Subjek I RM Deskripsi Subjek Penelitian
64 belanjakan untuk barang-barang yang bisa diinvestasikan. Dari situ SN sudah
mempunyai beberapa barang berharga yang bisa ia jadikan pegangan untuk kehidupannya kelak. Akan tetapi setelah menikah, SN ikut dengan suaminya
pindah ke Jogja karena suaminya berasal dari Jogja. Sebab itulah SN berhenti bekerja.
RT merupakan suami dari SN. Pertemuan SN dengan RT berawal dari pernikahan kakak SN. Waktu itu kakak SN sedang menikah, kebetulan RT juga
hadir dalam pernikahan tersebut karena pada saat itu RT bekerja di Madiun. SN dikenalkan dengan RT, tidak butuh waktu yang lama untuk saling berhubungan,
lima bulan kemudian RT melamar SN. Lamaran dari suami SN diterima baik oleh keluarga SN, akhirnya SN menikah, kala itu usianya 22 tahun. Setelah tiga tahun
menikah dan mempunyai seorang anak, RT mengajak SN untuk pindah ke Jogja, SN menuruti suaminya untuk pindah ke Jogja. Perpindahan SN mengakibatkan
keadaan berubah, SN dan RT tidak mempunyai pekerjaan. RT hanya bekerja di sawah warisan milik RT yang hasilnya tidak menentu, sedangkan kebutuhan
semakin meningkat. SN berusaha mencari pekerjaan, akan tetapi sulit untuk didapatkan karena pendidikan SN yang hanya SMP. Keadaan membuat SN tidak
bisa tinggal diam, SN membuka usaha kecil-kecilan dengan membuka warung. Pada suatu ketika, SN meninggalkan rumah dengan alasan untuk bekerja, akan
tetapi tujuannya tidak jelas akan kemana. Berawal dari itu, RT pergi selama lima bulan,kalaupun pulang hanya untuk mengambil uang dan menjual apa pun yang
bisa dijual untuk dijadikan uang. Pada saat pulang yang terakhir, RT meminta ijin kepada SN untuk menikah lagi. SN sakit hati mendengar suaminya
65 menyampaikan keinginannya untuk menikah lagi. SN terpaksa menyetujui
keinginan suaminya, mengingat kondisi RT yang seperti itu. Hingga pada suatu ketika SN dipertemukan dengan calon istri muda RT, tampak luar hubungan SN,
RT, dan calon istri muda terlihat baik, akan tetapi hati SN tidak bisa ditutupi bahwa SN sakit hati dan cemburu melihat RT bercanda gurau dengan wanita lain.
Dua minggu setelah pertemuan itu, RT dan istri mudanya menikah dengan status pernikahan siri. Pada saat itu usia perkawinan SN menginjak angka 8
tahun. Istri muda RT langsung diboyong dan satu rumah dengan SN. Kondisi ini membuat SN semakin terpojok. Setiap hari SN melihat suaminya bersama wanita
lain. Hal ini membuat SN semakin cemburu dan merasa tidak dianggap lagi keberadaannya, ditambah dengan sikap RT yang selalu mementingkan istri muda.
Untuk mengatasi masalah perasaan yang dirasakan SN, SN menyibukkan diri dengan berjualan di warung, dengan itu sedikit perasaan SN sudah mulai bisa
tenang dan tidak terlalu terifikirkan dengan perasaan cemburu dan iri pada sikap suaminya.
Semenjak itulah sikap RT menjadi berubah kepada SN, SN merasa sudah tidak mempunyai kontak batin dengan suaminya. SN hanya berkomunikasi
dengan suaminya jika dirasa memang perlu saja, jika tidak SN tidak pernah memulai pembicaraan dengan suaminya. Hal ini mengakibatkan hubungan SN
dengan RT menjadi tidak baik. Begitu juga hubungan SN dengan istri muda, hubungan mereka juga kurang harmonis meskipun hidup satu rumah.
Terkait dengan masalah ekonomi, SN tetap mendapatkan nafkah dari RT, meskipun tidak seperti dulu. SN juga tidak serta merta mengandalkan uang
66 pemberian dari suaminya. RT yang bekerja di sawah dan memiliki kolam ikan
tidak bisa dijadikan sebagai pegangan hidup karena uang yang dihasilkan tidak bisa menjanjikan. Untuk menambah ekonomi keluarga, SN membuka warung di
depan rumahnya. Hasil dari berdagang bisa menambah dan mencukupi kebutuhan hidup diri dan anak-anaknya.
Menurut penuturan SN, sekarang ia sudah tidak merasakan kebahagiaan seperti dulu sebelum suaminya menikah lagi. Sikap RT yang berubah membuat
kebahagiaan itu tidak tampak lagi dalam kehidupan rumah tangganya. Meskipun demikian, SN tidak menginginkan bercerai dengan RT. SN tetap bertahan dalam
pernikahannya yang sekarang meskipun tidak dirasakan lagi kebahagiaan. Hal ini dikarenakan perasaan sayang SN kepada RT yang besar sehingga SN tidak mau
berpisah dengan suaminya. SN hanya bisa berharap akan ada perubahan sikap dari suaminya sehingga SN dapat merasakan kebahagiaan seperti dulu. Meskipun
demikian, SN tetap merasa bahagia karena memiliki anak-anak yang sayang dan mengerti keadaan SN.