Pembahasan UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR IPS (MATERI PERMASALAHAN SOSIAL DI DAERAHNYA) SISWA KELAS IV DENGAN MEDIA GAMBAR PUZZLE DI SDN SINDUADI 1 SLEMAN YOGYAKARTA.

96 sudah memenuhi kriteria keberhasilan sehingga penelitian tindakan tidak perlu dilanjutkan lagi ke siklus berikutnya.

B. Pembahasan

1. Siklus I Peningkatan minat belajar siswa kelas IV SD Negeri 1 Sinduadi Sleman dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial materi permasalahan sosial di daerah pada siklus I dapat dilihat dari pencapaian minat belajar siswa. Berdasarkan hasil angket siklus I, sejumlah 19 siswa 65,52 telah mencapai kriteria minimal baik, sedangkan siswa yang belum mempunyai minat belajar minimal baik sejumlah 10 siswa 34,48. Hasil ini ada peningkatan dari data awal yang didapatkan yang didapatkan yaitu hanya 12 siswa 41,3 yang memenuhi kriteria minat belajar minimal baik, dari hasil angket siklus I. Terjadi peningkatan dari data awal yaitu hanya 12 siswa yang memiliki minat belajar kriteria minimal baik, sedangkan di siklus I menjadi 19 siswa yang memiliki minat belajar kriteria minimal baik. Adapun deskripsi minat belajar tersebut adalah sebagai berikut, siswa yang memiliki minat belajar dengan kriteria sangat baik sebanyak 5 siswa17,24, siswa yang mencapai minat belajar dengan kriteria baik sebanyak 14 siswa 48,28, siswa yang memiliki minat belajar dengan kriteria cukup baik 10 siswa 34,48. Berdasarkan hasil siklus I dapat diketahui bahwa media gambar puzzle telah terbukti dapat meningkatkan minat belajar siswa sesuai dengan pendapat ahli. Menurut Ni Putu Sriastuti, dkk. 2014: 8 97 penggunaan media puzzle dapat menarik minat anak untuk belajar guna meningkatkan kemampuan kognitifnya. 2. Siklus II Pada pembelajaran Siklus II, penyusunan media puzzle dirancang lebih menarik dan penuh warna. Gambar puzzle yang digunakan adalah gambar puzzle warna dari kartun. Gambar kartun akan lebih menarik bagi siswa usia sekolah dasar sehingga dengan gambar kartun ini siswa lebih bersemangat lagi dalam menyusunnya. Peningkatan minat belajar siswa kelas IV SD Negeri 1 Sinduadi, Sleman dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial materi permasalahan sosial di daerahnya dengan menggunakan media gambar puzzle pada siklus II dapat dilihat dari pencapaian minat belajar siswa. Perbandingan minat belajar siswa berdasarkan data awal yaitu siswa yang memiliki minat belajar kriteria minimal baik hanya berjumlah 19 siswa 65,52, dan pada siklus II minat belajar siswa kriteria minimal baik meningkat menjadi 25 siswa 86,27. Berdasarkan hasil minat belajar siswa siklus II, sejumlah 25 siswa telah memiliki minat belajar dengan kriteria minimal baik. Adapun deskripsi perolehan skor minat belajar siswa adalah kriteria sangat baik ada sebanyak 6 siswa 20,69, minat belajar kriteria baik sebanyak 19 siswa 65,52 dan minat belajar kriteria cukup ada sebanyak 4 siswa 13,79. Menurut Ni Putu Sriastuti dkk 2014: 8 yang menyatakan bahwa penggunaan media puzzle selain menyenangkan juga menarik minat anak 98 untuk belajar guna meningkatkan kemampuan kognitifnya. Penggunaan media puzzle dapat melatih ketrampilan berpikir anak untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan tangannya didalam membongkar dan memasang kembali kepingan-kepingan puzzle. Dengan media puzzle anak akan mencoba memecahkan masalah yaitu membongkar, menyusun kembali kepingan-kepingan gambar puzzle tersebut menjadi bentuk utuh. Materi permasalahan sosial meliputi pengertian permasalahan sosial, jenis-jenis permasalahan sosial, dampak dari permasalahan sosial dan cara mengatasi permasalahan sosial yang ada. Dengan media puzzle, siswa dapat mengenal jenis-jenis permasalahan sosial yang ada dan dapat mencari dampak dari permasalahan sosial tersebut dengan cara yang menyenangkan. Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan pada siklus I dan II ternyata terjadi peningkatan minat belajar Ilmu Pengetahuan Sosial siswa kelas IV SDN 1 Sinduadi, Sleman melalui penggunaan media gambar puzzle.Tujuan pembelajaran akan terwujud apabila siswa merasa terdorong untuk mengikuti kegiatan pembelajaran tanpa ada paksaan dari pihak lain. Proses pembelajaran dengan menggunakan media gambar puzzle dapat meningkatkan perhatian dan fokus siswa pada kegiatan belajar mengajar sehingga minat belajar siswa dapat meningkat. Berdasarkan hasil pengamatan, penggunaan media puzzle dapat meningkatkan ketertarikan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Tertarik adalah merupakan awal dari individu menaruh minat, sehingga seseorang 99 yang menaruh minat akan tertarik terlebih dahulu terhadap sesuatu Safari, 2005: 111. Penggunaan media puzzle ini juga dapat meningkatkan perhatian siswa dalam mengikuti pembelajaran. Safari 2005: 111 menjelaskan bahwa siswa yang menaruh minat pada suatu mata pelajaran akan memberikan perhatian yang besar. Siswa akan menghabiskan banyak waktu dan tenaga untuk belajar mata pelajaran yang diminatinya. Siswa tersebut pasti akan berusaha keras untuk memperoleh nilai yang bagus yaitu dengan belajar. Peningkatan perhatian siswa dilihat dari tiga indikator yaitu siswa menunjukkan konsentrasi dalam menyusun puzzle, siswa menunjukkan ketelitian dalam menyusun puzzle dan siswa memiliki rasa ingin tahu yang besar tentang puzzle. Penggunaan media puzzle dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran. Peningkatan aktivitas siswa dilihat dari empat indikator yaitu siswa menunjukkan keaktifan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran menyusun puzzle, siswa menunjukkan aktivitas dalam menyusun puzzle, siswa berusaha menyelesaikan tugas dalam menyusun puzzle dan siswa menunjukkan kesungguhan dalam menyelesaikan tugas menyusun puzzle. Masih ada beberapa siswa yang pada Siklus II cenderung mengalami penurunan minat belajar. Hal ini bisa saja disebabkan siswa merasa bosan atau jenuh pada saat melakukan pengisian angket sehingga pengisian angket untuk Siklus II tidak terlalu serius pada saat pengisian angket sebelumnya. Pengukuran minat belajar siswa memang menggunakan angket minat. Angket minat yang diisi siswa adalah angket minat dengan 100 pernyataan yang sama, sehingga dimungkinkan siswa merasa bosan mengisi pernyataan yang sama sebanyak tiga kali. Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh dari pra tindakan sampai pada tindakan pada Siklus II dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dengan menggunakan media gambar puzzle dapat meningkatkan ketertarikan, perhatian, dan aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran yang pada akhirnya akan meningkatkan minat siswa dalam belajar. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian dari oleh Ni Putu Sriastuti, dkk. 2014 yang menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran melalui penggunaan media puzzle dapat meningkatkan minat belajar dan kemampuan kognitif siswa. Pada observasi awal pra tindakan, tidak ada minat belajar siswa sama sekali. Sedangkan pada akhir Siklus I, ketuntasan minat belajar siswa meningkat menjadi 5 dan pada akhir Siklus II meningkat mencapai 100 tuntas. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan hasil penelitian dari Ashadi 2012. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan ketuntasan belajar siswa pada masing-masing Siklus. Pada pra Siklus, peningkatan belajar siswa adalah 31,3, meningkat menjadi 75 pada Siklus I dan 100 pada Siklus II. Selain itu, terjadi peningkatan rata-rata kelas dari 59.37 sebelum Siklus, menjadi 70 pada Siklus I dan 81,25 pada Siklus II. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan media gambar dapat meningkatkan minat belajar siswa. Media gambar puzzle dapat mengajak siswa untuk belajar sambil bermain secara 101 berkelompok sehingga media ini sesuai dengan karakteristik siswa kelas IV SD yang cenderung gemar membentuk kelompok-kelompok bermain. Dengan menggunakan media gambar puzzle ini, materi yang disampaikan guru juga tidak terlalu abstrak, sehingga lebih mudah dicerna oleh siswa. Hal ini tentu saja cocok untuk materi pelajaran yang bersifat abstrak, seperti materi permasalahan sosial dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Dengan demikian, pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial menjadi lebih menyenangkan dan materi yang permasalahan sosial yang cenderung bersifat abstrak lebih mudah dipahami oleh siswa dengan bantuan gambar puzzle.

C. Keterbatasan Penelitian