46 Cetakan
: Ke-1 Jumlah Halaman
: 163 Tampilan Fisik
: Warna cover depan adalah hitam. Terdapat gambar surban berwarna merah di depan sampul. Di tengahnya tertera judul
buku yang sangat mencolok dengan menggunakan warna merah pada kata “Setan” dan warna putih pada kata “Berkalung Surban”. Menandakan
bahwa buku ini mencoba menarik perhatian pembaca dan mencoba menjelaskan dengan singkat apa yang ada dalam buku ini. Ukuran bukunya
sedang, sehingga mudah dibawa kemana-mana, dan bisa dibaca dimanapun kita berada.
2. Sekilas Tentang Buku Setan Berkalung Surban
Buku ini adalah salah satu dari karya beliau yang menjawab problematika kehidupan umat Islam di Indonesia. Buku dengan judul yang
sangat mengandung makna majas ini berisi kritikan-kritikan beliau terhadap fenomena kehidupan umat sekarang ini yang semakin kompleks. Dengan
buku ini beliau mencoba menerjemahkan apa yang ada pada masyarakat Indonesia, dan meluruskannya dengan pendapat beliau yang didasari pada
dalil-dalil Al- Qur‟an dan Al-Hadis, serta memberikan solusi yang tepat di
dalamnya.
14
Buku ini berisi artikel-artikel beliau yang dimuat di berbagai media massa terkenal, seperti, Koran KOMPAS, REPUBLIKA, Majalah Nabawi.
Juga memuat makalah beliau pada Seminar Intenasional, Khutbah Jumat di New York USA, dan Khutbah Nikah Duta Besar Paraguay yang baru saja
14
Wawancara Pribadi dengan Muhammad Ali Wafa, Lc., S.S.I di Kantor Madrasah Darus- Sunnah, Jakarta, 11 Mei 2015.
47 masuk Islam di bawah bimbingan beliau. Semua materi ini berjumlah 42
judul yang dibagi menjadi tiga kategori besar di dalamnya, yaitu akidah berjumlah 9 judul, ibadah 13 judul, dan muamalah 20 judul. Seluruhnya
menggunakan bahasa Indonesia, kecuali 3 judul khusus yang berasal dari makalah beliau pada Seminar Intenasional, Khutbah Jumat di New York
USA, dan Khutbah Nikah Duta Besar Paraguay.
15
Kategori pertama adalah tentang akidah. Salah satu persoalan yang disorot pada bidang ini adalah toleransi umat beragama di Indonesia.
Indonesia merupakan Negara yang mendapatkan perhatian besar dunia dalam hal toleransi antarumat beragama. Banyak wartawan mancanegara
bahkan tokoh-tokoh dunia yang datang langsung ke Indonesia untuk menanyakan tentang rahasia stabilitas sosial di Negara Indonesia yang
multietnis dan multiagama. Dalam buku ini beliau memberi jawaban yang gamblang dan
menunjukkan solusinya yang berasal dari sejarah umat Islam masa lalu, yaitu saat di Madinah Nabi Muhammad saw. membina kerukunan antara
umat Islam dengan agama-agama lainnya seperti, Nashrani, Yahudi, Majusi, dan Paganisme. Bahkan Rasul saw. bersama penganut agama lain membuat
perjanjian damai untuk saling menghormati dan menjaga satu sama lain yang disebut Piagam Madinah.
Tidak kalah menariknya isi pesan yang ada pada kategori ibadah. Kritik demi kritik beliau sampaikan demi membangun kesadaran umat Islam
dalam menjalankan ibadah yang baik dan benar. Di dalamnya dijelaskan
15
Wawancara Pribadi dengan Denden Taupik Hidayat, S.S, Lc. di Masjid Muniroh Salamah, Jakarta, 04 Mei 2015.