Pengaruh Sensitivitas Etis terhadap Whistleblowing

97 Whistleblowing sebagai hal yang penting dan memiliki kecenderungan untuk melakukan Whistleblowing yang tinggi pula. Relativisme auditor rendah mempunyai tingkat memandang Whistleblowing sebagai hal yang tidak penting dan memiliki kecenderungan untuk tidak melakukan Whistleblowing. Komitmen profesional dapat mempengaruhi Whistleblowing. Semakin tinggi komitmen profesional maka semakin tinggi pula kecenderungan mereka untuk menganggap Whistleblowing menjadi suatu hal yang penting serta semakin tinggi pula kemungkinan mereka melakukan Whistleblowing. . Sensitivitas Etis dapat mempengaruhi Whistleblowing. Individu yang tidak mengakui sifat dasar etika dalam keputusan, skema moralnya tidak akan mengarah pada masalah etika tersebut. Jadi kemampuan untuk mengakui sifat dasar etika dari sebuah keputusan merupakan sensitivitas etika. Apabila sensitivitas etis individu semakin tinggi maka semakin tinggi pula kecenderungan mereka untuk menganggap Whistleblowing menjadi suatu hal yang penting serta semakin tinggi pula kemungkinan mereka melakukan Whistleblowing. Hasil penelitian ini mengendikasikan bahwa Orientasi Etika Idealisme, Orientasi Etika Relativisme, Komitmen Profesional, dan Sensitivitas Etis secara simultan berpengaruh terhadap Whistleblowing. Sehingga semakin tinggi Orientasi Etika Idealisme, Orientasi Etika Relativisme, Komitmen Profesional, dan Sensitivitas Etis maka akan cenderung menganggap 98 menganggap whistleblowing sebagai tindakan yang penting dan semakin tinggi pula kemungkinan mereka melakukan whistleblowing.

F. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini telah diusahakan untuk dilaksanakan dengan benar dan sesuai dengan prosedur ilmiah, namun demikian masih memiliki keterbatasan yang dapat dijadikan acuan penelitian selanjutnya agar memperoleh hasil yang lebih baik. Adapun keterbatasan-keterbatasan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Penelitian ini menggunakan kuesioner sehingga data yang dikumpulkan hanya menggambarkan pendapat auditor terhadap Whistleblowing, sehingga peneliti tidak bisa mengontrol jawaban auditor yang tidak menunjukkan keadaan yang sesungguhnya. 2. Penelitian ini pada awalnya mengambil dua lokasi yakni BPK dan BPKP Perwakilan Daerah Istimewa Yogyakara, namun karena penelitian di BPKP tidak mendapatkan izin maka penelitian ini hanya dilakukan di BPK. 3. Penelitian ini hanya melibatkan sampel yang kurang homogen dengan melibatkan staff dan auditor nonaktif. dikarenakan penyebaran angket atau kuesioner yang dilakukan pada waktu yang kurang efektif dimana kesibukan auditor aktif cukup tinggi karena banyaknya pekerjaan audit yang sedang dilakukan BPK. 99 4. Pengembalian kuesioner membutuhkan waktu yang cukup lama karena kesibukan auditor cukup tinggi. 5. Temuan dari hasil penelitian ini membuktikan bahwa selain Orientasi Etika Idealisme, Orientasi Etika Relativisme, Komitmen Profesional, dan Senstivitas Etis, namun masih banyak terdapat faktor-faktor lain yang dapat digunakan dalam studi mengenai Whistleblowing.

Dokumen yang terkait

Analisa Yuridis Kewenangan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Dalam Pemeriksaan Keuangan Daerah

3 48 174

Pengaruh budaya etis organisasi dan orientasi etika terhadap komitmen organisasi dan sensitivitas etika auditor

2 29 133

PENGARUH ORIENTASI ETIKA DAN KOMITMEN PROFESIONAL TERHADAP SENSITIVITAS Pengaruh Orientasi Etika Dan Komitmen Profesional Terhadap Sensitivitas Etika Auditor (Studi Empiris Pada Auditor di Kantor Akuntan Publik Kota Surakarta).

0 1 17

PENDAHULUAN Pengaruh Orientasi Etika Dan Komitmen Profesional Terhadap Sensitivitas Etika Auditor (Studi Empiris Pada Auditor di Kantor Akuntan Publik Kota Surakarta).

0 2 10

PENGARUH ORIENTASI ETIKA DAN KOMITMEN PROFESIONAL TERHADAP SENSITIVITAS ETIKA AUDITOR Pengaruh Orientasi Etika Dan Komitmen Profesional Terhadap Sensitivitas Etika Auditor (Studi Empiris Pada Auditor di Kantor Akuntan Publik Kota Surakarta).

2 7 14

SIFAT MACHIAVELLIAN, ORIENTASI ETIS ANTESEDEN PERILAKU ETIS DAN AUDIT JUDGEMENT AUDITOR Sifat Machiavellian, Orientasi Etis Anteseden Perilaku Etis Dan Audit Judgement Auditor (Studi Pada Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Perwakilan Provinsi Ja

0 0 17

PENDAHULUAN Sifat Machiavellian, Orientasi Etis Anteseden Perilaku Etis Dan Audit Judgement Auditor (Studi Pada Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Perwakilan Provinsi Jawa Tengah Dan Daerah Istimewa Yogyakarta).

0 1 8

Pengaruh Badan Pemeriksa Keuangan dalam Meningkatkan Transparansi dan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Daerah (Studi Kasus pada Perwakilan BPK di Kalimantan Tengah).

0 0 31

AMKP11. PENGARUH BUDAYA ETIS ORGANISASI DAN ORIENTASI ETIKA TERHADAP SENSITIVITAS ETIKA

0 0 24

LPSE Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Harga Penawaran

0 1 1