Buku sebagai Media Dakwah
38 lagi di Pesantren Tebuireng Jombang yang lokasinya hanya beberapa ratus
meter saja dari Pondok Seblak, terhitung dari tahun 1969-1972. Kemudian pada pertengahan tahun 1972, beliau melanjutkan studi strata satu pada
program studi syariah Universitas Hasyim Asy‟ari Jombang sampai tahun 1975.
3
Di samping belajar formal sampai Fakultas Syariah Universitas Hasyim Asy‟ari, di pesantren ini beliau menekuni kitab-kitab kuning
4
di bawah asuhan para kiai sepuh, antara lain Al-Marhum KH. Idris Kamali,
Al-Marhum KH. Adlan Ali, Al-Marhum KH. Shobari, dan Al-Musnid KH. Syansuri Badawi. Di Pesantren ini beliau juga mengajar Bahasa Arab,
sampai awal 1976.
5
Tahun 1976 beliau ngelmu lagi di Fakultas Syariah Universitas Islam Imam Muhammad bin Saud, Riyadh, Saudi Arabia, sampai tamat dengan
mendapatkan ijazah License Lc., pada tahun 1980. Kemudian masih di kota yang sama, beliau melanjutkan lagi studinya di Universitas King Saud,
Jurusan Tafsir dan Hadis, sampai tamat dengan memperoleh ijazah Master, 1985. Tidak berhenti sampai di sana, beliau pun menyelesaikan studi
doktoralnya di Universitas Nizamia, Hyderabad India, Spesialisasi Hukum Islam, pada tahun 2007.
6
Sekarang ini beliau beetempat tinggal dengan keluarganya yang terdiri dari seorang istri dan seorang anak laki-laki
3
Ali Mustafa Yaqub, Sejarah dan Metode Dakwah Nabi, h. 240.
4
Dinamakan kitab kuning karena kitab-kitab itu dicetak pada kertas berwarna kuning, dengan alasan dapat memberi kesan klasik pada pembacanya. Martin Van Bruinessen, Kitab
Kuning, Pesantren, dan Tarekat, Bandung: Mizan, 1999, h. 142.
5
Ali Mustafa Yaqub, Kerukunan Umat dalam Perspektif Al-
Qur‟an dan Hadis, Jakarta: Pustaka Firdaus, 2000, h. 105.
6
Hartono, Perkembangan Pemikiran Hadis Kontemporer di Indonesia Studi atas Pemikiran Abdul Hakim Abdat dan Ali Mustafa Yaqub, Jakarta: Tesis S2 Konsentrasi Tafsir
Hadis, Sekolah Pascasarjana Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009, h. 83- 84.
39 sulungnya di Jl. SD Inpres No. 11 Pisangan Barat Ciputat 15419 Jakarta.
Dan sekarang beliau sedang membina Darus-Sunnah International Institute for Hadith Sciences yang beliau dirikan sejak tahun 1997 di dekat rumahnya
dan juga di Malaysia. Sosok yang dipanggil akrab
“Pak Kiai” oleh para muridnya ini merupakan sosok yang sangat menginspirasi para muridnya. Sikapnya yang
tegas dan disiplin selalu beliau ajarkan setiap pertemuan perkuliahan tanpa henti, dengan harapan semua muridnya menjadi Ulama Besar di dunia,
bahkan sampai bisa melebihinya.
7
Dahulu, setiap pukul 03.30 WIB dini hari, ketika beliau masih dalam usia muda, beliau rela mengetuk pintu kamar muridnya untuk
membangunkan mereka melaksanakan Qiyam al-Lail. Tanpa henti beliau memberikan perhatian yang hangat dan berlimpah kepada muridnya. Namun
sekarang, diusianya yang mulai menua, beliau cukup membangunkan muridnya dengan menelpon murid tertuanya, untuk membangunkan teman
yang lainnya. Tidak hanya bagi muridnya saja beliau melimpahkan kasih sayangnya yang berlimpah, beliau juga melimpahkan kasih sayangnya
kepada umat Islam di Dunia. Salah satu buktinya adalah beliau selalu menulis buku bertema Islam di tengah kesibukannya yang sangat padat.
8