memproduksi  dan  mengedarkannya  diperlukan  bentuk  masyarakat  dan  industri yang terorganisasi secara baik. Jadi, secara sosiologis novel menggabungkan apa
yang pribadi  dan apa yang sosial. Di sinilah letak keindahan novel.
2. Unsur-Unsur Novel
Bentuk  novel  dalam  kesusastraan  merupakan  sebuah  sistem  bentuk. Dalam sistem ini terdapat unsur-unsur  pembentuknya dan fungsi dari masing-
masing unsur. Dalam sistem bentuk novel yang berupa cerita, terdapat unsur- unsur  intrinsik  yaitu  alur  cerita  plot,  penokohan,  latar  cerita  setting,
permasalahan,  suasana  cerita  dan  sebagainya,  unsur-unsur  ini  membentuk sebuah  struktur  cerita  yang  diungkapkan  lewat  materi  bahasa.  Adapun  aspek
ekstrinsiknya berupa gagasan sastrawan akibat reaksi dan tanggapan terhadap hidup lingkungan sosial dan budaya. Dalam aspek ini mengandung nilai-nilai
kognitif konteks budayanya, dan nilai-nilai ideal kehidupan pribadinya.
30
Unsur-unsur pembangun
sebuah novel
secara garis
besar dikelompokkan menjadi dua bagian:
a. Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra
itu  sendiri.  Unsur-unsur  inilah  yang  menyebabkan  karya  sastra hadir  sebagai  karya  sastra,  unsur-unsur  yang  secara  factual  akan
dijumpai jika orang membaca karya sastra. Unsur intrinsik  sebuah novel  adalah  unsur-unsur  yang  secara  langsung  turut  serta
membangun cerita. Kepaduan antar berbagai unsur intrinsik inilah
30
Jakob Sumardjo, Konteks Sosial Novel Indonesia 1920-1977, Bandung: Penerbit Alumni, 1999, cetakan ke 1, h. 2-3
yang  membuat  sebuah  novel  berwujud.  Unsur  yang  dimaksud, untuk  menyebut  sebagian  saja,  misalnya,  peristiwa,  cerita,  plot,
penokohan  tema,  latar,  sudut  pandang  penceritaan,  bahasa  atau gaya bahasa, dan lain-lain.
1 Tema
Salah  satu  unsur  penting  karya  novel  adalah  tema,  yakni gagasan  pokok  yang  ingin  disampaikan  pengarang  melalui
cerita novel.Tema inilah menentukan besar tidaknya sebuah karya  novel  sebagai  salah  satu  bentuk  ekspresi  budaya
pengarangnya.Tema  atau  gagasan  pokok  pengarang  tidak selamanya  mudah  ditangkap  pembaca.Sangat  besar
kemungkinan isi gagasan sebuah novel ditangkap oleh para pembaca  dengan  arti  yang  berbeda-beda.  Hal  ini  karena
penerimaan pembaca
terhadap novel
bersifat terbuka.Pengarang  mewujudkan  gagasannya  melalui  plot,
yakni  sebuah  penuturan  naratif  yang  mengandung perkembangan  atau  dinamika.Justru  gagasan  dalam  bentuk
cerita yang mengakibatkan setiap pembaca dapat menyusun sendiri struktur bagian cerita sehingga menghasilkan makna
tertentu.
31
31
Jakob Sumardjo, Konteks Sosial Novel Indonesia 1920-1977, Bandung: Penerbit Alumni, 1999, cetakan ke 1, h. 46-47
2 Alur Plot
Plot merupakan unsur fiksi yang penting, bahkan tak sedikit orang  yang  menganggapnya  sebagai  yang  terpenting  di
antara  berbagai  unsur  fiksi  yang  lain.  Tinjauan  structural terhadap  karya  fiksi  pun  sering  lebih  ditekankan  pada
pembicaraan  plot,  walau  mungkin  mempergunakan  istilah lain.  Untuk  menyebut  plot,  secara  tradisional,  orang  juga
sering  mempergunakan  istilah  alur  atau  jalan  cerita, sedangkan  dalam  teori-teori  yang  berkembang  lebih
kemudian  dikenal  adanya  istilah  struktur  naratif  dan susunan. Tahapan plot dibedakan menjadi lima bagian
- Tahap  situation  tahap  penyituasian,  tahap  yang
terutama  berisi  pelukisan  dan  pengenalan  situasi  latar dan  tokoh-tokoh  cerita.  Tahap  ini  merupakan  tahap
pembukaan cerita dan pemberian informasi awal. -
Tahap generating tahap pemunculan konflik, masalah- masalah  dan  peristiwa-peristiwa  yang  menyulut
terjadidnya  konflik  mulai  dimunculkan.  Jadi,  tahap  ini merupakan  tahap  awalnya  munculnya  konflik,  dan
konflik itu sendiri akan berkembang dan dikembangkan menjadi konflik-konflik pada tahap berikutnya.
- Tahap  rising  action  tahap  peningkatan  konflik,
konflik yang terjadi semakin menegangkangkan.
- Tahap  klimaks,  konflik  yang  dialami  pelaku  mencapai
titik puncak. -
Tahap  denoument  tahap  penyelesaian,  pada  tahap  ini konflik
yang telah
mencapai klimaks
diberi penyelesaian.
32
3 Penokohan
Tokoh  cerita  character,  menurut  Abrams  adalah  orang- orang  yang  ditampilkan  dalam  suatu  karya  naratif,  atau
drama,  yang  oleh  pembaca  ditafsirkan  memiliki  kualitas moral
dan kecenderungan
tertentu seperti
yang diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam
tindakan.  Tokoh  dalam  fiksi  dapat  dibedakan    kedalam beberapa jenis:
- Tokoh utama dan tokoh tambahan
- Tokoh protagonis dan tokoh antagonis
- Tokoh sederhana dan tokoh bulat
- Tokoh statis dan tokoh berkembang
- Tokoh tipikal dan tokoh netral
33
4 Latar
Latar atau setting  yang  disebut juga sebagai  landas tumpu, menyaran  pada  pengertian  tempat,  hubungan  waktu,  dan
lingkungan  sosial  tempat  terjadinya  peristiwa-peristiwa
32
Burhan Nurgiyantoro, Teori Pengkajian Fiksi, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1995, cetakan pertama, h. 149-150
33
Ibid, h. 217-219