44
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini, pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif, karena pendekatan ini dirasa paling tepat dan cocok untuk penelitian
tersebut. Kirk dan Miller Lexy J Moleong, 2009:4 mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang
secara fundamental bergantung dari pengamatan pada manusia baik dalam kawasannya maupun dalam peristilahannya. Sedangkan Jane Richie Lexy J
Moleong, 2009:6 menjelaskan bahwa penelitian kualitatif adalah upaya untuk menyajikan dunia sosial, dan perspektifnya di dalam dunia, dari segi konsep,
perilaku, persepsi, dan persoalan tantang manusia yang diteliti. Dari kajian tersebut, dapat disimpulkan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang
bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian secara holistik dann dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan
bahasa, pada suatu konteks yang khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.
Penelitian ini secara spesifik lebih diarahkan pada penggunaan metode studi kasus. Sebagaimana pendapat
Suharsimi Arikunto 2005: 142 yang menyebutkan bahwa studi kasus adalah suatu penelitian yang dilakukan secara
intensif, terinci dan mendalam terhadap suatu organisasi, lembaga atau gejala tertentu.
45 Menurut Lincoln dan Guba Deddy Mulyana, 2008: 201 penggunaan studi
kasus sebagai suatu metode penelitian kualitatif memiliki beberapa keuntungan, diantaranya adalah:
1. Studi kasus merupakan sarana utama bagi penelitian emik, yakni
menyajikan pandangan dari subjek yang diteliti. 2.
Studi kasus menyajikan uraian yang menyeluruh yang mirip dengan apa yang dialami pembaca dalam kehidupan sehari-hari.
3. Studi kasus merupakan sarana efektif untuk menunjukkan hubungan
antara peneliti dan responden. 4.
Studi kasus memungkinkan pembaca untuk menemukan konsistensi internal yang tidak hanya merupakan konsistensi gaya dan konsistensi
faktual tetapi juga keterpercayaan trust worthiness 5.
Studi kasus memberikan “uraian tebal” yang diperlukan bagi penilaian atas transferabilitas.
Peneliti bisa langsung berinteraksi dengan subyek penelitian, mencari makna dibalik perilaku yang dilakukan oleh pelaku praktek pernikahan poligami dan
penelitian kualitatif mengutamakan data langsung atau first hand tangan pertama, karena peneliti bertindak langsung sebagai instrumen penelitian.
Dengan demikian informasi yang didapat akan semakin akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.
B. Langkah-langkah Penelitian
Dalam penelitian ini, agar pelaksanaan dalam penelitian berjalan dengan terarah dan sistematis, maka disusun tahapan-tahapan penelitian. Menurut Lexy J
Moleong 2009:127-148, ada 3 tahapan dalam pelaksanaan penelitian. 1.
Tahap Pra-lapangan Peneliti mengadakan survei pendahuluan. Selama proses survei ini,
peneliti mengadakan penjajakan lapangan terhadap latar penelitian,
46 mencari data dan informasi tentang istri pertama dari pernikahan poligami.
Peneliti juga menempuh upaya konfirmasi ilmiah melalui penelusuran literatur buku dan referensi pendukung penelitian.
Pada tahap ini peneliti melakukan penyusunan rancangan penelitian yang meliputi garis besar metode penelitian yang digunakan dalam
melakukan penelitian. Proses yang dilakukan peneliti selanjutnya adalah administrasi. Proses
administrasi yang dilakukan peneliti meliputi kegiatan dengan perijinan kepada pihak yang berwenang. Tahap ini dilaksanakan pada bulan Juli.
2. Tahap Pekerjaan Lapangan
Peneliti dalam tahap ini akan memasuki dan memahami latar penelitian dalam rangka pengumpulan data yang dibutuhkan. Tahap ini
dilaksanakan pada bulan September sampai dengan bulan November. 3.
Tahap Analisis Data Tahap yang ketiga dalam penelitian ini adalah analisis data. Peneliti
dalam tahap ini melakukan serangkaian proses analisis data kualitatif sampai pada interpretasi data-data yang telah diperoleh sebelumnya.
Selain itu juga menempuh proses triangulasi data yang akan membandingkan hasil wawancara dengan hasil observasi selama proses
pengumpulan data. Tahap ini akan dilaksanakan pada bulan Juli.
47
C. Subjek Penelitian
Dalam sebuah penelitian, tentu saja tidak akan terlepas dari siapa yang akan diteliti atau siapa yang akan menjadi subjek dari penelitian tersebut. Menurut
Suharsimi Arikunto 2005:200 subjek penelitian adalah benda, hal, atau organisasi tempat data atau variable penelitian yang dipermasalahkan melekat.
Tidak ada satu pun penelitian yang dapat berjalan tanpa adanya subjek penelitian, karena seperti yang telah diketahui bahwa dilaksanakannya penelitian dikarenakan
adanya masalah yang harus dipecahkan. Hal ini dilakukan dengan jalan mengumpulkan data sebanyak-banyaknya dari informan.
Melihat keterbatasan peneliti, maka subyek yang digunakan tidak keseluruhan warga yang menjadi istri pertama dalam pernikahan poligami di Kecamatan
Ngemplak, akan tetapi peneliti menentukan subjek penelitian berdasarkan pertimbangan dan karakteristik tertentu. Terkait dengan pertimbangan dan
karakteristik tertentu tersebut, maka diperlukan beberapa kriteria. Kriteria yang digunakan oleh peneliti adalah sebagai berikut:
1. Menjadi istri pertama dalam pernikahan poligami.
2. Berdomisili atau bertempat tinggal di Kecamatan Ngemplak.
3. Berusia dibawah 50 tahun.
4. Sudah menjalankan pernikahan poligami minimal selama 3 tahun.
D. Setting Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Ngemplak. Kecamatan Ngemplak dipilih sebagai setting penelitian dikarenakan adanya praktek pernikahan poligami