48 banyak penyelewengan-penyelewengan yang dilakukan umat Islam dalam
praktek ibadah seperti, kurban, puasa Ramadhan, haji, azan, dan salat. Bahkan beliau juga mampu menguak hubungan kualitas ibadah dengan
kemunduran umat Islam di Indonesia dalam bidang ekonomi. Beliau menekankan adanya reorientasi ibadah agar berpahala maksimalis sehingga
berbuntut pada ekonomis maksimalis. Kategori terakhir adalah persoalan muamalah, yang menjadi
pamungkas pada buku ini, juga fokus pada penelitian ini. Problematika umat Islam dalam bidang muamalah lebih kompleks dibandingkan dengan dua
bidang sebelumnya. Salah satunya adalah fenomena dai bertarif yang beliau bahasakan dengan sebuah singkatan yaitu dai walakedu jual ayat kejar duit
yang semakin ramai muncul di masyarakat.
16
16
Ali Mustafa Yaqub, Setan Berkalung Surban, h. vii-ix.
49
BAB IV ANALISIS WACANA
KRITIS “DAI KOMERSIAL” DALAM BUKU SETAN BERKALUNG SURBAN KARYA
PROF. DR. KH. ALI MUSTAFA YAQUB, MA
A. Struktur Teks yang Diwacanakan dalam Buku Setan Berkalung Surban
1. Judul: Setan Berkalung Surban
a. Level Teks
1 Struktur Makro
a Segi Tematik
Tema atau topik adalah sebuah gambaran umum dari teks, dapat juga dikatakan sebuah gagasan inti atau ringkasan utama sebuah teks.
Dalam tulisan Alex Sobur yang mengutip Keraf, mengatakan bahwa tema adalah suatu amanat utama yang disampaikan oleh penulis
melalui tulisannya.
1
Topik tulisan ini adalah tentang muamalah. Gagasan intinya adalah mengkritik dai yang hanya bermodal surban
tetapi berdakwah tidak berdasarkan niat karena Allah swt. melainkan mengikuti hawa nafsu dan kehendak setan.
2
2 Superstruktur
a Segi Skematik
Pada umumnya, teks, atau wacana memiliki skema atau alur, yang dimulai dari pendahuluan hingga penutup. Alur tersebut
1
Alex Sobur, Analisis Teks Media, h. 75.
2
Wawancara Pribadi dengan Prof. Dr. KH. Ali Mustafa Yaqub, MA di kediaman beliau, Jakarta, 18 Mei 2015.
50 menunjukkan bagaimana bagian-bagian dalam teks disusun dan
diurutkan sehingga membentuk kesatuan arti. Skematik memiliki dua kategori besar yaitu summary yang terdiri dari judul dan lead teras
berita serta story isi berita keseluruhan. Berikut penjabarannya:
Tulisan ini
berjudul “Setan Berkalung Surban.” Lead teras
berita menggambarkan mengenai judul yang diangkat untuk membawa pembaca kepada pendahuluan. Pendahuluan tulisan ini
diawali dengan sebuah cerita yang berasal dari hadis Rasul saw.
dengan bahasa Arab dan bahasa Indonesia, sebagai berikut:
:لاق َُع ها ير ةريرِ يأ ٌع ِة َََز ِظْفِ ِِ َى
لوَسَو ُِْيَوَع ُها لَ َص ِها ُلُْسَر َِِلََو ُجْوُقَو ، ُُُحْذَخ
َ أَف ، ِماَع لطها ٌَِي ُْثْ ََ َنَعَجَف ، متآ ِِاَح
َ أَف ، َنا َضَ َر
: لَ َص ِها ِلُْسَر
َ َِإ َكلََعَفْر
َ أ
اَخْ ُُ يِِإ : َلاَق ، َىلوَسَو ُِْيَوَع ُها
، ُجْحَت ْص َ
أَف ، ََُُْع ُجْيلوَخَف ، لةَديِدَش لثَجاَح َِِو ، للاَيِع لَََعَو ، لج
: َلاَق ، ؟ َثَحِراَ ْ
ْا َكُرِس َ
أ َنَعَف اَي ، َةَرْيَرُِ اَة َ
أ اَي : َىلوَسَو ُِْي َوَع ُها لَ َص ُ
ِِ لنا َلاَقَف
اَي : ُجْوُق َش ًثَجاَح َََش ،ِها َلُْسَر
َلاَق ، َُُويِبَس ُجْي لوَخَف ، ُُُخْ َِِرَف ، ااَيِعَو ، ًةَديِد
: ، َكَةَذَل ْدَق ُُلٍِإ اَي
َ أ
.ُدُْعَيَسَو
3
“Abu Hurairah ra. Bercerita: Suatu hari Rasulullah saw. menugaskan saya untuk menjaga harta zakat pada bulan Ramadhan.
Tiba-tiba datanglah seseorang melihat-lihat makanan dan langsung mengambilnya. Dia lalu saya tangkap, dan saya katakan: “Kamu
akan saya laporkan kepada Rasul saw.” orang itu menjawab: “Saya orang yang sudah berkeluarga dan sangat membutuhkan makanan
tersebut untuk keluarga sa ya.” Mendengar itu saya pun
melepaskannya. Ketika pagi tiba Rasul saw. bertanya: “Wahai Abu Hurairah apa yang kamu lakukan pada orang yang kamu tangkap tadi
malam?” Saya menjawab: “Wahai Rasulullah, orang itu mengadukan kesusahan keluarganya, dan dia memohon harta zakat saat itu juga,
lalu saya bebaskan.” Rasul saw. bersabda: Dia telah mengelabuimu, dan nanti malam ia akan datang lagi.
