Pengaruh Sensitivitas Etis terhadap Whistleblowing
97
Whistleblowing sebagai hal yang penting dan memiliki kecenderungan untuk
melakukan Whistleblowing yang tinggi pula. Relativisme auditor rendah mempunyai tingkat memandang Whistleblowing sebagai hal yang tidak
penting dan memiliki kecenderungan untuk tidak melakukan Whistleblowing. Komitmen profesional dapat mempengaruhi Whistleblowing. Semakin tinggi
komitmen profesional maka semakin tinggi pula kecenderungan mereka untuk menganggap Whistleblowing menjadi suatu hal yang penting serta semakin
tinggi pula kemungkinan mereka melakukan Whistleblowing. . Sensitivitas Etis dapat mempengaruhi Whistleblowing. Individu yang tidak mengakui sifat
dasar etika dalam keputusan, skema moralnya tidak akan mengarah pada masalah etika tersebut. Jadi kemampuan untuk mengakui sifat dasar etika dari
sebuah keputusan merupakan sensitivitas etika. Apabila sensitivitas etis individu semakin tinggi maka semakin tinggi pula kecenderungan mereka
untuk menganggap Whistleblowing menjadi suatu hal yang penting serta semakin tinggi pula kemungkinan mereka melakukan Whistleblowing.
Hasil penelitian ini mengendikasikan bahwa Orientasi Etika Idealisme, Orientasi Etika Relativisme, Komitmen Profesional, dan Sensitivitas Etis
secara simultan berpengaruh terhadap Whistleblowing. Sehingga semakin tinggi Orientasi Etika Idealisme, Orientasi Etika Relativisme, Komitmen
Profesional, dan Sensitivitas Etis maka akan cenderung menganggap
98
menganggap whistleblowing sebagai tindakan yang penting dan semakin tinggi pula kemungkinan mereka melakukan whistleblowing.