148
5. Proses komunikasi anak berkesulitan belajar dalam aktivitas di sekolah normal, dijumpai hambatan komunikasi terjadi saat penyampaian materi
pelajaran yaitu anak berkesulitan belajar tidak lancar berpendapat. 6. Faktor-faktor yang sangat kuat mempengaruhi terjadinya interaksi sosial
adalah sugesti verbal yang diberikan langsung oleh guru, orangtua dan teman. Pengaruh berupa munculnya dialog dan tindakan.
7. Upaya sekolah untuk mengatasi keterbatasan interaksi sosial yaitu dengan kegiatan ekstrakurikuler sesuai bidang yang diminati dan fasilitas
pendampingan khusus sehingga anak terdorong untuk aktif.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah peneliti paparkan, maka peneliti akan mencoba memberikan saran pada beberapa pihak terkait, yaitu:
1. guru perlu membuat modifikasi kegiatan belajar yang lebih banyak memberikan kesempatan berbicara dan berpendapat kepada anak
berkesulitan belajar, 2.
kepala sekolah diharapkan lebih mengutamakan program di luar akademik bagi anak berkesulitan belajar, karena pembinaan bakat bisa
menumbukan motivasi memiliki peran yang berdampak pada kecerdasan sosialnya karena semakin luas jangkauan interaksinya dengan orang lain,
3. baik guru, kepala sekolah, guru pendamping khusus, maupun siswa diharapkan saling membantu dalam bentuk komunikasi lebih intensif
dalam rangka pembentukan SD Negeri Banyusoco II sebagai sekolah
149
inklusif yang benar-benar memberi kenyamanan pada anak berkesulitan belajar serta anak berkebutuhan khusus lainnya.
150
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Hadis. 2006. Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus-Autistik. Bandung: Alfabeta
Abdulsyani. 2007. Sosiologi Skematika Teori dan Terapan. Jakarta PT Bumi Aksara
Abu Ahmadi. 2002. Psikologi Sosial. Jakarta. Rineka Cipta Abu Ahmadi. 2004. Sosiologi Pendidikan. Jakarta. Rineka Cipta
Abu Ahmadi. 2005. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Rineka Cipta Arif Rohman. 2009. Memahami Pendidikan dan Ilmu Pendidikan. Yogyakarta:
LaksBang Mediatama Suharsimi Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta Bandi Delphie. 2007. Pembelajaran Untuk Anak Dengan Kebutuhan Khusus.
Jakarta: Depdiknas Bimo Walgito. 2003. Psikologi Sosial Suatu Pengantar. Yogyakarta: Andi
Offset Bouman, P.J. 1976. Sosiologi: Pengertian dan Masalah-Masalah.Yogyakarta:
Yayasan Kanisius Brown, Etta. 2008. Learning Disabilities: Understanding The Problem and
Managing The Challenges. Minneapolis: Langdon Street Press Deddy Mulyana. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya D. Mercer, Cecil. 1992. Students with Learning Disabilities. New York:
Macmillan Publishing Company H.A.R. Tilaar. 2000. Pendidikan, Kebudayaan, dan Masyarakat Madani
Indonesia. Bandung: Remaja Rosdakarya Herimanto Winarno. 2011. Ilmu sosial dan Budaya. Jakarta : Bumi Aksara
Indar Mery Handayani. 2013. Interaksi Sosial Anak Berkebutuhan Khusus di SDN 016016 Inklusif Samarinda Studi Kasus Anak Penyandang Autis.
Jurnal Sosiatri-Sosiologi. 11. Hlm 1-9
151
Joppy Liando Aldjo Dapa. 2007. Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus Dalam Prespektif Sistem Sosial. Jakarta: Depdiknas
Lexy J. Moleong. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosda Karya
M. Harwell, Joan. 2001. Compelete Learning Disabilities Handbook. California: Jossey Bass
Miles, Matthew
B. A.
Michael Huberman.2009.Analisis
Data KualitatifPenerjemah: Tjejep Rohendi Rohidi. Jakarta: UI Press
Mulyadi. 2010.Diagnosis Kesulitan Belajar dan Bimbingan terhadap Kesulitan Belajar Khusus.Malang : Nuha Litera.
Mulyono Abdurrahman. 2010. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta
Mumpuniarti. 2007. Pendekatan Pembelajaran Bagi Anak Hambatan Mental. Yogyakarta: Kanwa Publisher
Munawir Yusuf. 2005. Pendidikan Bagi Anak Dengan Problema Belajar. Jakarta: Depdiknas
Nurani Soyomukti. 2013. Pengantar Sosiologi: Dasar Analisis, Teori dan Pendekatan Menuju Analisis Masalah-Masalah Sosial, Perubahan Sosial,
dan Kajian-Kajian Strategis. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media Ritzer, George. 2012.
