47
C. Subjek Penelitian
Dalam sebuah penelitian, tentu saja tidak akan terlepas dari siapa yang akan diteliti atau siapa yang akan menjadi subjek dari penelitian tersebut. Menurut
Suharsimi Arikunto 2005:200 subjek penelitian adalah benda, hal, atau organisasi tempat data atau variable penelitian yang dipermasalahkan melekat.
Tidak ada satu pun penelitian yang dapat berjalan tanpa adanya subjek penelitian, karena seperti yang telah diketahui bahwa dilaksanakannya penelitian dikarenakan
adanya masalah yang harus dipecahkan. Hal ini dilakukan dengan jalan mengumpulkan data sebanyak-banyaknya dari informan.
Melihat keterbatasan peneliti, maka subyek yang digunakan tidak keseluruhan warga yang menjadi istri pertama dalam pernikahan poligami di Kecamatan
Ngemplak, akan tetapi peneliti menentukan subjek penelitian berdasarkan pertimbangan dan karakteristik tertentu. Terkait dengan pertimbangan dan
karakteristik tertentu tersebut, maka diperlukan beberapa kriteria. Kriteria yang digunakan oleh peneliti adalah sebagai berikut:
1. Menjadi istri pertama dalam pernikahan poligami.
2. Berdomisili atau bertempat tinggal di Kecamatan Ngemplak.
3. Berusia dibawah 50 tahun.
4. Sudah menjalankan pernikahan poligami minimal selama 3 tahun.
D. Setting Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Ngemplak. Kecamatan Ngemplak dipilih sebagai setting penelitian dikarenakan adanya praktek pernikahan poligami
48 sebagaimana kriteria yang diinginkan, sehingga diharapkan dapat mempermudah
peneliti dalam memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan.
E. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian Gulo, 2002:110. Dalam penelitian ini,
metode yang akan digunakan untuk mengumpulkan data adalah wawancara secara mendalam diikuti dengan observasi.
1. Wawancara Mendalam
Wawancara menurut Lexy J Moleong 2009:186 adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu
pewawancara interviewer yang mengajukan pertanyaan, dan terwawancara interviewee yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Dalam
wawancara ini peneliti menggali sebanyak mungkin data yang terkait dengan masalah subjek dengan menggunakan tehnik wawancara bebas terpimpin.
Wawancara dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara yang memuat permasalahan pokok dalam penelitian, sedangkan teknik yang
digunakan adalah wawancara bebas terpimpin. Wawancara bebas terpimpin yaitu cara mengajukan pertanyaan yang dikemukakan bebas, artinya tidak
terpaku pada pedoman wawancara tentang masalah-masalah pokok dalam penelitian yang kemudian dikembangkan sesuai dengan kondisi di lapangan.
Sutrisno 1994:70 mengemukakan, pedoman wawancara yang bebas terpimpin telah dipersiapkan sebelumnya tetapi tidak mengikat jalannya