38 berdiskusi, kemudian guru akan memberikan kesempatan kepada
siswa untuk mempresentasikan hasil diskusinya. 3
Tindak lanjut meliputi penyimpulan dan tanggapan. Tindak lanjut dilaksanakan dalam kegiatan penutup dengan langkah sebagai
berikut: a
Guru memberikan refleksi dan membimbing siswa untuk menarik kesimpulan dan poin penting dari materi.
b Guru memberikan rangkuman tentang materi yang telah dipelajari
c Guru menutup pelajaran dengan salam.
5. Kajian Tentang Karakteristik Siswa Sekolah Dasar
Masa anak Sekolah Dasar SD berkisar antara umur 6 tahun dan berakhir pada kisaran usia 11 atau 12 tahun. Masa sekolah adalah dimana
anak sudah menamatkan taman kanak-kanak TK dan melanjutkan ke sekolah. Pada masa ini diharapkan anak sudah matang untuk belajar
maupun sekolah. Anak tidak hanya sebagai penonton saja tetapi juga ingin menjelajahi lingkungannya, tata kerjanya, dan menjadi bagian dari
lingkungannya. Suryobroto Syaiful Bahri Djamarah, 2008: 124-125, membagi
masa sekolah menjadi dua fase, yaitu masa kelas-kelas rendah sekolah dasar dan masa kelas-kelas tinggi sekolah dasar. Masa kelas-kelas tinggi
sekolah dasar meliputi kelas IV sampai dengan kelas VI. Pada masa ini kira-kira anak berumur 9 atau 10 tahun sampai 12 atau 13 tahun. Pada
masa ini anak memiliki karakteristik sebagai berikut.
39 a.
Adanya minat terhadap kehidupan yang praktis sehari-hari yang konkret.
b. Amat realistik, ingin tahu, dan ingin belajar.
c. Menjelang akhir masa ini telah ada minat terhadap hal-hal dan mata
pelajaran khusus. d.
Sampai kira-kira umur 11 tahun anak masih belum bisa mandiri. e.
Anak-anak pada masa ini gemar membentuk kelompok sebaya, biasanya untuk dapat bermain bersama-sama. Dalam permainan ini
biasanya anak tidak lagi terikat pada peraturan tradisional, tetapi anak membuat peraturan sendiri.
Berdasarkan karakteristik tersebut, dapat diketahui salah satu karakteristik anak usia Sekolah Dasar adalah ketertarikan yang besar
dengan permainan. Suasana belajar sambil bermain ini diharapkan akan mampu meningkatkan minat anak untuk belajar. pada penelitian ini.
Penelitian ini menggunakan anak kelas IV Sekolah Dasar sebagai subyek dikarenakan pada masa ini anak berusia kira-kira 9 atau 10 tahun memiliki
kecenderungan tertarik pada hal-hal yang konkret, memiliki rasa keingintahuan yang tinggi dan keinginan besar untuk belajar serta gemar
membentuk kelompok-kelompok bermain. Hal ini sejalan dengan pendapat Soegeng Santoso 2002: 46 dimana anak perlu diberi kesempatan yang
seluas-luasnya untuk bermain bersama-sama teman-temannya agar anak terampil, sehat, dapat mengembangkan imajinasi atau khayalan, melatih
berpikir anak bahkan berbicara. Oleh karena itu, seorang guru hendaknya
40 menciptakan suatu pembelajaran yang menyenangkan, mengaktifkan siswa
serta mampu mengajak siswa untuk belajar sambil bermain dengan menggunakan media yang disukai anak misalnya dengan media gambar
puzzle. Media gambar puzzle dapat mengajak anak untuk belajar sambil bermain secara berkelompok sehingga media ini sesuai dengan
karakteristik anak kelas IV Sekolah Dasar yang cenderung gemar membentuk kelompok-kelompok bermain. Dengan menggunakan media
gambar puzzle ini, materi yang disampaikan guru juga tidak terlalu abstrak, sehingga lebih mudah dicerna oleh siswa. Hal ini tentu saja cocok untuk
materi pelajaran yang bersifat abstrak, seperti materi permasalahan sosial dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Dengan demikian,
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial menjadi lebih menyenangkan dan materi yang permasalahan sosial yang cenderung bersifat abstrak lebih
mudah dipahami oleh siswa dengan bantuan gambar puzzle.
B. Kerangka Pikir
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di kelas IV SDN Sinduadi 1 Sleman Yogyakarta mengalami permasalahan, yaitu kurangnya minat siswa
untuk belajar Ilmu Pengetahuan Sosial. Berdasarkan studi pendahuluan, minat siswa kelas IV terhadap materi pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial masih
terlihat rendah. Hal ini ditunjukkan dengan kurangnya perhatian siswa dalam mengikuti pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Sebagian besar siswa
terlihat tidak memperhatikan penjelasan dari guru melainkan melakukan aktivitas lain seperti berbicara dengan teman sebangkunya dan menggambar