17 dari sejauh mana suami dan istri berupaya memiliki pengetahuan tentang
pasangannya, memelihara rasa suka dan kagum terhadap pasangannya, saling menerima pengaruh dari pasangannya, mampu memecahkan masalah, dan
menciptakan makna bersama didalam perkawinannya. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan yang dimaksud dengan
kebahagiaan dalam pernikahan adalah perasaan subjektif yang dirasakan oleh pasangan suami istri terhadap perkawinannya, yaitu berupa perasaan positif
terhadap aspek-aspek kebahagiaan perkawinan itu sendiri.
a. Aspek – aspek Kebahagiaan Perkawinan
Menurut Gottman 1998, dalam Wisnubroto 2009:13, aspek-aspek kebahagiaan perkawinan adalah sebagai berikut:
1 Pengetahuan tentang Pasangan
Pengetahuan tentang pasangan ibarat peta kasih sayang yang dimiliki seseorang atas pasangannya, pasangan suami istri peristiwa penting dalam
sejarah pasangannya dan terus memperbaharui informasi seiring berubahnya fakta dan perasaan pasangan. Contoh: istri mengetahui
makanan favorit suaminya, suami tau siapa nama teman kerja istrinya yang sering membuat istrinya jengkel.
2 Memelihara Rasa Suka dan Kagum
Aspek ini mengukur sejauh mana suami istri dapat berfikir positif tentang pasangannya serta mempercayainya. Misalnya: pasangan suami
istri mengingatkan diri masing-masing mengenai kualitas positif pasangannya dari pada sisi negative pasangannya.
3 Saling mendekati
Aspek ini mengukur usaha pasangan suami istri untuk tetap menjaga hubungan didalam perkawinan agar berjalan dengan baik. Contoh: istri
tau bahwa kemarin suaminya kesal dengan pekerjaan kantornya, maka hari ini si istri meninggalkan pesan di kotak pesan suara untuk menyemangati
suaminya.
4 Menerima Pengaruh dari Pasangan
Aspek ini untuk melihat sejauh mana suami istri berusaha untuk memutuskan segala sesuatu secara bersama-sama, yaitu dengan
mempertimbangkan psangannya, dan kemudian menyatukan pendapat
18 masing-masing. Contoh: sesampainya di show room mobil, suami
menelfon istrinya untuk meminta pendapat mengenai warna mobil apa yang akan dibeli. Suami menghargai pendapat istrinya dalam memutuskan
warna apa yang akan dipilih untuk mobil yang akan dibeli.
5 Kemampuan memecahkan masalah
Kemampuan suami istri untuk melakukan dialog ketika menghadapi masalah, menemukan masalah y ang sesungguhnya, menghargai impian
dan harapan pasangannya, saling memaafkan pada saat bertengkar dan menjalin kembali hubungan yang baik, dan terbuka dengan sudut pndang
pasangannya. Misalnya: suami membuatkan istrinya teh hangat setelah keduanya bertengkar, yang merupakan perwujudan dari permintaan maaf
dirinya terhadap istrinya, dan sebaliknya, istrinya juga kemudian meminta maaf kepada suaminya.
6 Menciptakan Makna Bersama
Aspek ini mengukur kemampuan suami istri untuk mencipatakan kehidupan batin spiritual, bersama, memahami arti menjadi bagiandari
keluarga yang sudah dibangun. Contoh: salat berjamaah, pergi ke gereja bersama-sama, atau melaksanakan ritual keagamaan lainnya secara
bersama-sama.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan aspek-aspek kebahagiaan dalam perkawinan adalah pengetahuan tentang pasangan, memelihara rasa
suka dan kagum, saling mendekati, menerima pengaruh dari pasangan, kemampuan memecahkan masalah, dan menciptakan makna bersama.
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebahagiaan Perkawinan
Menurut Hurlock 2004:290-293, faktor-faktor yang mempengaruhi kebahagiaan perkawinan adalah:
1 Penyesuaian diri dengan pasangan
Penyesuaian diri merupakan faktor penting yang mempengaruhi kebahagiaan perkawinan, karena penyesuaian diri adalah permasalahan
utama yang harus dihadapi pasangan suami istri didalam perkawinannya. Penyesuaian diri lebih sulit dari pada penyesuaian lainnya, misalnya
19 penyesuaian dengan teman kerja atau penyesuaian dengan teman
kolegarekan bisnis. Hal itu disebabkan banyak faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri yang tidak ditemui pada penyesuaian
lainnya, yaitu konsep pasangan ideal, pemenuhan kebutuhan, kesamaan latar belakang, minat dan kepentingan bersama, keserupaan nilai, konsep
peran, dan perubahan pola hidup. 2
Penyesuaian seksual Penyesuaian seksual juga memegang peranan penting dalam
perkawinan, karena buruknya penyesuaian seksual juga dapat mengakibatkan pertengkaran, sehingga dalam penyesuaian seksual
kesepakatan suami istri harus didapatkan. 3
Penyesuaian Keuangan Penyesuaian keuangan merupakan penyesuaian pasangan suami istri
dalam menggunakan uang yang dimiliki. Penyesuaian keuangan dilakukan untuk menghadapi perubahan yang terjadi berkaitan dengan
sumber keuangan. Misalnya: suami terkena PHK, sehingga suami dan istri harus menyesuaikan pengeluaran sesuai dengan sumber keuangan
yang dimiliki, atau istri yang terpaksa harus berhenti bekerja karena hamil, sehingga suami harus mencari penghasilan tambahan.
4 Penyesuaian dengan Pihak Kleuarga
Perkawinan secara otomatis juga menyatukan kedua keluarga dari pihak masing-masing individu dalam pasangan. Anggota keluarga baru
tersebut dapat berbeda dari segi usia, pendidikan, budaya, dan latar