26
3. Poligami dalam Islam
Islam membolehkan poligami dengan jumlah wanita yang terbatas, dan tidak mengharuskan umatnya melaksanakan monogami mutlak. Supardi Mursalin
2007: 20 menjelaskan bahwa Islam pada dasarnya menganut sistem monogami, dengan memberikan kelonggaran dibolehkannya poligami dengan jumlah wanita
yang terbatas. Pada prinsipnya seorang laki-laki hanya mempunyai seorang istri dan sebaliknya seorang istri hanya memiliki seorang suami, tetapi Islam tidak
menutup diri adanya kecenderungan suami mempunyai istri lebih dari satu sebagaimana yang sudah bejalan sejak dahulu kala, akan tetapi tidak semua laki-
laki harus melakukan poligami karena tidak semuanya memiliki kemampuan untuk melakukan poligami.
Menurut Isham dan Musfir 2008:112 syarat-syarat diperbolehkannya poligami adalah:
a. Jumlah Istri
Dalam hal ini, jumlah istri dalam pernikahan poligami dibatasi sampai empat. Ada kalanya pembatasan ini behubungan dengan perbandingan jumlah laki-
laki dan perempuan yang mana perbandingan ini pada kebanyakannya satu banding empat 1:4.
b. Nafkah
Yang termasuk dalam nafkah adalah makanan, minuman, pakaian, tempat tinggal dan kebutuhan-kebutuhan yang lazim. Wajib bagi seorang laki-laki
yang ingin menikah untuk segera menyiapkan kemampuannya agar dapat memberi nafkah kepada calon istrinya.
c. Adil kepada seluruh istri
Adil yang dimaksid adalah keadilan yang dapat direalisasikan manusia, yaitu bersikap seimbang kepada seluruh istri dalam makan, minum, pakaian,
tempat tinggal, bermalam, dan bermu’amalah sesuai dengan keadaan para istri.
27 Ditambahkan oleh Supardi Mursalin 2007:21, syarat-syarat dalam
pelaksanaan poligami adalah: a.
Jumlah istri yang boleh dipoligami paling banyak empat orang wanita. Seandainya salah satu diantaranya ada yang meninggal atau diceraikan, suami
dapat mencari ganti lain asalkan jumlahnya tidak melebihi empat orang pada waktu yang bersamaan.
b. Dimungkinkan laki-laki itu dapat berlaku adil terhadap istri-istri dan anak-
anaknya, yang menyangkut masalah-masalah lahiriyah seperti pembagian waktu, pemberian nafkah, dan hal-hal yang menyangkut kepentingan lahir.
Sedangkan masalah batin tentu saja selamanya manusia tidak mungkin berbuat adil secara hakiki.
Selanjutnya Jamilah dan Aminah 2001:50-51 memaparkan beberapa syarat tertentu yang dikaitkan dengan pernikahan poligami dalam islam untuk
memberikan perlindungan bagi kaum perempuan. Syarat-syarat yang diajukan adalah sebagai berikut:
a. Seorang pria tidak dibolehkan memiliki istri lebih dari empat orang wanita
pada saat yang sama dan masing-masing akad perkawinan itu sah dan mengikat.
b. Pria harus memperlakukan istri-istrinya secara adil dalam segi apapun dan
tidak membedakan istri yang satu dengan yang lain. Sejalan dengan Jamilah dan Aminah, Tihami 2009:361 juga mengungkapkan
bahwa Islam memperbolehkan poligami dengan batasan sampai empat orang dan mewajibkan berlaku adil kepada mereka istri-istrinya, baik dalam urusan
pangan, pakaian, tempat tinggal, serta lainnya yang bersifat kebendaan tanpa membedakan tanpa membedakan istri yang kaya dengan istri yang miskin, yang
berasal dari keturunan tinggi dengan yang rendah. Kebolehan menikah dengan wanita lain walaupun sampai dengan empat adalah untuk menghindari terjadinya