Sensitivitas Etis Kajian Teoritis

25 Di Indonesia Auditor pemerintah dapat dibagi menjadi dua yaitu: a Auditor Eksternal Pemerintah yang dilaksanakan oleh Badan Pemeriksa Keuangan BPK sebagai perwujudan dari pasal 23E ayat 1 Undang-undang Dasar 1945, yang berbunyi: “Untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab tentang keuangan Negara diadakan satu badan pemeriksa keuangan yang bebas dan mandiri ”. Badan Pemeriksa Keuangan merupakan badan yang tidak tunduk pada pemerintah, sehingga diharapkan dapat independen. Badan Pemeriksa Keuangan adalah lembaga tinggi dalam sistem ketatanegaraan Indonesia yang memiliki wewenang memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan Negara. b Auditor Internal Pemerintah atau yang lebih dikenal sebagai Aparat Pengawasan Fungsional Pemerintah APFP yang dilaksanakan oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan BPKP, Inspektorat Jenderal Departemen LPND, dan Badan Pengawasan daerah. Ihyaul 2009: 142-143 BPK memeriksa seluruh unsur keuangan negara, baik pusat maupun daerah, yang mencakup Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara APBN, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD, Badan Usaha Milik Negara BUMN, Badan Usaha Milik Daerah BUMD, Bank Indonesia, Badan Layanan Umum BLU, dan badan lain yang ada kepentingan 26 keuangan Negara didalamnya. BPK melaksanakan tiga macam pemeriksaan: 1 Pemeriksaan Keuanagan, 2 Pemeriksaan Kinerja, dan 3 Pemeriksaan dengan Tujuan Tertentu. Pemeriksaan Keuangan adalah pemeriksaan atas laporan keuangan pemerintah, dalam rangka memberikan pernyataan dan opini tentang tingkat kewajaran informasi yang disajikan dalam laporan keuangan pemerintah. Pemeriksaan Kinnerja adalah pemeriksaan atas aspek ekonomi dan efisiensi, serta pemeriksaan atas aspek efektivitas. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengidentifikasikan hal-hal yang perlu menjadi perhatian DPR, DPD, dan DPRD. Pemeriksaan dengan Tujuan Tertentu adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan tujuan khusus, diluar pemeriksaan keuangan dan kinerja seperti pemeriksaan investigatif dan pemeriksaan atas sistem pengendalian intern pemerintah.

B. Penelitian yang Relevan

1. Sugianto 2010 Hasil penelitian Sugianto 2010 yang berjudul “Hubungan Orientasi Etika Idealisme dan Relativisme, Komitmen Profesional, dan Sensitivitas Etis, terhadap Whistleblowing P erspektif Mahasiswa Akuntansi”, menunjukkan bahwa orientasi etika idealisme memiliki hubungan yang positif dengan whistleblowing , orientasi etika relativisme memiliki hubungan yang negatif terhadap sensitivitas etis, orientasi etika idealisme mahasiswa akuntansi memiliki hubungan yang positif terhadap whistleblowing, Komitmen 27 profesional berhubungan positif dengan persepsi mahasiswa akuntansi dengan whistleblowing , sensitivitas etis mahasiswa akuntansi berhubungan negatif terhadap whistleblowing. Persamaan dengan penelitian ini adalah sama-sama menggunakan variabel Orientasi Etika, Sensitivitas Etis, Komitmen Profesional, dan Sensitivtas Etis yang mempengaruhi Whistleblowing, sedangkan perbedaannya adalah penelitian ini studi empiris pada Mahasiwa Akuntansi. 2. Kurniawan 2013 Penelitian Kurniawan 2013 berjudul “Pengaruh Orientasi Etika Terhadap Sensitivitas Etika Auditor dengan Komitmen Profesional dan Komitmen Organisasi Sebagai Variabel Intervening Studi Pada Auditor KAP di Kota Semarang ”. Populasi dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja di kantor akuntan publik di Semarang. Jumlah sampel yang diperoleh dengan menggunakan teknik pengambilan sampel dengan cara convenience sampling adalah sebanyak 45 responden. Jenis data yang dipergunakan adalah data primer dengan menggunakan metode pengumpulan data adalah kuesioner. Hasil penelitian adalah Idealisme dan Relativisme berpengaruh signifikan terhadap Komitmen Profesional. Idealisme berpengaruh signifikan terhadap Komitmen Organisasi, sedangkan Relativisme berpengaruh tidak signifikan terhadap Komitmen Organisasi. Komitmen Profesional berpengaruh tidak signifikan terhadap Komitmen Organisasi. Idealisme, Relativisme, dan

Dokumen yang terkait

Analisa Yuridis Kewenangan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Dalam Pemeriksaan Keuangan Daerah

3 48 174

Pengaruh budaya etis organisasi dan orientasi etika terhadap komitmen organisasi dan sensitivitas etika auditor

2 29 133

PENGARUH ORIENTASI ETIKA DAN KOMITMEN PROFESIONAL TERHADAP SENSITIVITAS Pengaruh Orientasi Etika Dan Komitmen Profesional Terhadap Sensitivitas Etika Auditor (Studi Empiris Pada Auditor di Kantor Akuntan Publik Kota Surakarta).

0 1 17

PENDAHULUAN Pengaruh Orientasi Etika Dan Komitmen Profesional Terhadap Sensitivitas Etika Auditor (Studi Empiris Pada Auditor di Kantor Akuntan Publik Kota Surakarta).

0 2 10

PENGARUH ORIENTASI ETIKA DAN KOMITMEN PROFESIONAL TERHADAP SENSITIVITAS ETIKA AUDITOR Pengaruh Orientasi Etika Dan Komitmen Profesional Terhadap Sensitivitas Etika Auditor (Studi Empiris Pada Auditor di Kantor Akuntan Publik Kota Surakarta).

2 7 14

SIFAT MACHIAVELLIAN, ORIENTASI ETIS ANTESEDEN PERILAKU ETIS DAN AUDIT JUDGEMENT AUDITOR Sifat Machiavellian, Orientasi Etis Anteseden Perilaku Etis Dan Audit Judgement Auditor (Studi Pada Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Perwakilan Provinsi Ja

0 0 17

PENDAHULUAN Sifat Machiavellian, Orientasi Etis Anteseden Perilaku Etis Dan Audit Judgement Auditor (Studi Pada Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Perwakilan Provinsi Jawa Tengah Dan Daerah Istimewa Yogyakarta).

0 1 8

Pengaruh Badan Pemeriksa Keuangan dalam Meningkatkan Transparansi dan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Daerah (Studi Kasus pada Perwakilan BPK di Kalimantan Tengah).

0 0 31

AMKP11. PENGARUH BUDAYA ETIS ORGANISASI DAN ORIENTASI ETIKA TERHADAP SENSITIVITAS ETIKA

0 0 24

LPSE Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Harga Penawaran

0 1 1