Latar Belakang Pernikahan Poligami
114 hatinya dengan keyakinan yang justru membuat keadaan batinnya tertekan dengan
perasaan-perasaanya. Perubahan sikap suami yang semula menjadi suami yang lembut dan penuh
kasih sayang berubah menjadi suami yang kasar dialami oleh SN, SY dan SS. Pada dasarnya hal ini terjadi karena suami lebih cenderung kepada istri muda.
Ketertarikan terhadap individu baru yang masuk dalam kehidupannya membuat seseorang meninggalkan individu yang sudah lama ia kenal. Hal ini sering kali
menimbulkan perasaan dengki diantara para istri. Seperti yang dijelaskan oleh Jamruhi dalam Verdi, 2008:1 bahwa timbulnya rasa dengki dan permusuhan
diantara istri diakibatkan suami lebih mencintai satu istri dibandingkan dengan istri lain atau kurang adanya keadilan.
Dampak lain yang terjadi adalah suami yang tidak adil dalam pemberian nafkah, baik nafkah lahir maupun batin. TG tidak pernah mendapatkan nafkah
batin dari suami setelah suaminya menikah lagi dengan perempuan lain. Sikap kurang adil yang ditunjukkkan oleh suami kepada para istri mengakibatkan
hubungan kurang harmonis antara suami dengan istri-istrinya. Kondisi ini terjadi pada subyek SN, SY, dan SS yang merasakan tidak adanya kontak batin dan
hubungan yang tidak harmonis dengan suami. Seperti yang dikemukakan oleh Spring dalam Nurhayyu, 2009:16 bahwa dampak psikologis yang terjadi pada
istri pertama yang komitmen perkawinannya dikhianati adalah kehilangan hubungan baik dengan suaminya dan akan bertanya siapakah ia sekarang.
Poligami membuat istri pertama cenderung verigis, yaitu tidak memiliki keinginan berhubungan intim dengan suami. Hal ini terjadi pada SY yang tidak
115 mau berhubungan intim dengan suami setelah suaminya menikah. SY tidak dapat
berhubungan intim dengan suami dikarenakan perasaan sakit hati SY yang dalam kepada suaminya sehingga SY tidak mampu lagi melayani suaminya. SY merasa
menjadi seorang istri yang tidak berharga bagi suaminya karena suaminya tega menikah dengan perempuan lain. Sesuai dengan penjelasan Spring dalam
Nurhayyu, 2009:16 bahwa dampak psikologis bagi istri pertama adalah bukan lagi menjadi seorang yang berharga untuk suami yang menyadari bahwa ia bukan
lagi menjadi satu-satunya orang yang berada di sisi suami yang mengakibatkan harga dirinya terluka dan merasa kehilangan penghargaan dirinya. Dapat dilihat
bahwa dampak poligami disini adalah merendahkan harga diri istri pertama. Istri pertama seolah tidak dihargai keberadaannya sehingga kondisi ini semakin
menyudutkan dan menjadikan suatu tekanan tersendiri bagi istri pertama. Meskipun banyak terjadi dampak psikologis yang tidak baik bagi kehidupan
istri pertama, status dalam ikatan pernikahan masih dibutuhkan pada istri pertama dalam pernikahan poligami. Masih diakuinya sebagai seorang istri menjadi satu
hal positif yang dapat diperoleh dari pada tidak mempunyai suami dan menyandang status janda. Hal ini dirasakan oleh SY yang merasa terganggu
dengan status janda yang dianggap tidak baik di masyrakat. Berdasarkan pemaparan di atas, poligami yang dijalani oleh subyek lebih
banyak menimbulkan dampak negatif dari pada dampak negatifnya. Banyak ketidakbahagiaan yang dirasakan akibat poligami yang dilakukan. Perasaan-
perasaan yang muncul akibat dilaksanakannya pernikahan poligami menjadikan
116 beban tersendiri bagi para istri pertama. Meskipun demikian, subyek tetap
bertahan dalam pernikahan yang dijalankannya.