Fase Recovery Fase Penyesuaian

Teori naratif strukturalis berkembang dari analogi-analogi linguistik dasar tertentu. Sintaksis aturan konstruksi kalimat adalah model dasar aturan naratif. Satuan minimal naratif adalah “proposisi”, yang dapat juga berupa “pelaku” misalnya seseorang atau “predikat” misalnya suatu aksi. Struktur proposisi sebuah naratif dapat diterangkan dengan cara yang lebih abstrak dan universal. Todorov menguraikan dua tingkat yang lebih tinggi: urutan dan teks. Sekelompok proposisi membentuk urutan. Urutan dasar dibuat dari lima proposisi yang menerangkan sebuah keadaan tertentu yang diganggu dan kemudian ditetapkan kembali meskipun dalam bentuk yang diubah. Kelima proposisi dapat digambarkan: Keseimbangan missal damai Kekuatan serangan musuh Ketidakseimbangan perang Kekuatan musuh dikalahkan Keseimbangan damai dalam term baru Urutan rangkaian peristiwa membentuk sebuah teks, urutan peristiwa dapat disusun dalam berbagai cara, dengan penggabungan cerita dalam sebuah cerita, digresi, dan sebagainya dengan mempertalikan sebuah rangkaian urutan, 27 Eriyanto, Analisis Naratif: Dasar-dasar dan penerapannya dalam Analisis Teks Berita Media, h. 65-73 atau dengan penggantian penjalinan urutan, atau dengan pencampuran semuanya itu. 28

D. Novel sebagai Karya Sastra 1.

Pengertian Novel Novel adalah cerita fiksi dalam bentuk prosa dengan panjang kurang lebih satu volume yang menggambarkan tokoh-tokoh dan perilaku yang merupakan cerminan kehidupan nyata dalam plot yang berkesinambungan. Novel merupakan suatu karya fiksi, yaitu karya dalam bentuk kisah atau cerita yang melukiskan tokoh-tokoh dan peristiwa-peristiwa rekaan. Pada hakikatnya novel merupakan sebuah cerita sebuah narasi novel lebih bersifat bercerita daripada memperagakan. Novel adalah cerita, dan digemari banyak manusia sejak kecil. Dan setiap hari manusia senang pada cerita, entah faktual, untuk gurauan, atau sekadar ilustrasi dalam percakapan. Bahasa novel juga bahasa denotatif, tingkat kepadatan dan makna gandanya sedikit. Jadi novel mudah dicerna dan dibaca. Novel juga mengandung suspense dalam alur ceritanya, Yang gampang menimbulkan sikap penasaran bagi pembacanya. 29 Novel pada prinsipnya berbentuk tulis, tidak seperti puisi yang sudah ada beabad-abad sebelum bahasa tulis berkembang, dan masih hidup dalam bentuk lisan sampai sekarang. Sekalipun novel ditulis dan dibaca secara pribadi, untuk 28 Raman Selden, Panduan Pembaca Teori Sastra Masa Kini, Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1991, h. 62-64 29 Jakob Sumardjo, Konteks Sosial Novel Indonesia 1920-1977, Bandung: Penerbit Alumni, 1999 cetakan ke 1, h. 46