Identifikasi Faktor-Faktor Terjadinya Interaksi Sosial

20 kelima sebab sugesti mudah diterima oleh seseorang khususnya pada anak berkesulitan belajar ini akan digali satu per satu. Anak berkesulitan belajar tentu akan memiliki ciri khas tersendiri dalam menanggapi sebuah sugesti yang ditujukan pada si anak. Faktor sugesti yang mendukung terjadinya interaksi sosial pada anak berkesulitan belajar akan ditelaah melalui daya kritis, alur berpikir, isi sugesti, pemberi sugesti, dan juga sugesti yang berasal dari dirinya sendiri.

c. Identifikasi

Identifikasi sebenarnya merupakan kecenderungan-kecenderungan atau keinginan-keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain. Identifikasi sifatnya lebih mendalam daripada imitasi, karena kepribadian seseorang dapat terbentuk atas dasar proses ini Soerjono Soekanto, 2010: 61. Identifikasi dapat dipahami bahwa bentuk imitasi yang lebih menyeluruh dan mendalam. Imitasi sifatnya hanya meniru pada hal yang tampak sedangkan identifikasi kecenderungan untuk ingin menjadi sama dengan orang yang dikaguminya baik secara penampilan, tingkah laku, dan sifat-sifatnya. Bimo Walgito 2010: 73 menjelaskan bahwa sesuai dengan perkembangan anak, mula-mula anak mengidentifikasi diri pada orang tuanya, tetapi kemudian setelah anak masuk sekolah, tempat identifikasi dapat beralih dari orang tua kepada gurunya atau kepada orang lain yang dianggapnya bernilai tinggi dan yang dihormatinya. Pendapat ini berkaitan dengan proses identifikasi berkaitan erat dengan lingkungan baru yang 21 ditemui dalam intensitas waktu tertentu. Waktu yang dibutuhkan berbeda karena identifikasi tidak sekedar meniru pada hal yang tampak melainkan berusaha untuk menjadi seperti orang lain dari penampilan, sikap, dan tingkah laku. Identifikasi sebagai salah satu faktor terjadinya interaksi sosial bisa dikatakan sebagai bentuk imitasi tetapi lebih mendalam. Anak berkesulitan belajar ketika di lingkungan sekolah menjumpai lingkungan dengan berbagai latar belakang individu yang berbeda-beda. Fokus pengamatan dan penggalian informasi untuk mendapatkan penjelasan identifikasi ini berdasarkan sosok yang di identifikasi oleh anak berkesulitan belajar tersebut. Peneliti dalam hal ini perlu mengetahui sosok yang dikagumi anak berkesulitan belajar. Anak berkesulitan belajar bisa mengidentifikasi pasti berawal dari informasi atau membahas sosok yang ia kagumi. Proses masuknya informasi atau pembahasan oleh anak berkesulitan belajar ini yang akan menjadi salah satu data penelitian.

d. Simpati