Keterbatasan Penelitian HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
101
mempengaruhi 16,1 perubahan pada Whistleblowing, sedangkan sisanya sebesar 83,9 dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian
ini. 3.
Komitmen Profesional Auditor berpengaruh secara positif terhadap
Whistleblowing . Hal ini dapat dibuktikan dengan nilai t hitung 3,120
yang lebih besar dari t tabel 1,69236 dengan nilai signifikansi sebesar 0,004 lebih kecil dari 0,05. Nilai koefisien regresi sebesar 0,489 yang
memiliki arah positif menunjukkan semakin tinggi Komitmen Profesional Auditor maka Whistleblowing juga akan meningkat. Selain
itu, berdasarkan hasil koefisien korelasi sebesar 0,489 dan koefisien determinasi R
2
0,239 menunjukkan Komitmen Profesional Auditor berpengaruh positif dan mempengaruhi 23,9 perubahan pada
Whistleblowing , sedangkan sisanya sebesar 76,1 dipengaruhi oleh
variabel lain di luar penelitian ini. 4.
Sensitivitas Etis Auditor berpengaruh secara positif terhadap
Whistleblowing . Hal ini dapat dibuktikan dengan nilai t hitung 2,461
yang lebih besar dari t tabel 1,69236 dengan nilai signifikansi sebesar 0,020 lebih kecil dari 0,05. Nilai koefisien regresi sebesar 0,404 yang
memiliki arah positif menunjukkan semakin tinggi Sensitivitas Etis Auditor maka Whistleblowing juga akan meningkat. Selain itu,
berdasarkan hasil koefisien korelasi sebesar 0,404 dan koefisien determinasi R
2
0,163 menunjukkan Sensitivitas Etis Auditor berpengaruh positif dan mempengaruhi 16,3 perubahan pada
102
Whistleblowing , sedangkan sisanya sebesar 83,7 dipengaruhi oleh
variabel lain di luar penelitian ini. 5.
Orientasi Etika Idealisme, Orientasi Etika Relativisme, Komitmen
Profesional, dan Sensitivitas Etis secara simultan berpengaruh terhadap Whistleblowing
. Hal ini dapat dibuktikan dengan nilai F hitung 6,409 yang lebih besar dari F tabel 2,50 dengan nilai signifikansi sebesar 0,001
lebih kecil dari 0,05. Sehingga dapat disimpulkan Orientasi Etika Idealisme, Orientasi Etika Relativisme, Komitmen Profesional, dan
Sensitivitas Etis berpengaruh secara simultan terhadap Whistleblowing. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi Orientasi Etika Idealisme,
Orientasi Etika Relativisme, Komitmen Profesional, dan Sensitivitas Etis makan akan meningkatkan Whistleblowing. Selain itu, berdasarkan hasil
koefisien korelasi sebesar 0,691 dan koefisien determinasi R
2
0,478 menunjukkan Orientasi Etika Idealisme, Orientasi Etika Relativisme,
Komitmen Profesional, dan Sensitivitas Etis secara bersama-sama berpengaruh sebesar 47,8 perubahan pada Kualitas Auditor, sedangkan
sisanya sebesar 52,2 dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian
ini. B.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian serta hal-hal yang terkait dengan keterbatasan penelitian ini, maka dapat diberikan saran-saran sebagai berikut:
1. Sebaiknya, auditor mencari lebih memiliki kepercayaan diri dalam menentukan pilihan apakah tindakan yang dilakukan baik atau buruk.
103
2. Auditor sebaiknya memiliki independensi atas profesinya sehingga apapun bukti yang didapat itulah acuan atas tindakan yang sebaiknya dilakukan
3. Auditor sebaiknya lebih memperdalam prinsip etika yang dapat memberikan dampak positif bagi kode etik.
4. Sebaiknya, auditor lebih memiliki kebanggaan akan profesi ini karena auditor merupakan profesi yang membanggakan dan memiliki manfaat
bagi berbagai kalangan masyarakat. 5. Sebaiknya, auditor lebih menganggap tidakan yang dapat memicu
kecurangan agar dihindari sehingga prinsip akuntansi dapat ditegakan. 6. Penelitian selanjutnya, perlu menambahkan faktor-faktor penjelas lain
untuk dapat menjelaskan whistleblowing dari sudut pandang lain dengan lebih baik. Dengan menambahkan faktor-faktor lain yang dijadikan
sebagai variabel independen, yang dapat menjelaskan whistleblowing dengan lebih baik kedalam model penelitian ini. Misalnya independensi,
objektivitas dan
sebagainya. Penelitian
selanjutnya sebaiknya
menggunakan sampel yang lebih banyak agar dapat menginterpretasikan hasil penelitian dengan lebih baik.