Model Analisis Wacana Kritis Teun A. Van Dijk
21 pilihan kata apa yang
dipakai? Elemen: Leksikon
Kata
RETORIS
dengan cara apa pendapat disampaikan?
Elemen: Grafis, Metafora, Ekspresi
14
Kalimat Proposisi
15
Beberapa hal yang diamati dari struktur makro, superstruktur, dan struktur mikro dalam analisis wacana Van Dijk adalah:
1 Tematik
Tematik adalah hal yang diamati dalam struktur makro analisis wacana Van Dijk. Secara etimologi tematik berasal dari kata Yunani
yaitu tithenai yang berarti menempatkan atau meletakkan. Sedangkan dilihat sebagai sebuah tulisan, tema merupakan suatu amanat utama
yang disampaikan oleh penulis melalui tulisannya.
16
Elemen tematik menunjuk pada gambaran umum dari sebuah teks. Bisa juga disebut sebagai gagasan inti, ringkasan, atau yang
utama dari suatu teks. Topik merupakan elemen yang terdapat dalam tematik. Topik menunjukan inti pesan atau informasi yang paling
penting yang ingin disampaikan komunikator dalam hal ini penulis
14
Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, h. 227-229.
15
Burhan Bungin, Analisa Data Penelitian Kualitatif, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003, h. 163.
16
Alex Sobur, Analisis Teks Media, h. 75.
22 rubrik. Dengan topik, kita dapat mengetahui masalah dan tindakan
yang diambil oleh penulis rubrik dalam mengatasi masalah. Gagasan penting Van Djik, wacana umumnya dibentuk dalam
tata aturan umum macrorule. Teks tidak hanya didefinisikan mencerminkan suatu pandangan tertentu atau topik tertentu, tetapi
suatu pandangan umum yang koheren. Van Djik menyebut hal ini sebagai koherensi global global chorence, yakni bagian-bagian
dalam teks kalau dirunut menunjuk pada suatu titik gagasan umum, dan bagian-bagian itu saling mendukung satu sama lain untuk
menggambarkan topik umum tersebut.
17
2 Skematik
Pada umumnya, teks, atau wacana memiliki skema atau alur, yang dimulai dari pendahuluan hingga penutup. Alur tersebut
menunjukkan bagaimana bagian-bagian dalam teks disusun dan diurutkan sehingga membentuk kesatuan arti. Dalam menganalisis
wacana sebuah berita, terdapat dua kategori besar pada struktur skema, pertama summary yang terdiri dari dua elemen judul dan lead
teras berita. Sedangkan kategori yang kedua adalah story yakni isi berita secara keseluruhan.
18
Menurut Van Dijk, skematik merupakan strategi wartawan untuk mendukung topik tertentu yang ingin disampaikan dengan
menyusun bagian-bagian dengan urutan-urutan tertentu. Skematik
17
Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, h. 229-230.
18
Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, h. 232.
23 yang memberikan tekanan mana yang didahulukan, dan bagian mana
yang diakhirkan untuk menyembunyikan informasi penting.
19
3 Semantik
Secara umum, semantik adalah disiplin ilmu bahasa yang menelaah makna satuan lingual, baik makna leksikal yaitu makna
untuk semantik yang terkecil yang disebut leksem, maupun makna yang terbentuk dari penggabungan satuan kebahasaan yang disebut
dengan makna gramatikal. Sementara itu dalam Analisis wacana, semantik dalam pandangan Van Dijk dikategorikan sebagai makna
lokal, yaitu makna yang muncul dari hubungan makna tertentu dalam suatu bangunan teks.
20
Dengan kata lain, semantik tidak hanya mendefinisikan bagian mana yang penting dari struktur wacana, tetapi juga menggiring ke
arah sisi tertentu dari suatu peristiwa. Elemen yang diamati dalam semantik adalah latar, detail, maksud, dan praanggapan. Berikut
penjelasan masing-masing elemen wacana seperti semantik, seperti latar, detail, dan maksud:
a Latar
Latar adalah bagian berita yang dapat memengaruhi semantik arti yang ingin ditampilkan, latar dapat menjadi alasan pembenar
dalam suatu gagasan yang diajukan dalam suatu teks. Latar umumnya ditampilkan di awal sebelum pendapat wartawan yang
sebenarnya muncul dengan maksud mempengaruhi dan memberi
19
Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, h. 234.
20
Alex Sobur, Analisis Teks Media, h. 78.
24 kesan bahwa pendapat wartawan sangat beralasan. Oleh karena itu,
latar membantu menyelediki bagaimana seseorang memberi pemaknaan atas suatu peristiwa.
21
b Detail
Elemen wacana detail berhubungan dengan kontrol informasi yang ditampilkan seseorang. Komunikator akan menampilkan
secara berlebihan informasi yang menguntungkan dirinya atau citra yang baik. Sebaliknya, ia akan menampilkan informasi dalam
jumlah sedikit bahkan kalau perlu tidak disampaikan kalau hal itu merugikan kedudukannya.
