Tujuan dan Manfaat Penelitian

4. Guru, memperoleh informasi dan pengetahuan praktis dalam rangka mengembangkan diri mereka guna meningkatkan mutu pendidikan di sekolah.

D. Urgensi Penelitian

Secara khusus penelitian ini akan menghasilkan pedoman implementasi model pemanfaatan modal social yang dapat diguakan untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah menengah atas. Pedoman ini diharapkan dapat digunakan oleh semua pihak yang terkait dengan penyelenggaraan pendidikan di tingkat sekolah menengah atas. Untuk mencapai tujuan utama dalam penelitian ini, penelitian ini akan dilaksanakan dalam 3 tahun. Secara umum luaran rangkaian kegiatan penelitian ini digambarkan sebagai berikut: KEGIATAN PRODUKHASIL Tahun ke-1 - Studi pendahuluan terhadap model pemanfaatan modal social di Sekolah Menengah Atas di Yogyakarta. - Analisis kondisi modal social yang ada di sekolah-sekolah di Yogyakarta - FGD pentingnya modal social untuk meningkatan mutu pendidikan - Analisis model modal social yang tepat untuk diterapkan Tahun ke-1 - Diketahui modal-modal social yang ada dan dapat dikembangkan di sekolah menengah atas - Terpetakannya kondisi modal social yang paling dominan di Yogyakarta - Draft model pemanfaatan modal social yang siap di valdasi - Publikasi pada jurnalseminar ilmiah Tahun ke-2 - Validasi draft model pemanfaatan modal social - Ujicoba draft model pemanfaatan modal social - Sosialialisasi model pemanfaatan modal social Tahun ke-2 - Model dan perangkat pemanfataan modal social yang telah tervalidasi - Termantapkan dan tersempurnakannya model dan perangkat pemanfataan modal social - Publikasi jurnalseminar ilmiah Tahun ke-3 - FGD bagi elemen-elemen pendidikan di sekolah menengah atas - Pelatihan bagi guru dan kepala sekolah - Pengembangan model difusi Tahun ke-3 - Model difusi untuk implementasi model pemanfaatan modal social di sekolah- sekolah menengah atas di Yogyakarta - Publikasi ilmiah pada jurnalseminar ilmiah 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Modal Sosial

Modal sosial untuk pertama kali diperkenalkan Lyda Judson Hanifan seorang pendidik di Amerika Serikat dan konsep itu dibukukan pada tahun 1916 yang berjudul The Rural School Cummunity. Pada saat itu hal pertama yang didiskusikan adalah bagaimana, masyarakat dapat mengawasi kemajuan sekolah. Hal ini pada saat sekarang disebut dengan komite sekolah. Modal sosial bukanlah modal dalam arti harta kekayaan atau uang seperti dalam ilmu ekonomi, tetapi lebih mengandung arti sebagai aset atau sumberdaya resources penting dalam kehidupan sosial. Cohen dan Prusak 2001 berpendapat bahwa modal sosial adalah kumpulan dari hubungan yang aktif diantara manusia: rasa percaya, saling pengertian, dan kesamaan nilai dan perilaku yang mengikat anggota dalam sebuah jaringan kerja dan komunitas yang memungkinkan adanya kerjasama. Robert Putnam 1993 mendefinisikan modal sosial sebagai suatu nilai mutual trust kepercayaan antara anggota masyarakat dan masyarakat terhadap pemimpinnya. Modal sosial merupakan institusi sosial yang melibatkan jaringan networks, norma-norma norms,dan kepercayaan sosial social trust yang mendorong kolaborasi sosial koordinasi dan kooperasi untuk kepentingan bersama. Lebih jauh Putnam memaknai asosiasi horisontal tidak hanya yang memberi desireable outcome hasil pendapatan yang diharapkan melainkan juga undesirable outcome hasil tambahan. Selanjutnya Putnam 2000 berpendapat modal sosial mengacu pada hubungan antar-individu, jaringan sosial dan norma-norma resiprositas dan kepercayaan yang muncul dari hubungan tersebut. Dalam arti bahwa modal sosial berkaitan erat dengan apa yang disebut sebagai kebajikan sosial. Sementara Pierre Bourdieu 1970 mendefinisikan modal sosial sebagai “sumber daya aktual dan potensial yang dimiliki oleh seseorang berasal dari jaringan sosial yang terlembagakan serta berlangsung terus-menerus dalam bentuk pengakuan dan perkenalan timbal balik atau dengan kata lain: keanggotaan dalam kelompok sosial yang memberikan kepada anggotanya berbagai bentuk dukungan kolektif”. Modal sosial menekankan pentingnya transformasi dari hubungan sosial sesaat dan rapuh, seperti pertetanggaan dan pertemanan, menjadi hubungan bersifat jangka panjang yang diwarnai munculnya kewajiban terhadap orang lain. 9