”
4
Pendahuluan dalam tulisan ini menggunakan cerita dengan
bahasa Arab dan bahasa Indonesia dari sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari. Tujuannya adalah untuk mengajak
3
Bukhari, Shahih al-Bukhari, Mesir: Dar al-Hadis, 2008, juz 3, h. 101.
4
Ali Mustafa Yaqub, Setan Berkalung Surban, h. 92.
51 pembaca agar membaca hadis Rasul saw. juga agar memberi
penguatan pada pesannya. Inti dari tulisan ini berada dalam akhir cerita tersebut, yaitu:
“Dari Hadis ini, ada pelajaran menarik. Pertama, bahwa setan dapat menjelma menjadi manusia. Kedua, dalam rangka mengecoh
dan mencari korban, setan dapat menjelma menjadi seorang ustaz atau ustazah dengan segala atribut dan nasehat-nasehatnya.
”
5
Tulisan ini ditutup dengan memberikan sebuah peringatan
kepada kita agar berhati-hati terhadap segala macam bentuk rayuan setan yang ada di dunia ini. Cerita ini berlangsung sampai tiga kali
berulang-ulang dan pada hari ketiga Rasul saw. memberitahukannya
bahwa ia adalah setan. Kesimpulan dari tulisan ini menjelaskan bahwa
meskipun seseorang itu menggunakan surban dan menjadi dai, jika dakwahnya tidak berlandaskan ikhlas karena Allah, maka sama saja
dakwahnya itu mengikuti rayuan setan dan hawa nafsunya. Story tulisan ini memberikan pandangan kepada orang-orang
bahwa setan dapat menyerupai apapun dan siapapun untuk menggoda manusia, bahkan dalam bentuk yang menurut umat Islam baik
menggunakan surban. Jika para dai yang menggunakan surban melakukan dakwahnya bukan dilandaskan atas keikhlasan karena
Allah swt. melainkan karena mengikuti hawa nafsunya karena ingin populer misalnya, maka sama saja dakwahnya itu mengikuti kehendak
setan bukan mengikuti keinginan Allah swt.
5
Ali Mustafa Yaqub, Setan Berkalung Surban, h. 94.
52
3 Struktur Mikro
a Segi Semantik
Semantik adalah studi linguistik yang mempelajari makna atau arti dalam bahasa.
6
Elemennya adalah latar, detail, maksud, dan praanggapan. Latar tulisan ini berawal dari Abu Hurairah yang
diamanati untuk menjaga zakat Ramadhan yaitu di Bait al-Mal. Detail tulisan ini sangat bagus, karena menceritakan secara naratif tentang
kejadian yang dialami Abu Hurairah selama 3 hari untuk menjaga harta zakat dari awal sampai akhir. Berikut detail dalam tulisan ini:
“Abu Hurairah ra. bercerita, “Suatu hari Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam menugaskan saya untuk menjaga harta
zakat pada bulan Ramadhan. Tiba-tiba datanglah seseorang melihat- lihat makanan dan langsung mengambilnya. Dia lalu saya tangkap,
dan saya katakan, “Kamu akan saya laporkan kepada Rasulullah.” Orang itu menjawab: „Saya orang yang sudah berkeluarga dan
sangat membutuhkan makanan untuk keluarga saya.” Mendengar itu saya pun melepaskannya. Ketika pagi tiba, Rasulullah bertanya:
“Wahai Abu Hurairah apa yang dilakukan oleh orang yang kamu tangkap tadi malam?” Saya menjawab: “Wahai Rasulullah, orang itu
mengadukan kesusahan keluarganya dan dia memohon harta zakat saat itu juga, lalu saya bebaskan.” Rasulullah Shallallahu Alaihi wa
Sallam lalu bersabda: “Dia telah mengelabui kamu wahai Abu Hurairah dan nanti malam dia akan kembali lagi”.
Dari sabda Nabi ini, saya tahu bahwa dia akan kembali lagi. Malam harinya saya mengawasinya secara teliti dan ternyata betul
apa yang disampaikan Rasulullah, ia telah berada di ruang harta zakat sambil memilih-milih harta zakat yang terkumpul lalu ia
mengambilnya. Melihat itu, dia lalu saya tangkap, dan saya katakan,
“Kamu akan saya laporkan kepada Rasulullah.” Orang itu menjawab: “Saya betul-betul sangat membutuhkan makanan itu
sekarang, keluarga saya kini sedang menunggu sambil menahan lapar. Saya berjanji tidak akan kembali lagi esok hari”. Mendengar
itu, saya merasa kasihan dan akhirnya saya lepaskan kembali. Keesokan harinya Rasulullah bertanya kembali: “Apa yang dilakukan
oleh orang yang kamu tangkap tadi malam, wahai Abu Hurairah?”
Saya menjawab: “Orang kemarin datang kembali dan mengambil harta zakat. Karena keluarganya sudah lama kelaparan, akhirnya
6
Abdul Chaer, Pengantar Semantik Bahasa Indonesia, Jakarta: Rineka Cipta, 2002, cet. Ke-3, h. 2.