Tabel 5. Kisi-Kisi Pedoman Observasi Penggunaan Multimedia Interaktif “Matematika Ceria”
Variabel Sub Variabel
Indikator Jumlah Item
Penggunaan multimedia
interaktif “Matematika
Ceria” Minat siswa
terhadap penggunaan
multimedia interaktif
“Matematika Ceria”
1. Siswa menyalakan komputer
dan masuk pada aplikasi multimedia interaktif
“Matematika Ceria”
2. Siswa mengikuti contoh cara
menggunakan kursor dengan mengklik bagian sebelah kiri
mouse
3. Siswa menggunakan mouse
untuk menjalankan aplikasi progam dan mengklik jawaban
dari pertanyaan yang muncul dalam multimedia interaktif
“Matematika Ceria”
4. Siswa memperhatikan dan
mendengarkan petunjuk dari peneliti
5. Siswa memberikan respon
terhadap instruksi yang muncul dari dalam
multimedia interaktif “Matematika Ceria”
6. Siswa mengoperasikan progam
aplikasi yang ada dalam
multimedia interaktif “Matematika Ceria”
6
Tabel 6. Panduan Pencatatan Persentase Ketercapaian Siswa dalam Pemahaman Konsep Lambang Bilangan
Nama Subyek : Pengamat :
Perilaku Sasaran : Memaknai lambang bilangan, membandingkan nilai bilangan, mengurutkan lambang bilangan, dan melengkapi urutan bilangan
IntervensiBaseline HariTanggal
Persentase memaknai lambang bilangan, membandingkan nilai bilangan, mengurutkan
lambang bilangan, dan melengkapi urutan bilangan
69
G. Uji Validitas Instrumen
Menurut Nana Syaodih Sukmadinata 2006: 228 menjelaskan bahwa validitas instrumen menunjukkan bahwa hasil dari suatu pengukuran
menggambarkan segi atau aspek yang diukur. Instrumen dalam penelitian ini yaitu instrumen tes unjuk kerja dan observasi. Peneliti menggunakan validitas isi dan
validitas logis dalam penelitian ini. Validitas isi digunakan untuk validasi instrumen tes unjuk kerja, sedangkan validitas logis digunakan untuk validitas
instrumen observasi. Validitas logis pada suatu instrumen menunjuk pada kondisi bagi sebuah instrumen yang memenuhi persyaratan valid berdasarkan hasil
penelitian menurut Suharsimi Arikunto 2005:65. Validitas logis ditempuh melalui penilaian ahli expert judgement. Ahli yang ditunjuk adalah dosen
pembimbing. Cara validasinya adalah melalui diskusi dan saran baik tertulis atau lisan.
Instrumen tes digunakan untuk mengungkap kemampuan pemahaman konsep lambang bilangan subyek sehingga perlu dilakukan validitas instrumen tes
unjuk kerja. Sebuah tes dikatakan valid apabila mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang diberikan, menurut Suharsimi
Arikunto 2005: 67. Sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur, ditambahkan Suharsimi Arikunto 2005: 65, guna
menguji validitas instrumen dalam penelitian ini adalah meminta penilaian dari pakar atau ahli. Ahli yang dimaksud dalam penelitian ini adalah guru kelas 1 autis
di SLB Tunas Sejahtera. Pemilihan guru kelas sebagai ahli dalam validitas isi
70
instrumen tes didasarkan pada guru kelas memahami standar kompetensi yang harus dikuasai siswa dalam pembelajaran pemahamn konsep lambang bilangan.
H. Prosedur Perlakuan
1. Baseline-1 A
Tahap ini merupakan tahap awal dalam penelitian. Pada tahap ini peneliti mencari skor sebelum diberikan intervensi yang berupa pembelajaran pemahaman
konsep lambang bilangan dengan durasi 35 menit. Baseline-1 dilakukan sebanyak empat kali atau sampai kecenderungan arah dan level data menjadi stabil.
baseline-1 dengan pemberian tes untuk mengukur kemampuan awal anak terhadap kemampuan pemahaman konsep lambang bilangan. Materi pada tahap baseline-1
terdiri dari materi mempelajari konsep lambang bilangan 1-10 dirancang dengan kemampuan mamaknai lambang bilangan 1-10 kemudian dilanjutkan dengan
kemampuan membandingkan jumlah benda konkrit atau semikonkrit dan bilangan 1-10 kemudian memaknai setiap nilai yang terkandung dari setiap lambang
bilangan dengan cara mengurutkan lambang bilangan sesuai dengan nilai yang terkecil sampai dengan yang terbesar serta melengkapi urutan bilangan, lambang
bilangan yang dimakasud adalah lambang bilangan 1-10. Peneliti mengamati proses pembelajaran siswa guna melakukan penilaian
dengan melihat pada lembar penilaian, hal tersebut juga dilakukan pada fase intervensi.
