Perilaku Konsumen Jasa Financial

Gambar 2.1. Tahap-tahap Proses Keputusan Sumber: Engel, Blackwell, Miniard 1994

G. Kesadaran Masyarakat Dalam Berasuransi

Dalam kamus bahasa Indonesia kesadaran diambil dari kata sadar yang didefinisikan sebagai keadaaan mengerti atau tahu akan sesuatu. 40 Sedangkan Kainth 2009 mendefinisikan kesadaran sebagai kepemilikan pengetahuan seseorang sehingga ia menjadi sadar akan kehadiran seseorang, situasi, atau sesuatu hal. Kesadaran biasanya hadir dari dalam diri sendiri atau juga dari dorongan luar, karena suatu keinginan atau kebutuhan. Kesadaran yang didorong dari luar dapat dimunculkan karena adanya suatu faktor pemicu yang sengaja dibuat oleh orang lain atau kondisi tertentu yang membuat individu memiliki kesadaran. Hermawanti, 2013. 40 Muhammad Ali, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern, Jakarta: Pustaka Amani, hl.370. Pengenalan Kebutuhan Pencarian Informasi Evaluasi Alternatif Pembelian Hasil

1. Konsep Kesadaran Dalam Berasuransi

Konsep kesadaran awareness dapat di katakan sebagai upaya untuk membuat masyarakat terbiasa dengan suatu produk atau merek tertentu dengan berbagai cara seperti melalui iklan, promosi penjualan, pameran, dan komunikasi pemasaran lainnya, dengan tujuan untuk memberikan informasi kepada masyarakat pada umumnya tentang ciri-ciri khusus dari suatu produk yang diawarkan dan manfaatnya, serta untuk menunjukan perbedaannya dari merek produk yang dimiliki oleh pesaing bahwa merek yang ditawarkan lebih baik, baik dari segi kualitasinya, fungsinya, serta mekanisme maupun simbolisnya. Kesadaran berasuransi seringkali dikaitkan dengan kemampuan daya beli masyarakat. Pendapat yang paling sering terdengar adalah bahwa rendahnya minat masyarakat untuk berasuransi adalah karena “Daya beli masyarakat yang rendah”. Menurut Junaedy dan Anzif kesadaran berasuransi merupakan cerminan pandangan masyarakat terhadap manfaat perlindungan asuransi. Masyarakat yang memiliki pandangan yang tinggi terhadap manfaat asuransi dia akan cendrung memanfaatkan asuransi sebagai media untuk meminimalisir risiko keuanganya di masa depan, sedangkan bagi masyarakat yang tidak memiliki pandangan yang tinggi terhadap asuransi mungkin mereka menitik beratkan kepada suatu permasalahan yang muncul dalam asuransi baik itu berupa biaya penanggungan premi yang mahal dan juga karena keterbatasan pengetahuan mereka, atau bisa jadi karena pengalaman yang tidak menyenangkan sewaktu mereka mengajukan klaim asuransi, yang mana pengalaman tersebut bersumber dari salah pengertian pada tertanggung sendiri sebagai akibat dari keterbatasan pengetahuan tentang hak dan kewajibannya sebagai tertanggung atau karena pihak agen dan pelaku usaha asuransi yang tidak memberikan informasi lengkap sehingga merugikan peserta asuransi dan mengakibatkan turunnya minat masyarakat dalam berasurasi. Sedangkan Hermawati 2012 menyatakan bahwa, kesadaran masyarakat dalam berasuransi, merupakan kondisi individu yang mengerti tentang suatu produk asuransi. Asuransi merupakan suatu produk jasa dari perusahaan asuransi untuk memberikan jaminan pertanggungan atas kerugian yang tidak diinginkan seperti kecelakaan, kebakaran, kematian, dan kerugian lainnya, yang dialami oleh peserta asuransi dengan adanya perjanjian tertulis dalam sebuah polis dimana peserta asuransi membayarkan iuran premi kepada perusahaan asuransi secara continue terus-menerus sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Namun kesadaran masyarakat Indonesia untuk memanfaatkan asuransi syariah baik asuransi jiwa maupun asuransi kerugian masih sangat rendah. Untuk itu kesadaran masyarakat dalam berasuransi kiranya perlu terus dibangun agar pada suatu hari nanti sebagian masyarakat Indonesia mengerti pentingnya berasuransi baik untuk pribadi, keluarga dan juga masyarakat sebagai perencanaan keuangan financial untuk menjamin masa depan sesuai dengan syariat Islam yang memperbolehkan melakukan kegiatan muamalah. Tetapi tidak bisa dipungkiri bahwa kesadaran masyarakat Indonesia dalam berasuransi sangat rendah, karena kondisi tersebut disebabkan oleh banyak faktor yang menghambat tingkat kesadaran masyarakat itu sendiri, antara lain yaitu : “faktor umur, gender, pendidikan, 41 keterbatasan kemampuan ekonomi pendapatan yang diterima masyarakat, infrastruktur perasuransian, citra perusahan asuransi, dan hal yang lebih mendasar lagi adalah rendahnya kesadaran tentang pentingnya melindungi aset yang dimiliki, kurangnya sosialisasi serta pendidikan tentang asuransi kepada masyarakat dan terakhir kombinasi antara keterbatasan akses kep ada masyarakat”.

H. Pengetahuan Produk

Pengetahuan produk merupakan bagian dari pengetahuan yang sangat penting yang harus dimliki oleh seorang konsumen. Pengertian pengetahuan konsumen menurut Mowen dan Minor mendefinisikannya sebagai berikut ; “the amount of experience with information about particular products or service a person has ”. 1998:106.. Engel, Backwell, dan Miniard mengartikan bahwa pengetahuan konsumen adalah : “At a general level, knowledge can be defined as the information stored within memory. The subset of total information relevant to consumer functioning in the marketplace is called consumer knowledge ”. Berdasarkan kedua definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pengetahuan konsumen adalah semua informasi yang dimiliki konsumen mengenai berbagai macam produk dan jasa, serta 41 Sri Hermawati, Pengaruh Gender, Tingkat Pendidikan, dan Usia Terhadap Kesadaran Berasuransi Pada Masyarakat Indonesia, AAMAI Jurnal Asuransi dan Manajemen Risiko Vol.1 No.1,Februari 2013.