35
D. Paradigma Penelitian
Dari penjelasan kerangka pemikiran yang telah dijelaskan sebelumnya, maka dapat dibuat paradigma penelitian mengenai penelitian ini adalah sebagai berikut:
H
1
H
2
H
3
H
4
H
5
Gambar 1. Paradigma Penelitian Keterangan:
: Menunjukkan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial
: Menunjukkan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan
Relativisme
Komitmen Profesional
Sensitivitas Etis Whistleblowing
Idealisme
Relativisme Idealisme
Relativisme Idealisme
Orientasi Etika
Relativisme Idealisme
36
E. Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian yang dapat diajukan sebagai jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut:
H1 : Orientasi Etika Idealisme berpengaruh secara positif terhadap
Whistleblowing H2 :
Orientasi Etika Relativisme berpengaruh secara negatif terhadap Whistleblowing
H3 : Komitmen Profesional Auditor berpengaruh secara positif terhadap
Whistleblowing H4 :
Sensitivitas Etis Auditor berpengaruh secara positif terhadap Whistleblowing
. H5 :
Orientasi Etika Idealisme, Orientasi Etika Relativisme, Komitmen Profesional, dan Sensitivitas Etis secara simultan berpengaruh terhadap
Whistleblowing
37
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Badan Pemeriksa Keuangan BPK Perwakilan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Februari
2015 hingga Mei 2015.
B. Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kausal komparatif. Penelitian kausal komparatif merupakan penelitian yang mempunyai karakteristik masalah berupa
hubungan sebab-akibat antara dua variabel atau lebih. Penelitian ini merupakan penelitian survey dengan menggunakan data primer yang diperoleh melalui studi
lapangan dengan menggunakan kuesioner yang terdiri dari beberapa pernyataan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh variabel independen bebas
yaitu: Orientasi Etika Idealisme dan Relativisme, Komitmen Profesional, dan Sensitivitas Etis, terhadap variabel dependen terikat yakni Whistleblowing.
C. Definisi Operasional Variabel
Pengukuran variabel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan skala likert yang didesain untuk menelaah seberapa kuat subjek setuju atau tidak setuju
dengan pertanyaan yang sudah disediakan berdasarkan masing-masing variabel pada
38
skala lima titik. Definisi operasional variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:
1. Variabel Dependen
Variabel dependen sering disebut variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya
variabel bebas Sugiyono, 2012: 59
a. Whistleblowing Hoffman and Robert 2008 whistleblowing didefinisikan sebagai suatu
pengungkapan oleh karyawan mengenai suatu informasi yang diyakini mengandung pelanggaran hukum, peraturan, pedoman praktis atau pernyataan professional, atau
berkaitan dengan kesalahan prosedur, korupsi, penyalahgunaan wewenang, atau membahayakan publik dan keselamatan tempat kerja.
Pengukuran variabel ini menggunakan skala likert, dengan indikator yang diadopsi dari dari Malik 2010 yang menggunakan dua aspek dari whistleblowing
yaitu tentang pandangan mengenai persepsi whistleblowing dan whistleblowing intention.
a Persepsi Whistleblowing Persepsi whistleblowing diartikan sebagai sebuah proses untuk
menentukan apakah whistleblowing akan memberikan dampak yang baik atau buruk bagi individu itu sendiri maupun lingkungan. Penilaian akan
dilakukan kepada responden atas persepsinya terhadap keseriusan tindakan, tanggung jawab untuk melaporkan pelanggaran dan dampak negatif yang
akan diterima sebagai akibat pelaporan tersebut. Penilaian tersebut