Poligami dalam Islam Kajian tentang Poligami
30 menjadi yatim dan tidak dapat ditempuh dengan jalan lain kecuali dengan
menikahinya. d.
Istri yang sudah diceraikan perlu ingin rujuk atau kembali menikah padahal suaminya sudah menikah dengn wanita lain.
e. Seorang pria yang sudah beristri jatuh cinta kepada wanita lain yang tidak
dapat dihindarinya serta kalau tidak dinikahi maka dia akan terjun kepada perbuatanh zina.
f. Sebab-sebab lain yang menurut pertimbangan yang masuk bahwa poligami
merupakan satu-satunya jalan yang halal dan dapat ditempuh. Ditambahkan lagi oleh Musdah Mulia 2004;49-67, berbagai alasan yang
melatarbelakangi praktek pernikahan poligami di masyarakat yaitu: a.
Alasan pertama dan yang paling mendasar bagi maraknya poligami dikalangan masyarakat adalah bahwa poligami merupakan sunnah Nabi dan
memiliki landasan teologis yang jelas yakni ayat 3 surah An-Nisa’. Oleh karena itu, melarang poligami berarti melarang hal yang mubah atau
dibolehkan Allah dan itu berarti menentang ketetapan Allah. Pertama-tama perlu diluruskan pengertian masyarakat yang keliru mengenai sunnah.
Sunnah adalah keseluruhan perilaku Nabi, dalam bentuk ketetapan, ucapan, tindakan yang mencakup seluruh aspek kehidupan beliau sebagai Nabi dan
Rosul. Akan tetapi, di masyarakat pengertian sunnah Nabi selalu dikaitkan dengan poligami.
b. Alasan kedua yang sering diangkat di masyarakat dalam perbincangan
mengenai poligami adalah kelebihan jumlah perempuan atas laki-laki. Pandangan ini tidak sepenuhnya benar. Argumen yang sering disampaikan
berkaitan dengan kelebihan jumlah perempuan bahwa apabila jumlah perempuan usia kawin lebih besar daripada jumlah laki-laki usia kawin, maka
31 melarang poligami sama artinya dengan menghianati kemanusiaan dan
memperkosa hak kaum perempuan. c.
Menghindari selingkuh dan zina merupakan alasan lain untuk berpoligami. Argumen yang sering dilontarkan oleh kelompok propoligami adalah bahwa
dengan berpoligami para suami terhindar dari perbuatan mengumbar nafsu seksual mereka secara semena-mena.
d. Istri mandul atau berpenyakit kronis yang sulit disembuhkan menjadi alasan
selanjutnya untuk melaksanakan poligami. Muslim di berbagai belahan dunia membenarkan poligami dengan alasan yang berkenaan dengan hak laki-laki
untuk memiliki keturunan, akan tetapi perlu dilakukan pemeriksaan medis untuk mengetahui kebenaran penyakit tersebut.
e. Pertimbangan anak-anak agar tetap punya bapak dan demi keutuhan keluarga.
Hal ini disebabkan karena perceraian di masyarakat masih dianggap sebagai hal yang tidak lazim dilaksanakan dan dipandang sebagai aib.
Berdasarkan ketiga pendapat tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa alasan yang berkembanng di masyarakat pada praktek pernikahan poligami adalah istri
mandul, istri mempunyai penyakit sehingga tidak bisa melayani suami, suami mempunyai kbutuhan seks yang luar biasa, jumlah perempuan lebih banyak dari
pada jumlah laki-laki, poligami merupakan sunah Rasul, menghindari selingkuh dan zina, dan pertimbangan bagi anak-anaknya agar tetap mempunyai bapak.
32