Analis Data METODE PENELITIAN
61 serius dan terarah. Setelah kurang lebih 2 tahun RM dan TD mempunyai
hubungan yang serius, akhirnya RM dan TD menikah. Usia RM pada waktu menikah adalah 23 tahun.
Setelah menikah, tidak lama kemudian RM hamil dan mempunyai anak, karena kesibukannya mengurus anak dan rumah tangganya, RM memutuskan
untuk keluar dari pekerjaannya dan memilih menjadi ibu rumah tangga. Kegiatan menjadi ibu rumah tangga masih ia lakukan sampai sekarang, atas perintah TD,
RM tidak bekerja dan memilih menjadi ibu rumah tangga. Kegiatan sehari-hari RM hanya mengurus rumah tangga, akan tetapi beberapa bulan terakhir RM
mengasuh anak dari istri muda TD. Keluarga RM berjalan dengan baik tanpa ada masalah yang begitu berarti.
Hingga pada suatu ketika, TD mengungkapkan bahwa ia ingin menikah lagi. Saat itu RM kaget mendengar TD ingin mempunyai istri lagi, mengingat tidak ada
masalah yang begitu berarti dalam pernikahannya. Alasan TD ingin menikah, TD ingin menolong wanita yang ingin dinikahi karena wanita itu seorang perantau
dan seorang non muslim, TD ingin mengajak wanita itu menjadi seorang yang mualaf. RM merasa sakit hati dengan sikap TD, ia merasa tidak berharga lagi
untuk suaminya, oleh karena itu ia tidak menyetujui jika TD menikah lagi dengan oranglain. Meskipun demikian, TD tetap gigih meminta RM untuk menyetujui
keinginannya, hampir pada setiap pembicaraan TD meminta restu kepada RM. Mengingat kuatnya keinginan TD untuk menikah lagi, RM tidak bisa berbuat apa-
apa, akhirnya ia menyetujui suaminya menikah lagi dengan oranglain meskipun hati dan perasaannya tidak bisa menerima keadaan itu. Pernikahan itu terjadi saat
62 usia perkawinan RM menginjak angka 17 tahun. Status pernikahan kedua
suaminya adalah siri, hingga saat ini pernikahan TD dengan istri muda belum disyahkan secara hukum negara.
Awal TD menikah, RM masih merasa sakit hati dengan kondisi yang ada. Kondisi mental dan perasaan RM sangat tergoncang. Beruntung anak RM sudah
mengerti akan permasalahan yang terjadi, sehingga sangat mendukung RM untuk bangkit dari kondisi yang membuat RM terpuruk. Selain itu tetangga dan
keluarga RM juga memberikan motivasi kepada RM. RM juga memberikan semangat kepada dirinya sendiri, RM meyakini akan ada hikmah dibalik apa yang
sudah terjadi sekarang. Meskipun demikian, RM bersyukur suaminya tidak berubah, ia masih
memberikan perhatian dan kasih sayangnya kepada RM dan anak-anaknya meskipun TD mempunyai keluarga yang baru. TD masih bertanggungjawab
penuh pada RM dan anak-anaknya dalam segala hal, seperti memberikan nafkah dan memenuhi kebutuhan untuk anak-anaknya, meskipun terkadang RM masih
mempunyai perasaan cemburu ketika mengingat suaminya yang mempunyai istri lain. Hal ini tidak membuat hubungan RM dengan TD menjadi renggang, RM
masih behubungan baik dengan TD, tidak ada yang berubah dalam diri suaminya, hanya saja waktu yang terbatas untuk berkumpul.
Berbanding terbalik dengan kondisi di atas, selama enam tahun pernikahan TD dengan istri muda, RM sama sekali belum pernah berkomunikasi dengan istri
muda TD, meskipun bertemu entah itu dijalan atau dalam sebuah acara, RM tidak
63 pernah bertegur sapa dengan istri muda. Hal ini dikarenakan RM masih merasa
belum siap dan belum bisa menerima kehadiran istri muda dalam kehidupan rumah tangganya meskipun RM bisa menerima pernikahan kedua suaminya,
selain itu juga RM merasa menjadi yang lebih tua, sehingga RM enggan untuk menyapa terlebih dahulu.
Sehubungan dengan keadaan ekonomi dalam rumah tangga RM, TD sangat bertanggungjawab penuh terhadap kebutuhan RM dan anak-anaknya, tidak ada
yang berubah, hanya saja porsi pemberian nafkah kepada RM sedikit berbeda jika dibandingkan dengan dulu ketika suaminya belum menikah lagi.