Proses Identifikasi Anak Bekesulitan Belajar Proses Simpati Anak Bekesulitan Belajar

125 penguatan. Subjek terkadang harus disuruh dahulu untuk bisa mengerjakan hal-hal yang menjadi kewajiban seperti ibadah dan belajar.

3. Proses Identifikasi Anak Bekesulitan Belajar

Tabel 8. Display Data Proses Identifikasi Anak Berkesulitan Belajar Sumber Data Metode Pengumpulan Data Deskripsi Hasil Temuan Anak Berkesulitan Belajar, Teman Anak Berkesulitan Belajar, dan Guru Kelas Wawancara - Anak mengidentifikasi sosok, tokoh, atau idola orang terdekat di lingkungannya yang pernahmereka jumpai tetapi kebanyakan tidak memiliki sosok yang diidentifikasi. - Anak belum memiliki keinginan menjadi seperti orang lain atau berpikiran untuk mengidentifikasi hanya sebatas kagum tanpa disertai prilaku khusus. - Beberapa anak membicarakan ketertarikannya dengan sosok tertentu dan ingin menjadi seperti sosok tersebut. Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa proses identifikasi belum terlalu kuat berpengaruh dalam diri subjek. Beberapa anak memiliki idola yang mereka kagumi berasal dari orang terdekat di lingkungannya namun belum konsisten ingin mengidentifikasi personal tertentu dan masih cenderung berubah-ubah. Kebanyakan subjek malah tidak memiliki sosok yang ingin diidentifikasi. Subjek belum memiliki keinginan untuk jadi seperti apa yang mereka kenal hanya sebatas kagum tanpa disertai perilaku khusus. Pembicaraan mengenai identifikasi hanya terjadi pada beberapa subjek dan masih terbatas 126 ketertarikan kepribadian tertentu yang suatu saat ingin seperti orang tersebut.

4. Proses Simpati Anak Bekesulitan Belajar

Tabel 9. Display DataProses Simpati Anak Berkesulitan Belajar Sumber Data Metode Pengumpulan Data Deskripsi Hasil Temuan Anak Berkesulitan Belajar, Teman Anak Berkesulitan Belajar, dan Guru Kelas Wawancara - Anak banyak mengalami ketakutan bersifat reflek terhadap hewan tertentu tetapi ada anak yang merasa trauma psikis karena penah mendapatkan bullying dari teman-temannya - Anak tidak terpengaruh hanya sebatas ikut merasa senang ketika melihat orang lain bahagia dan belum memiliki motivasi bersaing hanya pada beberapa anak ditemukan ingin seperti temannya yang pernah mendapatkan prestasi, hadiah, atau ditunjuk sebagai ketua kelas. - Anak memiliki kepedulaian ketika teman membutuhkan pertolongan tetapi terkadang hanya melihat atau sebatas membantu secara beramai-ramai. Berdasarkan hasil wawancara didapati bahwa semua subjek memiliki rasa simpati. Simpati yang bersifat intelektual yaitu saat melihat peristiwa oranglain tertimpa musibah maupun ketika orang lain bergembira maupun simpati yang bersifat reflek. Subjek banyak mengalami ketakutan bersifat reflek terhadap hewan tertentu tetapi ada anak yang merasa trauma psikis karena penah mendapatkan bullying 127 dari teman-temannya Subjek ketika melihat teman membutuhkan pertolongan sudah ada kepedulian walaupun ada yang hanya sebatas melihat atau ikut menolong beramai-ramai. Peristiwa lain saat melihat orang lain memperoleh kebahagiaan subjek hanya ikut merasa senang. Subjek tidak terpengaruh dengan kebahagiaan yang diperoleh orang lain tetapi ada juga yang mengungkapkan bahwa memiliki keinginan untuk mendapatkan hal yang sama seperti saat melihat teman mendapat nilai baik, juara kelas, dan menjadi ketua kelas.

5. Proses Komunikasi Anak Berkesulitan Belajar Dalam Interaksi Sosial