Variabel Independen Definisi Operasional Variabel

42 karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Menurut Suharsimi Arikunto 2010: 174 sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh auditor baik yang aktif maupun yang tidak aktif bekerja pada Badan Pemeriksa Keuangan BPK Perwakilan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Auditor aktif merupakan auditor yang hingga saat ini aktif sebagai anggota tim auditor pada BPK Perwakilan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, jumlah auditor yang aktif adalah 32 orang pada berbagai tingkat jabatan yakni: pemeriksa pertama, pemeriksa muda, pemeriksa madya, dan pemeriksa utama. Sedangkan auditor yang tidak aktif merupakan auditor yang saat ini sudah tidak bekerja sebagai auditor baik mantan auditor maupun anggota non-auditor yang dulu pernah ikut serta dalam tugas mengaudit, jumlah auditor tidak aktif yang akan dijadikan sampel sekitar 28, jumlah ini didapatkan melalui wawancara dan kesepakatan penulis dan seorang perwakilan dari BPK Perwakilan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Jumlah tersebut merupakan sampel yang digunakan dalam penelitian ini. Sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan metode convenience sampling atau sampling insidental yang termasuk dalam nonprobability sampling yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, siapa saja yang secara kebeutulan dapat digunakan sebagai sampel Sugiono, 2012: 67

E. Teknik Pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini merupakan data primer yang dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner yang berisi sebuah pernyataan dan kasus yang dibagikan kepada responden yaitu auditor yang berkerja di Badan Pemeriksa Keuangan 43 Perwakilan Daerah Istimewa Yogyakarta. Kuesioner yang dibagikan secara langsung kepada responden kemudian diisi sesuai dengan petunjuk yang ada dan kemudian dikembalikan kepada peneliti untuk dianalisis lebih lanjut menggunakan metode yang sesuai untuk membuktikan hipotesis yang telah dibuat.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat ukur yang digunakan dalam melakukan penelitian. Penelitian ini menggunakan instrumen angket atau kuesioner dengan skala likert yang digunakan untuk mengukur variabel yakni Orienasi Etika, Komitmen Profesional, Sensitivitas Etis, dan Whistleblowing. Tabel 2. Skor Skala Likert Jawaban Skor Sangat Tidak Setuju 1 Tidak Setuju 2 Netral 3 Setuju 4 Sangat Setuju 5 Tabel 3. Kisi-kisi Instrumen Penelitian No Variabel Indikator No. Item 1 Orientasi Etika Idealisme X1 Khairul 2011 a Sikap untuk tidak merugikan orang lain sekecil apapun. 1,2,3,4,5 b Seorang individu tidak boleh melakukan tindakan yang dapat mengancam martabat dan kesejahteraan individu lain 6,7,8 c Tindakan bermoral adalah tindakan yang hampir sesuai dengan tindakan yang sempurna. 9,10 44 No Variabel Indikator No. Item 2 Orientasi Etika Relativisme X2 Khairul 2011 a Etika bervariasi dari satu situasi dan masyarakat atau komunitas 1, 2, 3 b Moral dan imoral berbeda bagi tiap individu. 4, 5 c Pertimbangan etika dalam hubungan antar individu begitu kompleks 6, 7, 8 d Kebohongan dapat dinilai sebagai tindakan moral atau imoral tergantung pada situasi 9, 10 3 Komitmen Profesional X3 Edi 2008 a Tingkat komitmen dan kebanggaan terhadap profesi Akuntan 1, 2, 3 b Persepsi individu terhadap profesinya 4, 5 4 Sensitivitas Etis X4 Falah 2006 a Kegagalan Akuntan dalam mengerjakan sesuatu yang diminta, Kasus 1, 2 b Subordinasi judgement dalam hubungannya dengan prinsip-prinsip akuntansi Kasus 3, 4 5 Whistleblowing Y Malik 2010 a Persepsi Whistleblowing berupa Tingkat keseriusan tindakan dinilai dengan mempertimbangkan besarnya pelanggaran sosial yang dilakukan pada masing-masing kasus. Kasus 1 Kasus 2 Kasus 3 Kasus 4 b Whistleblowing intention, keinginan untuk melaporkan suatu pelanggaran dinilai dengan mengasumsikan responden sebagai karyawan yang menyadari adanya tindakan-tindakan yang mencurigakan dalam kasus-kasus tersebut.

Dokumen yang terkait

Analisa Yuridis Kewenangan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Dalam Pemeriksaan Keuangan Daerah

3 48 174

Pengaruh budaya etis organisasi dan orientasi etika terhadap komitmen organisasi dan sensitivitas etika auditor

2 29 133

PENGARUH ORIENTASI ETIKA DAN KOMITMEN PROFESIONAL TERHADAP SENSITIVITAS Pengaruh Orientasi Etika Dan Komitmen Profesional Terhadap Sensitivitas Etika Auditor (Studi Empiris Pada Auditor di Kantor Akuntan Publik Kota Surakarta).

0 1 17

PENDAHULUAN Pengaruh Orientasi Etika Dan Komitmen Profesional Terhadap Sensitivitas Etika Auditor (Studi Empiris Pada Auditor di Kantor Akuntan Publik Kota Surakarta).

0 2 10

PENGARUH ORIENTASI ETIKA DAN KOMITMEN PROFESIONAL TERHADAP SENSITIVITAS ETIKA AUDITOR Pengaruh Orientasi Etika Dan Komitmen Profesional Terhadap Sensitivitas Etika Auditor (Studi Empiris Pada Auditor di Kantor Akuntan Publik Kota Surakarta).

2 7 14

SIFAT MACHIAVELLIAN, ORIENTASI ETIS ANTESEDEN PERILAKU ETIS DAN AUDIT JUDGEMENT AUDITOR Sifat Machiavellian, Orientasi Etis Anteseden Perilaku Etis Dan Audit Judgement Auditor (Studi Pada Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Perwakilan Provinsi Ja

0 0 17

PENDAHULUAN Sifat Machiavellian, Orientasi Etis Anteseden Perilaku Etis Dan Audit Judgement Auditor (Studi Pada Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Perwakilan Provinsi Jawa Tengah Dan Daerah Istimewa Yogyakarta).

0 1 8

Pengaruh Badan Pemeriksa Keuangan dalam Meningkatkan Transparansi dan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Daerah (Studi Kasus pada Perwakilan BPK di Kalimantan Tengah).

0 0 31

AMKP11. PENGARUH BUDAYA ETIS ORGANISASI DAN ORIENTASI ETIKA TERHADAP SENSITIVITAS ETIKA

0 0 24

LPSE Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Harga Penawaran

0 1 1