Pengaruh Orientasi Etika Idealisme terhadap Whistleblowing

33 Arnold dan Ponemon 1991 yang menyelidiki hubungan antara pemikiran etis dengan persepsi whistleblowing. Mereka melaporkan bahwa auditor interen dengan tingkat pemikiran etis yang relatif tinggi lebih dapat mengidentifikasi dan mengetahui perilaku yang kurang pantas. Semakin tinggi tingkat pemikiran etis seseorang semakin mampu mengidentifikasi serta mengetahui perilaku yang kurang pantas.

5. Pengaruh Orientasi Etis Idealisme, Orientasi Etis Relativisme, Komitmen

Profesional, dan Sensitivitas Etis terhadap Whistleblowing Whistleblowing merupakan sebuah tindakan yang menunjukkan keputusan etis dan profesionalisme seseorang yang bekerja dalam dunia bisnis mapun auditing. Beberapa faktor dapat mempengaruhi tindakan ini. Pertama orientasi etis yang memiliki dua karakteristik yaitu relativisme dan idealisme. Sikap idealisme auditor adalah dimana seorang individu berpijak pada nilai-nilai moral yang ada dan tidak akan melanggar nilai-nilai tersebut, maka cenderung akan menganggap whistleblowing merupakan tindakan yang beretika dan semakin tinggi pula kemungkinan mereka melakukan whistleblowing. Kedua, sikap relativisme auditor akan cenderung membuat auditor mempunyai sikap penolakan terhadap nilai-nilai moral yang berlaku umum dalam masyarakat akan cenderung melakukan perilaku yang tidak etis dan cenderung akan menganggap whistleblowing adalah tindakan yang kurang penting dan semakin rendah pula kemungkinan mereka melakukan whistleblowing. Ketiga, komitmen profesional 34 auditor akan cenderung membuat auditor mempunyai sikap loyal terhadap profesinya dan akan cenderung mematuhi standar yang berlaku pada profesinya jadi semakin tinggi komitmen profesional maka semakin tinggi pula kecenderungan mereka untuk menganggap whistleblowing menjadi suatu hal yang penting serta semakin tinggi pula kemungkinan mereka melakukan whistleblowing . Keempat, senstivitas etis auditor akan cenderung membuat auditor lebih peka terhadap pemikiran etis dapat mengidentifikasi dan mengetahui perilaku yang kurang pantas sehingga semakin tinggi senstivitas etis maka semakin tinggi pula kecenderungan auditor untuk menganggap whistleblowing menjadi suatu hal yang penting serta semakin tinggi pula kemungkinan mereka melakukan whistleblowing.

Dokumen yang terkait

Analisa Yuridis Kewenangan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Dalam Pemeriksaan Keuangan Daerah

3 48 174

Pengaruh budaya etis organisasi dan orientasi etika terhadap komitmen organisasi dan sensitivitas etika auditor

2 29 133

PENGARUH ORIENTASI ETIKA DAN KOMITMEN PROFESIONAL TERHADAP SENSITIVITAS Pengaruh Orientasi Etika Dan Komitmen Profesional Terhadap Sensitivitas Etika Auditor (Studi Empiris Pada Auditor di Kantor Akuntan Publik Kota Surakarta).

0 1 17

PENDAHULUAN Pengaruh Orientasi Etika Dan Komitmen Profesional Terhadap Sensitivitas Etika Auditor (Studi Empiris Pada Auditor di Kantor Akuntan Publik Kota Surakarta).

0 2 10

PENGARUH ORIENTASI ETIKA DAN KOMITMEN PROFESIONAL TERHADAP SENSITIVITAS ETIKA AUDITOR Pengaruh Orientasi Etika Dan Komitmen Profesional Terhadap Sensitivitas Etika Auditor (Studi Empiris Pada Auditor di Kantor Akuntan Publik Kota Surakarta).

2 7 14

SIFAT MACHIAVELLIAN, ORIENTASI ETIS ANTESEDEN PERILAKU ETIS DAN AUDIT JUDGEMENT AUDITOR Sifat Machiavellian, Orientasi Etis Anteseden Perilaku Etis Dan Audit Judgement Auditor (Studi Pada Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Perwakilan Provinsi Ja

0 0 17

PENDAHULUAN Sifat Machiavellian, Orientasi Etis Anteseden Perilaku Etis Dan Audit Judgement Auditor (Studi Pada Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Perwakilan Provinsi Jawa Tengah Dan Daerah Istimewa Yogyakarta).

0 1 8

Pengaruh Badan Pemeriksa Keuangan dalam Meningkatkan Transparansi dan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Daerah (Studi Kasus pada Perwakilan BPK di Kalimantan Tengah).

0 0 31

AMKP11. PENGARUH BUDAYA ETIS ORGANISASI DAN ORIENTASI ETIKA TERHADAP SENSITIVITAS ETIKA

0 0 24

LPSE Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Harga Penawaran

0 1 1