71
2. Intervensi
Pelaksanaan intervensi dilakukan selama lima kali pertemuan dengan alokasi waktu setiap pertemuan 45 menit. Adapun langkah- langkah pelaksanaan
intervensi pada penelitian ini sebagai berikut: a.
Kegiatan awal 1
Peneliti mempersiapkan perlengkapan yang dibutuhkan 2
Peneliti mengkondisikan siswa agar nyaman dalam belajar 3
Peneliti mengucapkan salam, berdo’a dan membuka pelajaran 4
Peneliti menjelaskan tentang pembelajaran yang dilakukan b.
Kegiatan inti 1
Peneliti melakukan apersepsi untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa 2
Peneliti memperkenalkan dan menunjukkan multimedia interaktif “Matematika Ceria” yang akan digunakan dalam pembelajaran
3 Peneliti memberi contoh kepada siswa cara menghidupkan komputer dan
membuka program aplikasi multimedia interaktif “Matematika Ceria” 4
Siswa diminta untuk membuka aplikasi multimedia interaktif “Matematika Ceria” dengan cara mengklik kiri mouse dua kali
5 Peneliti mendampingi siswa selama proses pembelajaran menggunakan
multimedia interaktif “Matematika Ceria” kemudian menjelaskan tugas yang harus dikerjakan siswa serta memberikan contoh cara menggunakan
mouse untuk mengoperasikan progam yang ada dalam multimedia interaktif “Matematika Ceria” dan mengklik jawaban dari pertanyaan yang
muncul kemudian siswa diminta untuk latihan menjawab secara mandiri.
72
Kalau ada perintah dari multimedia interaktif “Matematika Ceria” siswa diminta untuk mengikutinya dan jika ada pertanyaan yang muncul dari
multimedia interaktif “Matematika Ceria” siswa diminta untuk menjawab. 6
Keluar dari progam Flash dan serta mematikan komputer. c.
Kegiatan penutup 1
Peneliti melakukan penegasan terhadap materi yang telah disampaikan 2
Peneliti memberikanmelakukan evaluasi dari materi yang telah disampaikan
3 Pemberian reward berupa permainan ular tangga kepada siswa atas tugas
yang telah dilakukan selama pembelajaran sebagai sarana belajar membilang bilangan dengan langkah karater dalam permainannya
4 Membimbing siswa untuk berdoa
5 Peneliti menutup pembelajaran dan mengucapkan salam
3. Baseline-2 A’
Kegiatan dilakukan dengan durasi 35 menit yang merupakan kegiatan pengulangan baseline-1 yang dimaksudkan sebagai evaluasi untuk melihat
pengaruh penggunaan multimedia interaktif “Matematika Ceria” dalam pembelajaran pemahaman konsep lambang bilangan siswa autis. Baseline-2 ini
peneliti mengamati kemampuan pemahaman konsep lambang bilangan anak autis setelah diberikan treatment yang dilihat dari hasil pada lembar penilaian
yang mampu dipahami anak secara mandiri dalam waktu 35 menit. Baseline-2 dilakukan satu minggu setelah pemberian treatment dengan pelaksanaan
selama empat kali.
73
I. Teknik Analisis Data
Data penelitian dengan subyek tunggal dianalisis melalui statistik deskriptif. Menurut Sugiyono 2007: 147 mengemukakan bahwa statistik deskriptif adalah
statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa
bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Dijelaskan pula bahwa dalam statistik deskriptif penyajian data melalui tabel,
grafik, dan perhitungan persentase. Data kuantitatif yang diperoleh dari perhitungan skor hasil yang diperoleh
siswa pada pengetesan awal sebelum dilakukan penelitian menggunakan multimedia interaktif untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep
lambang bilangan dianalisa sehingga diperoleh hasil fase Basline-1 A dan fase Intervensi B.
Skor hasil yang diperoleh siswa autis pada pengetesan akhir sesudah menggunakan multimedia interaktif “Matematika Ceria” juga dianalisis sehingga
diperoleh skor fase Baseline-2 A’ . Hasil Baseline-1, Intervensi dan Baseline-2 akan dianalisis dengan skor dan persentase kemudian dikategorikan dengan
menggunakan pedoman penilaian yang dikemukakan oleh Ngalim Purwanto 2006: 102, sebagai berikut :
Keterangan : NP
: Nilai persen yang dicapai R
: Skor mentah yang diperoleh siswa
NP = R x 100 SM
74