Informasi yang menguntungkan komunikator, bukan hanya ditampilkan secara berlebih tetapi juga dengan detail yang lengkap
kalau perlu dengan data-data. Detail yang lengkap dan panjang lebar merupakan penonjolan yang dilakukan secara sengaja untuk
menciptakan citra tertentu kepada khalayak. Detail yang lengkap itu akan dihilangkan kalau berhubungan dengan sesuatu yang
menyangkut kelemahan atau kegagalan dirinya. Hal yang menguntungkan komunikator atau pembuat teks akan diuraikan
secara detail dan terperinci, sebaliknya fakta yang tidak menguntungkan. Detail informasi akan dikurangi.
22
c Maksud
Elemen wacana maksud, hampir sama dengan elemen detail. Elemen
maksud melihat
informasi yang
menguntungkan
21
Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, h. 235.
22
Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, h. 238.
25 komunikator akan diuraikan secara eksplisit dan jelas. Sebaliknya,
informasi yang merugikan akan diuraikan secara tersamar, implisit dan tersembunyi.
23
d Praanggapan
Elemen wacana praanggapan merupakan pernyataan yang digunakan untuk mendukung makna suatu teks. Kalau latar berarti
upaya mendukung pendapat dengan jalan memberi latar belakang, maka praanggapan adalah upaya mendukung pendapat dengan
memberikan premis yang dipercaya kebenarannya. Praanggapan hadir dengan pernyataan yang dipandang terpercaya sehingga tidak
perlu dipertanyakan.
24
Teks berita umumnya mengandung banyak sekali praanggapan. Praanggapan ini merupakan fakta yang belum
terbukti kebenarannya, tetapi dijadikan dasar untuk mendukung gagasan tertentu.
4 Sintaksis
Secara etimologi, kata sintaksis berasal dari kata Yunani sun berarti dengan, dan tattein berarti menempatkan. Jadi, kata sintaksis
berarti menempatkan bersama-sama hal-hal menjadi kelompok kata atau kalimat. Secara terminologi, menurut Ramlan, sintaksis adalah
bagian atau cabang dari ilmu bahasa yang membicarakan seluk beluk wacana, kalimat, ataupun frasa.
25
Maksudnya adalah bagaimana sebuah kata atau kalimat disusun menjadi kesatuan yang memilki arti. Elemen yang diamati dalam
23
Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, h. 240.
24
Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, h. 256.
25
Alex Sobur, Analisis Teks Media, h. 80.
26 sintaksis adalah bentuk kalimat, koherensi, dan kata ganti. Berikut
penjelasan masing-masing elemen wacana sintaksis, seperti bentuk kalimat, koherensi, dan kata ganti:
a Bentuk kalimat
Bentuk kalimat adalah segi sintaksis yang berhubungan dengan cara berpikir logis, yaitu prinsip kausalitas. Dimana ia
menanyakan apakah A yang menjelaskan B, ataukah B yang menjelaskan A. Logika kaulitas ini kalau diterjemahkan ke dalam
bahasa menjadi susunan subjek yang menerangkan dan predikat yang diterangkan.
Bentuk kalimat ini bukan hanya persoalan teknis kebenaran tata bahasa, tetapi menetukan makna yang dibentuk oleh susunan
kalimat. Dalam kalimat yang berstruktur aktif, seseorang menjadi subjek dari pernyataannya, sedangkan dalam kalimat pasif
seseorang menjadi objek dari pernyataannya.
26
b Koherensi
Koherensi adalah pertalian atau jalinan antarkata, atau kalimat dalam teks. Dua buah kalimat yang menggambarkan fakta
yang berbeda dapat dihubungkan sehingga tampak koheren. Sehingga, fakta yang tidak berhubungan sekalipun dapat menjadi
berhubungan ketika seseorang menghubungkannya. Koherensi secara mudah dapat diamati di antaranya dari kata
hubung konjungsi yang dipakai untuk menghubungkan fakta.
26
Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, h. 251.
27 Apakah dua kalimat dipandang sebagai hubungan kausal, keadaan,
waktu, kondisi dan sebagainya. Koherensi merupakan elemen yang menggambarkan bagaimana peristiwa dihubungkan atau dipandang
saling terpisah oleh wartawan.
27
c Kata Ganti
Merupakan alat yang dipakai oleh komunikator untuk menunjukan
dimana seseorang
dalam wacana.
Dalam mengungkapkan sikapnya, seseorang dapat menggunakan kata
ganti saya atau kami yang menggambarkan bahwa sikap tersebut merupakan sikap resmi komunikator semata-mata. Tetapi,
ketika memakai kata ganti kita menjadikan sikap tersebut sebagai represntasi dari sikap bersama dalam suatu komunitas tertentu.
Batas antara komunikator dengan khalayak dengan sengaja dihilangkan untuk menunjukan apa yang menjadi sikap
komunikator juga menjadi sikap komunitas secara keseluruhan.