Teori Sosiologi Dari Sosiologi Klasik Sampai
Perkembangan Terakhir PostmodernYogyakarta: Pustaka Pelajar Sari Rudiati. 2011. Potret Sekolah Inklusif di Indonesia. Makalah Seminar
Umum AKESWARI. Yogyakarta: PLB FIP UNY Soerjono Soekanto. 2010.Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta:Raja Grafindo
Persada Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan RD. Bandung: Alfabeta Suharsimi Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta Smith, J. David. 2009. InklusiSekolah Ramah Untuk Semua Editor Mohammad
Sugiarmin, MIF Baihaqi. Bandung: Nuansa Syahrial Syarbaini Rusdiyanta. 2009. Dasar-Dasar Sosiologi. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
152
Tarmansyah. 2007. Inklusi Pendidikan Untuk Semua. Jakarta: Depdiknas Tin Suharmini. 2009. Psikologi Anak Berkebutuhan Khusus. Yogyakarta:
Kanwa Publisher Zaenal
Alimin. 2004.Anak
Berkebutuhan Khusus.
Diakses dari
http:file.upi.eduDirektoriFIPJUR._PEND._LUAR_BIASA195903241 984031-ZAENAL_ALIMINMODUL_1_UNIT_2.pdf pada tanggal 16
April 2014, Jam 23.00 WIB
Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Gunungkidul
Nomor: 420109KPTS2011
Tentang Sekolah
Penyelenggara Pendidikan Inklusif Permendiknas 70 Tahun 2009 Pasal 1 Tentang Pengertian Pendidikan Inklusi
UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
153
LAMPIRAN 1. PEDOMAN WAWANCARA
154
PEDOMAN WAWANCARA
a. Informan : Anak berkesulitan belajar IA, DP, GK, JP, BB, LY, N, ML, dan PN.
Pedoman ini digunakan untuk melakukan wawancara dengan subjek penelitian yaitu anak berkesulitan belajar SD N Banyusoco II. Berikut adalah
pedoman wawancara yang digunakan oleh peneliti.
1 Proses imitasi anak berkesulitan belajar, mencakup: a pengaruh inderawi dalam proses meniru
b tokohidola yang ditiru c penampilan
d gaya mengungkapkan pembicaraan, dan e perasaan hasrat untuk meniru.
2 Proses sugesti pada anak berkesulitan belajar, mencakup: a daya kritis anak menanggapi sugesti,
b perilaku anak setelah diberi sugesti, c bentuk sugesti yang mudah dipahami,
d
pemberi sugesti yang berpengaruh, dan e sugesti yang berasal dari dalam diri.
3 Proses identifikasi anak berkesulitan belajar, mencakup: a tokoh idola yang dikagumi,
b keinginan menjadi seperti orang lain, dan c percakapan untuk mengidentifikasi orang tertentu.
4 Proses simpati anak berkesulitan belajar, mencakup: a kondisi saat ada musibah menimpa orang lain,
b kondisi saat orang mengetahui lain bergembira, dan c ketakutan atau trauma melihat suatu kejadian.
b. Informan : Siswa teman dekat anak berkesulitan belajar Pedoman wawancara untuk teman dekat anak berkesulitan belajar dalam hal
interaksi sosial subjek sehari-hari di sekolah meliputi, komunikasi, imitasi, sugesti, identifikasi, simpati, dan pengaruh faktor terhadap interaksi sosial.
c. Informan : Guru Pedoman wawancara untuk guru dalam hal interaksi sosial anak berkesulitan
belajar di kelas atau ketika dalam pengawasan guru meliputi: komunikasi, imitasi, sugesti, identifikasi, simpati, pengaruh faktor interaksi sosial, dan
usaha guru meningkatkan interaksi subjek.
d. Informan : Kepala SD N Banyusoco II Pedoman wawancara untuk kepala sekolah meliputi pengaruh faktor interaksi
sosial pada anak berkesulitan belajar sehari-hari dan upaya sekolah yang dirancang untuk meningkatkan interaksi sosial.
155
Petunjuk Pengisian Lembar Wawancara •
Tulislah keterangan biodata narasumber dengan menggunakan inisial sebelum wawancara dimulai
• Persipakan alat perekam apabila diizinkan oleh narasumber
• Mulailah bertanya dengan narasumber
• Tuliskan jawaban secara singkat pada kolom jawaban responden dan
catatan penjelas apabila diperlukan •
Segera akhiri dialog jika sudah cukup menjawab permasalahan •
Berikan penghargaan atas partisipasinya •
Tulis dengan jelas identitas observer disertai tanda tangan
Tabel 12. Pedoman Wawancara Subjek Penelitian No.
Daftar Pertanyaan Jawaban
Responden A.
Proses Imitasi Pada Anak Berkesulitan Belajar
4. Apakah pernah menirukan seseorang? 5. Bagaimana prosesnya hingga bisa meniru seseorang?
melihat, mendengar, atau merasakan 6. Siapa tokoh idola yang ingin ditirukan?
7. Mengapa menirukan tokoh idola tersebut? 8. Apakah suka memakai pakaian dan bergaya seperti
tokoh idola? 9. Apakah pernah membicarakan tentang meniru
kepada orang lain?
B. Proses Sugesti Berlangsung Pada Anak Berkesulitan