan dari sekolah karena menjadi pencadu narkoba.
Kekerasan seksual yang sering terjadi pada usia remaja dikarenakan dorongan seksual yang tinggi dan rasa keingin tahuan. Kekerasan seksual
biasanya terjadi dibawah ancaman atau korban dibuat tidak sadar atau tidak berdaya. Kekerasan seksual yang sering terjadi ada dua macam, yaitu :
1 Pelecehan seksual Pelecehan seksual adalah setiap bentuk perilaku yang memiliki muatan
seksual yang dilakukan seseorang atau sejumlah orang namun tidak disukai dan tidak diharapkan oleh orang yang menjadi sasaran sehingga menimbulkan akibat
negatif, seperti: rasa malu, tersinggung, terhina, marah, kehilangan harga diri, kehilangan kesucian dan sebagainya, pada diri orang yang menjadi korban.
2 Perkosaan Perkosaan adalah pelecehan paling ekstrem. Dalam banyak kasus
perkosaan dilakukan oleh orang yang sudah dikenal korban.Misalnya: teman dekat, kekasih, saudara, ayah tiri maupun kandung, guru, pemuka agama, atasan
dan sebagainya. Dalam banyak kasus lainya, perkosaan dilakukan oleh orang- orang yang baru dikenal dan semula nampak sebagai orang baik-baik yang
menawarkan bantuan misalnya, mengantarkan korban ke suatu tempat.
29 Remaja perlu waspada jika mendapat perlakuan yang mencurigakan, dan
serta menolak ajakan orang yang tidak dikenal. Kekerasan seksual akan berakibat buruk pada korban yaitu masa depan sulit dan jika hamil akan beresiko aborsi.
Sedangkan bagi pelaku kekerasan seksual akan terkena sangsi social da terlibat masalah hukum.
Pemberian materi reproduksi sehat hendaknya disesuaikan dengan kategori usia. Sebab masing-masing kategori usia memiliki kebutuhan akan materi yang
berbeda dan karaktersitik kemampuan yang tidak sama dalam memahami suatu materi. Usia remaja membutuhkan materi yang lebih berorientasi pada
pencegahan perilaku negatif yang berdampak buruk pada kesehatan reproduksi.
B. Siswa SMA Sebagai Remaja Awal