Teknik Penulisan Sistematika Penulisan

16 Bahkan kamus pun, tidak bisa dianggap sepenuhnya merujuk pada referensi yang objektif, pasti memiliki definisi yang berbeda pula. Wacana adalah komunikasi buah pikiran dengan kata-kata, ekspresi ide-ide atau gagasan, dan percakapan. 5 Berikut ini beberapa pengertian wacana dari beberapa pakar komunikasi: Menurut Samsuri wacana ialah rekaman kebahasaan yang utuh tentang peristiwa komunikasi, biasanya terdiri atas seperangkat kalimat yang mempunyai hubungan pengertian yang satu dengan yang lain. Komunikasi itu dapat menggunakan bahasa lisan dan dapat pula memakai tulisan. 6 Sedangkan Ismail Marhaimin mengartikan wacana sebagai “Kemampuan untuk maju dalam pembahasan menurut urutan-urutan yang teratur dan semestinya”, dan “Komunikasi buah pikiran, baik lisan maupunn tulisan, yang resmi dan teratur”. 7 Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa wacana adalah “rangkaian ujar atau rangkaian tindak tutur yang mengungkapkan suatu hal subjek yang disajikan secara teratur, sistematis, dalam suatu kesatuan yang koheren, dibentuk oleh unsur segmental maupun nonsegmental bahasa”. 8 Kajian terhadap wacana sering disebut sebagai analisis wacana, istilah analisis dalam Kamus Pintar Bahasa Indonesia diartikan sebagai suatu sifat 5 Alex Sobur, Analisis Teks Media, h. 9. 6 Alex Sobur, Analisis Teks Media, h. 10. 7 Alex Sobur, Analisis Teks Media, h. 10. 8 Alex Sobur, Analisis Teks Media, h. 11. 17 penelitian, penguraian, kupasan. Sedangkan analisa adalah penyeledikan terhadap suatu peristiwa untuk mengetahui keadaan sebenarnya. 9 Analisis wacana merupakan pendekatan baru muncul beberapa puluh tahun belakangan ini. Aliran-aliran linguistik selama ini membatasi penganalisaannya hanya kepada soal kalimat dan barulah memalingkan perhatiannya kepada penganalisaan wacana. 10 Analisis wacana merupakan salah satu studi mengenai pesan dalam komunikasi selain analisis isi kuantitatif. Menurut Eriyanto, terdapat empat perbedaan anatara analisis wacana dengan analisis isi kuantitatif, antara lain: a. Analisis wacana lebih bersifat kualitatif dibandingkan dengan analisis isi yang umumnya kuantitatif, analisi wacana menekankan pada pemaknaan teks ketimbang penjumlahan unit kategori seperti yang terdapat dalam analisi isi. Sehingga dalam menentukan analisis datanya, analisis wacana tidak memerlukan lembaran koding. b. Analisis isi kuantitatif lebih menekankan kepada “apa” what yang dikatakan oleh media, dan hanya bergerak pada level makro isi media saja. Sedangkan analisis wacana menekankan kepada “bagaimana” how dan isi media, analisis wacana juga meneliti pada level mikro yang menyusun suatu teks, seperti kata, kalimat, ekspresi, dan retoris. c. Analisi isi kuantitatif pada umumnya hanya dapat digunakan untuk membedah muatan teks komunikasi yang bersifat manifest nyata, atau dengan kata lain yang dipentingkan adalah objektivitas, validitas 9 Hamis ST, Kamus Bahasa Indonesia, Surabaya: Pustaka Dua, 2000, cet. Ke-1, h. 34. 10 A. Hamid Hasan Lubis, Analisis Wacana Pragmatik, Bandung: Angkasa, 1993, cet. Ke- 1, h. 12. 18 keakuratan data, dan realibitas. Sedangkan dalam analisis wacana, unsur terpenting dalam analisisnya adalah penafsiran dari teks yang latent tersembunyi. d. Analisis isi bertujuan melakukan generalisasi dalam penyimpulan hasil penelitiannya, dan bahkan melakukan prediksi. Hal ini karena dalam unit atau perangkat penelitiannya menggunkan sample, angket dan sebagainya. Sedangkan analisis wacana tidak bertujuan untuk melakukan generalisasi dengan menggunakan beberapa asumsi. 11 Analisis wacana bersifat lebih mendalam bila dibandingkan dengan analisis isi sebab analisis wacana menafsirkan pesan yang tersembunyi. Untuk analisis wacana tulisan, penelitian bukan hanya sekedar pada kalimat yang ditulis, tetapi pada kata dan hubungan kalimat, bagaimana kalimat itu dibentuk dan tujuan dari kata atau kalimat itu disajikan. Analisis wacana tidak bertujuan untuk melakukan generalisasi seperti yang dilakukan dalam penelitian dengan menggunakan analisis isi dalam menyimpulkan hasil.

2. Model Analisis Wacana Kritis Teun A. Van Dijk

Dari berbagai macam model analisis wacana yang diperkenalkan oleh para ahli. Model analisis wacana milik Van Dijk adalah model yang banyak dipakai dalam penelitian, karena model ini mengelaborasi elemen-elemen wacana sehingga bisa didayagunakan dan dipakai secara praktis dan kritis. Model yang dipakai oleh Van Dijk ini sering disebut sebagai “kognisi sosial”. Nama pendekatan semacam ini tidak dapat dilepaskan dari karakteristik pendekatan yang diperkenalkan oleh Van Djik. Menurutnya, 11 Alex Sobur, Analisis Teks Media, h. 70-71.