Pengaruh Komitmen Profesional terhadap Whistleblowing

95 pengambilan keputusan dan perilaku etis. Jika auditor tidak mengakui sifat dasar etika dalam keputusan, skema moralnya tidak akan mengarah pada masalah etika tersebut. Jadi kemampuan untuk mengakui sifat dasar etika dari sebuah keputusan merupakan sensitivitas etika ethical sensitivity. Individu yang tidak mengakui sifat dasar etika dalam keputusan, skema moralnya tidak akan mengarah pada masalah etika tersebut. Jadi kemampuan untuk mengakui sifat dasar etika dari sebuah keputusan merupakan sensitivitas etika. Apabila sensitivitas etis individu semakin tinggi maka semakin tinggi pula kecenderungan mereka untuk menganggap Whistleblowing menjadi suatu hal yang penting serta semakin tinggi pula kemungkinan mereka melakukan Whistleblowing . Hasil penelitian ini mengendikasikan Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa terdapat pengaruh positif Sensitivitas Etis Auditor terhadap Whistleblowing . Sehingga jika seseorang mempunyai Sensitivitas Etis Auditor yang tinggi maka akan cenderung menganggap menganggap whistleblowing sebagai tindakan yang penting dan semakin tinggi pula kemungkinan mereka melakukan whistleblowing. 96

5. Pengaruh Orientasi Etika Idealisme, Orientasi Etika Relativisme,

Komitmen Profesional, dan Sensitivitas Etis secara simultan terhadap Whistleblowing Hasil penelitian ini mendukung hipotesis kelima yang menyatakan ”Orientasi Etika Idealisme, Orientasi Etika Relativisme, Komitmen Profesional, dan Sensitivitas Etis secara simultan berpengaruh terhadap Whistleblowing . ”. Hal ini dapat dibuktikan dengan nilai F hitung 6,409 yang lebih besar dari F tabel 2,50 dengan nilai signifikansi sebesar 0,001 lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan Orientasi Etika Idealisme, Orientasi Etika Relativisme, Komitmen Profesional, dan Sensitivitas Etis berpengaruh secara simultan terhadap Whistleblowing. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi Orientasi Etika Idealisme, Orientasi Etika Relativisme, Komitmen Profesional, dan Sensitivitas Etis makan akan meningkatkan Whistleblowing . Selain itu, berdasarkan hasil koefisien korelasi sebesar 0,691 dan koefisien determinasi R 2 0,478 menunjukkan Orientasi Etika Idealisme, Orientasi Etika Relativisme, Komitmen Profesional, dan Sensitivitas Etis secara bersama-sama berpengaruh sebesar 47,8 perubahan pada Kualitas Auditor, sedangkan sisanya sebesar 52,2 dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian ini. Orientasi Etika dari seorang auditor responden mempengaruhi tindakan Whistleblowing . Idealisme auditor tinggi mempunyai tingkat memandang 97 Whistleblowing sebagai hal yang penting dan memiliki kecenderungan untuk melakukan Whistleblowing yang tinggi pula. Relativisme auditor rendah mempunyai tingkat memandang Whistleblowing sebagai hal yang tidak penting dan memiliki kecenderungan untuk tidak melakukan Whistleblowing. Komitmen profesional dapat mempengaruhi Whistleblowing. Semakin tinggi komitmen profesional maka semakin tinggi pula kecenderungan mereka untuk menganggap Whistleblowing menjadi suatu hal yang penting serta semakin tinggi pula kemungkinan mereka melakukan Whistleblowing. . Sensitivitas Etis dapat mempengaruhi Whistleblowing. Individu yang tidak mengakui sifat dasar etika dalam keputusan, skema moralnya tidak akan mengarah pada masalah etika tersebut. Jadi kemampuan untuk mengakui sifat dasar etika dari sebuah keputusan merupakan sensitivitas etika. Apabila sensitivitas etis individu semakin tinggi maka semakin tinggi pula kecenderungan mereka untuk menganggap Whistleblowing menjadi suatu hal yang penting serta semakin tinggi pula kemungkinan mereka melakukan Whistleblowing. Hasil penelitian ini mengendikasikan bahwa Orientasi Etika Idealisme, Orientasi Etika Relativisme, Komitmen Profesional, dan Sensitivitas Etis secara simultan berpengaruh terhadap Whistleblowing. Sehingga semakin tinggi Orientasi Etika Idealisme, Orientasi Etika Relativisme, Komitmen Profesional, dan Sensitivitas Etis maka akan cenderung menganggap

Dokumen yang terkait

Analisa Yuridis Kewenangan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Dalam Pemeriksaan Keuangan Daerah

3 48 174

Pengaruh budaya etis organisasi dan orientasi etika terhadap komitmen organisasi dan sensitivitas etika auditor

2 29 133

PENGARUH ORIENTASI ETIKA DAN KOMITMEN PROFESIONAL TERHADAP SENSITIVITAS Pengaruh Orientasi Etika Dan Komitmen Profesional Terhadap Sensitivitas Etika Auditor (Studi Empiris Pada Auditor di Kantor Akuntan Publik Kota Surakarta).

0 1 17

PENDAHULUAN Pengaruh Orientasi Etika Dan Komitmen Profesional Terhadap Sensitivitas Etika Auditor (Studi Empiris Pada Auditor di Kantor Akuntan Publik Kota Surakarta).

0 2 10

PENGARUH ORIENTASI ETIKA DAN KOMITMEN PROFESIONAL TERHADAP SENSITIVITAS ETIKA AUDITOR Pengaruh Orientasi Etika Dan Komitmen Profesional Terhadap Sensitivitas Etika Auditor (Studi Empiris Pada Auditor di Kantor Akuntan Publik Kota Surakarta).

2 7 14

SIFAT MACHIAVELLIAN, ORIENTASI ETIS ANTESEDEN PERILAKU ETIS DAN AUDIT JUDGEMENT AUDITOR Sifat Machiavellian, Orientasi Etis Anteseden Perilaku Etis Dan Audit Judgement Auditor (Studi Pada Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Perwakilan Provinsi Ja

0 0 17

PENDAHULUAN Sifat Machiavellian, Orientasi Etis Anteseden Perilaku Etis Dan Audit Judgement Auditor (Studi Pada Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Perwakilan Provinsi Jawa Tengah Dan Daerah Istimewa Yogyakarta).

0 1 8

Pengaruh Badan Pemeriksa Keuangan dalam Meningkatkan Transparansi dan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Daerah (Studi Kasus pada Perwakilan BPK di Kalimantan Tengah).

0 0 31

AMKP11. PENGARUH BUDAYA ETIS ORGANISASI DAN ORIENTASI ETIKA TERHADAP SENSITIVITAS ETIKA

0 0 24

LPSE Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Harga Penawaran

0 1 1