Organisasi Sosial Analisis Komponen Komunikasi Antar Budaya dalam Novel Edensor

memencet tombol bertuliskan Van Der Wall orang yang harus mereka hubungi untuk menempati apartemen dan yang terdengar hanya bunyi dreeeettt disambut suara seseorang dispeaker dengan bahasa yang tidak dimengerti Ikal. Setiap Ikal menekan tombol suara itu terdengar lagi, hingga Ikal meminta orang yang mempunyai suara tersebut berbicara dalam bahasa inggris. Akhirnya pintu itupun terbuka, bunyi dreettt yang mereka dengar adalah alarm untuk membuka pintu.” 10 Seperti pada kutipan diatas bahwa masalah kecil dan sederhana bisa menimbulkan frustasi karena terkendala bahasa. Sederhana saja perkara pintu itu, tapi karena kesulitan bahasa dan budaya perkara pintu yang mudah menjadi sulit sekaligus menimbulkan masalah Bahasa merupakan alat terpenting agar komunikasi dapat tercapai dan pesan yang disampaikan dapat dimengerti. 3. Krisis Identitas Jika seseorang tinggal di luar negeri yang tentu saja budaya dan gaya hidupnya berbeda dengan negara asalnya, maka seseorang akan mengalami krisis identitas. Dalam masa krisis identitas tersebut seseorang akan mencari identitas budayanya karena merasa rindu akan budaya sendiri. Peneliti menemukan pencarian identitas tokoh saat mengalami krisis identitas ketika mereka berada di Eropa. Sehingga ketika mereka mengunjungi toko musik di 10 Andrea Hirata, Edensor, h. 59 kawasan elite L’Avenue des Champs-Elysees dan menemukan compact disk Anggun C. Sasmi, sang tokoh sangat gembira. Inilah salah satu contoh krisis identitas yang terdapat dalam novel ini. “Kami sering iseng menanyakan pada orang Prancis apakah mereka mengenal Anggun. “La Neige au Sahara” pekik mereka. Semua orang mengenal perempuan Jakarta nan hebat itu. Jika aku belajar sampai dini hari dan radio- radio FM Paris mengudarakan lagu “La Niege au Sahara”, aku berhenti membaca, kututup bukuku, kupejamkan mataku.” 11 Sikap patriotisme akan muncul jika seseorang berada jauh dari negara asalnya. Dia akan rindu dan bahagia ketika menemukan sosok yang mampu membanggakan negara asalnya. Seperti contohnya atlet olahraga, musisi, ataupun penyanyi.

b. Tahapan Gegar Budaya

Menurut Kalvero Oberg untuk mengamati pertemuan dengan orang-orang baru yang berbeda budaya berlangsung dalam empat tahap.

1. Fase Optimistic

Fase Optimistik merupakan fase yang berisi kegembiraan, rasa penuh harapan ketika individu memasuki budaya baru. Dalam fase ini, individu mulai gembira melihat pertunjukan, tempat-tempat wisata 11 Andrea Hirata, Edensor, h. 87-88 dan akan dimanjakan dengan suasana yang indah di lingkungan barunya. Dalam komunikasi antar budaya, ketika individu berada di lingkungan baru maka individu tersebut merasa bahagia dan menaruh harapan ditempat barunya itu dimana mimpi-mimpinya itu akan terwujud. Seperti naskah cerita yang terdapat dalam kutipan berikut: “Jalan tempat berparade, pamer kejayaan, juga tempat menggelandang. Jalan tempat lari dari kenyataan, tempat mencari nafkah. Orang hilir mudik di jalan, mereka bergerak indah, melamun, riang, dan berduyun-duyun, siapa mereka? Ke manakah mereka? Jalanan seperti panggung dengan kemungkinan konfigurasi dekorasi yang amat luas. Semua kemungkinan seni dapat ditampilkan di jalanan.Seniman jalanan menghadapi tantangan seni terbesar.” 12 “Kudekati Eiffel, kusentuhkan tanganku padanya. Ia masih tak peduli. Apalagi sekarang, ia makin cantik karena matahari merekah menghangatkan lengan-lengan perkasanya yang hitam berkilat-kilat. Kawan, mimpi-mimpi telah melontarkan kami sampai ke Prancis.” 13 Seminggu berada dilingkungan baru dalam gegar budaya atau kejutan budaya masih terhitung dalam tahap bulan madu fase optimistic. Seperti yang sudah digambarkan, pada fase optimistic, seseorang yang berada dilingkungan baru merasa gembira dan mempunyai harapan dilingkungan barunya tersebut ia akan menemukan tempat yang indah dan orang-orang yang bersahabat.

2. Masalah Cultural

Dalam fase ini mulai bermunculan masalah-masalah baru yang dihadapi. Mulai dari kesulitan dengan budaya di lingkungan baru, 12 Andrea Hirata, Edensor, h. 55 13 Andrea Hirata, Edensor, h. 79