Farikha Mardhatilah, Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi Jurusan

landasan komunikasi. Bila budaya beraneka ragam, maka beragam pula praktik-praktik komunikasi. 2 Komunikasi antar budaya terjadi bila produsen pesan adalah anggota suatu budaya dan penerima pesannya adalah anggota suatu budaya lain. Dalam keadaan demikian, kita segera dihadapkan kepada masalah-masalah yang ada dalam suatu situasi di mana suatu pesan di sandi dalam suatu budaya dan harus disandi balik dalam budaya lain. 3 Komunikasi antar budaya, komunikasi antar orang-orang yang berbeda budaya baik dalam arti ras, etnik maupun perbedaan sosio ekonomi. 4 Komunikasi antar budaya adalah proses pengalihan pesan yang dilakukan seorang melalui saluran tertentu kepada orang lain yang keduanya berasal dari latar belakang budaya yang berbeda dan menghasilkan efek tertentu. Guo Ming Chen dan William J. Starosta mengatakan bahwa komunikasi antar budaya adalah proses negoisasi atau pertukaran sistem simbolik yang membimbing perilaku manusia dan membatasi mereka dalam menjalankan fungsinya sebagai kelompok. 5 2 Ahmad Sihabudin, Komunikasi Antar Budaya, Jakarta: Bumi Aksara, 2011, cetakan ke- 1, h. 19-20 3 Dedy Mulyana dan Jalaludin Rakhmat, Komunikasi Antar Budaya, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2010, cetakan ke-12, h. 20 4 Ahmad Sihabudin, Komunikasi Antar Budaya Satu Perspektif Multidimensi, h. 13 5 Alo Liliweri, Dasar-Dasar Komunikasi Antar Budaya, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007, Cetakan ke 3, h. 9-11 Edward B. Tylor berpendapat, bahwa kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan- kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat. Parsudi Suparlan secara lebih spesifik menjelaskan bahwa kebudayaan merupakan cetak biru bagi kehidupan, atau pedoman bagi kehidupan masyarakat, yaitu merupakan perangkat-perangkat acuan yang berlaku umum dan menyeluruh dalam menghadapi lingkungan untuk pemenuhan kebutuhan- kebutuhan para warga masyarakat pendukung kebudayaan tersebut. Durkheim yang menyatakan bahwa fungsi sosial agama adalah mendukung dan melestarikan masyarakat yang sudah ada. Agama dipandang sebagai sistem yang mengatur makna atau nilai-nilai dalam kehidupan manusia yang digunakan sebagai titik referensi bagi seluruh realitas. Yoachim Wach lebih mempertegas, bahwa pengaruh agama terhadap budaya manusia tergantung pada pemikiran manusia terhadap Tuhan. 6 Bahasa cenderung dianggap sebagai sesuatu yang biasa, maka mungkin tidak begitu jelas bagi kita bahwa bahasa juga merupakan suatu sistem yang memungkinkan kita untuk mengutarakan keprihatinan, kepercayaan, dan pengertian dalam bentuk lambang yang dapat dipahami dan ditafsirkan oleh orang lain. 6 Adeng Muchtar Ghazali, Antropologi Agama, Bandung: Penerbit Alfabeta, 2011, h. 32-35