Hipotesis Penelitian KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

39 dilakukan dengan skala 5 poin yaitu mulai dari 1 poin adalah “rendah” hingga 5 poin adalah “tinggi”. Tingkat keseriusan tindakan dinilai dengan mempertimbangkan besarnya pelanggaran sosial yang dilakukan pada masing-masing kasus. Tingkat tanggung jawab untuk melaporkan pelanggaran dinilai dengan mempertimbangkan apakah pelaporan tindakan yang diragukan tersebut merupakan suatu tugas karyawan sebagai bagian dari perusahaan ataukah justru kewajiban pribadi. b Whistleblowing Intention Keinginan untuk melakukan whistleblowing merupakan salah satu bentuk dari keseriusan dalam suatu situasi, tanggung jawab untuk melaporkan pelanggaran dan dampak negatif yang akan diterima sebagai akibat pelaporan tersebut. Penilaian akan dilakukan kepada responden terhadap kemungkinannya dalam melaporkan pelanggaran dengan menggunakan skala 5 poin yaitu 1 poin adalah” tidak pernah” dan 5 poin berarti “selalu”. Keinginan untuk melaporkan suatu pelanggaran dinilai dengan mengasumsikan responden sebagai karyawan yang menyadari adanya tindakan-tindakan yang mencurigakan dalam kasus-kasus tersebut.

2. Variabel Independen

Variabel independen atau sering disebut variabel bebas, stimulus, maupun antecendent. Variabel ini merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen Sugiyono, 2012: 59. Variabel bebas dalam penelitian ini antara lain: 40 a Orientasi Etika Orientasi Etika diartikan sebagai dasar sebuah pemikiran untuk menentukan suatu sikap secara tepat dan benar yang berkaitan dengan dilema etis. Orientasi etika ini diklasifikasikan menjadi idealisme dan relativisme. 1 Idealisme adalah suatu hal yang dipercaya individu tentang konsekuensi yang dimiliki dan diinginkan untuk tidak melanggar nilai-nilai etika. Kuesioner yang digunakan diadopsi dari penelitian Khairul 2011 dan diukur dengan skala Likert Penilaian atas orientasi etis idealisme meliputi 10 pernyataan mengenai sikap untuk tidak merugikan orang lain sekecil apapun, seorang individu tidak boleh melakukan tindakan yang dapat mengancam martabat dan kesejahteraan individu lain, dan tindakan bermoral adalah tindakan yang hampir sesuai dengan tindakan yang sempurna. 2 Relativisme adalah sikap penolakan individu terhadap nilai-nilai etika dalam mengarahkan perilaku etis. Selain mempunyai sifat idealisme, juga terdapat sisi relativisme pada diri seseorang. Kuesioner yang digunakan diadopsi dari penelitian Khairul 2011 dan diukur dengan skala Likert dengan penilaian atas orientasi etis relativisme terdiri atas 10 butir pertanyaan yang meliputi adanya etika yang bervariasi dari satu situasi dan masyarakat ke situasi dan masyarakat lainnya, selain itu tipe-tipe moralitas yang berbeda tidak dapat dibandingkan dengan keadilan, pertimbangan etika dalam hubungan antar orang begitu kompleks, sehingga individu seharusnya diijinkan untuk membentuk kode etik individu mereka sendiri, serta kebohongan dapat dinilai sebagai tindakan moral atau imoral tergantung pada situasi

Dokumen yang terkait

Analisa Yuridis Kewenangan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Dalam Pemeriksaan Keuangan Daerah

3 48 174

Pengaruh budaya etis organisasi dan orientasi etika terhadap komitmen organisasi dan sensitivitas etika auditor

2 29 133

PENGARUH ORIENTASI ETIKA DAN KOMITMEN PROFESIONAL TERHADAP SENSITIVITAS Pengaruh Orientasi Etika Dan Komitmen Profesional Terhadap Sensitivitas Etika Auditor (Studi Empiris Pada Auditor di Kantor Akuntan Publik Kota Surakarta).

0 1 17

PENDAHULUAN Pengaruh Orientasi Etika Dan Komitmen Profesional Terhadap Sensitivitas Etika Auditor (Studi Empiris Pada Auditor di Kantor Akuntan Publik Kota Surakarta).

0 2 10

PENGARUH ORIENTASI ETIKA DAN KOMITMEN PROFESIONAL TERHADAP SENSITIVITAS ETIKA AUDITOR Pengaruh Orientasi Etika Dan Komitmen Profesional Terhadap Sensitivitas Etika Auditor (Studi Empiris Pada Auditor di Kantor Akuntan Publik Kota Surakarta).

2 7 14

SIFAT MACHIAVELLIAN, ORIENTASI ETIS ANTESEDEN PERILAKU ETIS DAN AUDIT JUDGEMENT AUDITOR Sifat Machiavellian, Orientasi Etis Anteseden Perilaku Etis Dan Audit Judgement Auditor (Studi Pada Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Perwakilan Provinsi Ja

0 0 17

PENDAHULUAN Sifat Machiavellian, Orientasi Etis Anteseden Perilaku Etis Dan Audit Judgement Auditor (Studi Pada Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Perwakilan Provinsi Jawa Tengah Dan Daerah Istimewa Yogyakarta).

0 1 8

Pengaruh Badan Pemeriksa Keuangan dalam Meningkatkan Transparansi dan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Daerah (Studi Kasus pada Perwakilan BPK di Kalimantan Tengah).

0 0 31

AMKP11. PENGARUH BUDAYA ETIS ORGANISASI DAN ORIENTASI ETIKA TERHADAP SENSITIVITAS ETIKA

0 0 24

LPSE Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Harga Penawaran

0 1 1