C. Analisis Komponen Gegar Budaya Culture Shock dan Masalah
Penyesuaian Diri dalam Novel Edensor
Gegar budaya atau kejutan budaya dialami oleh orang-orang yang berpindah pekerjaan atau lingkungan baru. Gegar budaya bisa terjadi
karena kehilangan cues atau tanda dan lambang-lambang pergaulan sosial. Dengan kehilangan cues atau tanda-tanda pada kehidupan sehari-harinya,
maka seseorang tersebut akan kesulitan untuk berinteraksi di lingkungan barunya. Kebiasaan dan gaya hidup dari budaya asal sudah tidak berguna
lagi ketika berpindah dilingkungan baru. Karena faktor tersebut maka orang yang berada lingkungan baru akan mengalami gegar budaya.
Kesulitan dalam berkomunikasi juga menjadi penyebab seseorang mengalami gegar budaya. Perbedaan bahasa akan mengarahkan seseorang
frustasi.
a. Faktor pemicu perilaku gegar budaya
Menurut Dayakisni, faktor pemicu perilaku gegar budaya adalah: 1. Kehilangan tanda-tanda budaya
Tokoh dalam novel Edensor ini juga mengalami gegar budaya ketika berpindah ke Eropa. Ketika mereka
kesulitan menemui Simon Van Der Wall dan kesulitan masuk gedung karena ada masalah bahasa. Mereka di usir
dan tidak punya tempat untuk tinggal sehingga mereka kedinginan ditengah cuaca yang ekstrem. Dari peristiwa ini,
sang tokoh mengalami dua penyebab yang menjadi pemicu
tokoh Ikal dan Arai mengalami gegar budaya yaitu kehilangan cues atau tanda-tanda budaya yang dikenalnya.
Berikut salah satu kutipan yang terdapat dalam novel Edensor:
“Ikal dan Arai memasuki halaman apartemen dan tertegun didepan pintu yang membingungkan. Diketuk
berkali-kali, tidak ada respon, diputar gagangnya, terkunci, didorong, macet. Ikal melihat dari kaca jendela, tampak
beberapa orang berbincang.Karena merasa tak kenal mereka pun tidak membukakan pintu dan kembali
mengobrol. Begitulah negeri yang individualis.”
9
Kebiasaan maupun kebudayaan dinegara lain
berbeda dengan negara asalnya. Seseorang akan kehilangan tanda-tanda kebudayaan dinegara asalnya, maka dia akan
mengalami kebingungan dilingkungan barunya tersebut. 2. Putus komunikasi antar pribadi
Penyebab putusnya komunikasi antar pribadi yang menjadi faktor penting adalah bahasa. Bahasa merupakan
alat penting untuk berinteraksi dengan orang lain, jika seseorang
mengalami kesulitan
bahasa dalam
berkomunikasi. Maka seseorang akan mengalami frustasi dan kecemasan yang berujung pada gegar budaya.
“Ikal mencari bel disekitar pintu, tidak ada. Yang ada hanyalah deretan kotak kecil, nomor-nomor lantai
gedung, tombol-tombol, speaker, dan label nama. Lalu Ikal
9
Andrea Hirata, Edensor, h. 58
memencet tombol bertuliskan Van Der Wall orang yang harus mereka hubungi untuk menempati apartemen dan
yang terdengar hanya bunyi dreeeettt disambut suara seseorang dispeaker dengan bahasa yang tidak dimengerti
Ikal. Setiap Ikal menekan tombol suara itu terdengar lagi, hingga Ikal meminta orang yang mempunyai suara tersebut
berbicara dalam bahasa inggris. Akhirnya pintu itupun terbuka, bunyi dreettt yang mereka dengar adalah alarm
untuk membuka pintu.”
10
Seperti pada kutipan diatas bahwa masalah kecil dan sederhana bisa menimbulkan frustasi karena terkendala
bahasa. Sederhana saja perkara pintu itu, tapi karena kesulitan bahasa dan budaya perkara pintu yang mudah
menjadi sulit sekaligus menimbulkan masalah Bahasa merupakan alat terpenting agar komunikasi dapat tercapai
dan pesan yang disampaikan dapat dimengerti. 3. Krisis Identitas
Jika seseorang tinggal di luar negeri yang tentu saja budaya dan gaya hidupnya berbeda dengan negara asalnya,
maka seseorang akan mengalami krisis identitas. Dalam masa krisis identitas tersebut seseorang akan mencari
identitas budayanya karena merasa rindu akan budaya sendiri. Peneliti menemukan pencarian identitas tokoh saat
mengalami krisis identitas ketika mereka berada di Eropa. Sehingga ketika mereka mengunjungi toko musik di
10
Andrea Hirata, Edensor, h. 59