28
5 Stilistik
Stilistik adalah cara yang digunakan oleh penulis rubrik untuk menyatukan maksudnya dengan menggunakan gaya bahasa tertentu
sesuai dengan keinginan penulis rubrik. Gaya bahasa dalam pengertian disini mencakup pilihan leksikal, struktur kalimat, majas
dan citraan dan sebagainya. Elemen dalam bentuk stalistik adalah leksikal merupakan pemilihan dan pemakaian kata atau frasa dalam
menyebut sesuatu ataupun peristiwa dengan menggunakan kata lain
27
Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, h. 242-243.
28
Alex Sobur, Analisis Teks Media, h. 82.
28 yang memiliki persamaa
n sinonim, seperti kata “meninggal”, yang memiliki kata lain mati, tewas, gugur, terbunuh, menghembuskan
nafas terakhir, dan sebagainya. Pengertian leksikon, pada dasarnya elemen ini menandakan
bagaimana seseorang melakukan pemilihan kata atas berbagai kemungkinan kata yang tersedia. Diantara beberapa kata itu seseorang
dapat memilih diantara pilihan yang tersedia. Dengan demikian pilihan kata yang dipakai tidak semata hanya karena kebetulan, tetapi
juga secara ideologis menunjukan bagaimana pemaknaan seseorang terhadap fakta atau realitas.
29
6 Retoris
Strategi retoris yang dimaksud disini adalah yang diungkapkan ketika seseorang berbicara atau menulis. Retoris berhubungan erat
dengan bagaimana suatu pesan disampaikan kepada khalayak. Retoris berfungsi persuasive mempengaruhi.
30
Elemen dalam strategi retoris dapat muncul dalam bentuk grafis, metafora, dan ekspresi. Untuk
lebih jelasnya, akan dijelaskan pengertian grafis, metafora sebagai berikut:
a Grafis
Elemen ini merupakan bagian untuk memeriksa apa yang ditekankan atau ditonjolkan yang berarti dianggap penting oleh
seseorang yang dapat diamati oleh teks. Dalam wacana berita, grafis ini biasanya muncul lewat bagian tulisan yang dibuat lain
29
Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, h. 255.
30
Alex Sobur, Analisis Teks Media, h. 84.
29 dibandingkan tulisan lain. Pemakaian huruf tebal, huruf miring,
pemakaian garis bawah, huruf yang dibuat dengan ukuran lebih besar. Termasuk di dalamnya adalah pemakaian caption, raster,
grafik, gambar atau table untuk mendukung arti penting suatu pesan. Bagian yang dicetak berbeda adalah bagian yang dipandang
penting oleh komunikator, dimana ia menginginkan khalayak menaruh perhatian lebih pada bagian tersebut.
31
b Metafora
Dalam suatu wacana seorang wartawan tidak hanya menyampaikan pesan pokok melalui teks, tetapi juga kiasan,
ungkapan, metafora yang dimaksudkan sebagai ornament atau bumbu dari suatu berita. Akan tetapi, pemakaian metafora tertentu
bisa jadi menjadi petunjuk utama untuk mengerti makna suatu teks. Metafora tertentu dipakai oleh wartawan secara strategis sebagai
landasan berpikir, alasan pembenar atas pendapat atau gagasan tertentu kepada public. Wartawan menggunakan kepercayaan
masyarakat, ungkapan sehari-hari, pribahasa, pepatah, petuah leluhur, kata-kata kuno, bahkan mungkin ungkapan yang diambil
dari ayat-ayat suci yang semuanya dipakai untuk memperkuat pesan utama.
32
b. Kognisi Sosial dan Konteks Sosial
Dalam pandangan Van Dijk, analisis wacana tidak dibatasi hanya pada struktur teks, karena struktur wacana itu sendiri menunjukkan atau
31
Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, h. 258.
32
Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, h. 259.
30 menandakan sejumlah makna, pendapat, dan ideologi. Dalam dimensi
ini, menerangkan bagaimana teks diproduksi oleh pembuat teks, cara memandang suatu realitas sosial yang melahirkan teks tertentu. Untuk
membongkar bagaimana
makna tersembunyi
dari teks,
kita membutuhkan suatu analisis kognisi dan konteks sosial. Kognisi sosial
memiliki hubungan dengan proses produksi pembuatan. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu penelitian atas representasi kognisi dan strategi
wartawan dalam memproduksi suatu berita, karena setiap teks pada dasarnya dihasilkan melalui kesadaran, pengetahuan, prasangka, atau
pengetahuan tertentu atas suatu peristiwa.
Meskipun terlihat bersifat individual, bukan berarti pendekatan Van Dijk bersifat personal dan mengabaikan faktor sosial. Analisis teks harus
tetap dihubungkan dengan konteks sosial. Konteks sosial berusaha memasukan semua situasi dan hal yang berada di luar teks dan
memengaruhi pemakaian bahasa. Titik perhatian dari konteks sosial adalah menghubungkan teks lebih jauh dengan struktur sosial dan
pengetahuan yang berkembang di masyarakat atas suatu wacana untuk menunjukkan bagaimana makna yang dihayati bersama. Penelitian ini
sangat efektif dalam melihat sejauh mana peranan teks membangun pemahaman bersama dalam masyarakat.
33
33
Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, h. 260-270.
31