Pengetahuan Produk LANDASAN TEORI

hal ini, yang tergolong dalam pendapatan tetap adalah gaji honor tetap, tunjangan tetap, dan lain sebagainya yang tergolong sebagai penerimaan tetap. Periode penerimaannya bisa mingguan, bulanan, maupun tahunan seperti tunjangan hari raya THR. 2. Pendapatan Tidak Tetap Pendapatan tidak tetap adalah arus penerimaan kas masuk tidak tetap dalam setiap waktu penerimaannya tidak rutin maupun besarnya jumlah penerimaannya. Dalam hal ini misalnya komisi, bonus, honor, dari hasil pekerjaan yang tidak tetap. Sedangkan menurut Ibnu Sina yang dikutip oleh Abdullah Zaky Al-Kaaf, berpendapat bahwa sumber pendapatan yang menjadi hak milik pribadi yang pada umumnya berasal dari dua jalan, yaitu 44 : pertama, harta warisan, yaitu harta yang diterima seseorang yang beruntung, dan bukan karena dari hasil usaha melainkan, mendaptakan warisan dari sanak keluarga yang telah meninggal, baik harta peninggalan dari ibu, bapak mereka, atau dari kakek dan nenek mereka. Kedua, harta usaha, yaitu harta yang diperoleh dari hasil keringat seseorang terhadap kerja keras usahanya. Ummu Sakinah dkk, dalam penelitian faktor-faktor yang berhubungan dengan kesadaran masyarakat Kelurahan Poris Gaga dalam berasuransi kesehatan. 44 Abdullah Zaky Al-Kaaf, Ekonomi Dalam Perspektif Islam, Bandung: CV. Pustaka Setia, 2002, h. 175. Mengatakan bahwa pendapatan merupakan imbalan yang diterima oleh seorang konsumen dari pekerjaan yang telah dia lakukan untuk menghidupi kebutuhan rumah tangganya sesuai dengan upah minimum pendapatan perkapita daerah. Pendapatan pada umunya di terima dalam bentuk uang. Pendapatan adalah sumber materil sangat penting bagi seorang konsumen, karena dengan pendapatan yang telah diterimanya, seorang konsumen bisa membiayai kegiatan konsumsinya. Tingkat kesejahteraan masyarakat, diukur dari pendapatan perkapita. Pendapatan perkapita masyarakat Indonesia saat ini masih tergolong rendah. Hal ini memungkinkan bahwa penyebab utama rendahnya masyarakat dalam berasuransi adalah karena pendapatan perkapita yang diterima masih rendah sehingga kebutuhan akan perlindungan asuransi tidak tergolong sebagai kebutuhan primer. Masyarakat yang membeli perlindungan asuransi masih terbatas pada masyarakat dengan pendapatan tinggi. Golongan ini adalah golongan usia muda dan termasuk golongan masyarakat usia produktif. Pada penelitian Gunistiyo 2006 tentang tingkat kesadaran berasuransi masyarakat kota tegal ada hubungan yang signifikan antara tingkat pendapatan masyarakat dengan kesadaran masyarakat dalam berasuransi. Semakin tinggi pendapatan seseorang maka semakin tinggi kesadaran masyarakat dalam berasuransi. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa jumlah pendapatan akan menggambarkan besarnya daya beli dari konsumen. Dengan daya beli konsumen dapat di gambarkan pula banyaknya produk dan jasa yang bisa dibeli dan dikonsumsi oleh seorang konsumen dan seluruh anggota keluarganya. Karena alasan inilah, para pemasar perlu mengetahui pendapatan konsumen yang menjadi sasaran pasarnya, karena pendapatan konsumen akan menjadi indikator penting besarnya jumlah produk yang bisa di beli oleh konsumen.

J. Citra Perusahaan Asuransi

Citra atau image diartikan sebagai sebuah gambaran dari pemikiran atau benak seseorang Kamus Bahasa Indonesia. Pada umumnya citra selalu dihubungkan dengan pelayanan kepada masyarakat, pemahaman dan kepercayaan masyarakat terhadap barang atau jasa yang dipasarkan. Holt Rinehart and Winston, 1996 mengatakan bahwa citra dapat berubah menjadi buruk atau negatif apabila kemudian ternyata tidak didukung oleh kemampuan atau keadaan yang sebenarnya. Persepsi negatif tentang suatu barang atau jasa dapat bertahan lama meskipun penyebab timbulnya persepsi tersebut telah berakhir. Citra perusahaan dideskripsikan sebagai kesan keseluruhan yang dibuat dalam pikiran masyarakat tentang suatu organisasi. Yang mana citra perusahan sangat erat kaitannya dengan nama bisnis, variasi dari produk, tradisi, ideologi dan kesan pada kualitas yang dikomunikasikan oleh setiap karyawan yang melakukan interaksi kepada klien organisasi Nguyen dan Leblanc, 2002. Menurut Keller 1993 seperti yang dikutip oleh Adreassen dan Lindestad 1998 bahwa pada tingkat perusahaan, citra dapat diartikan sebagai persepsi suatu organisasi yang tercermin berupa asosiasi dalam ingatan konsumen. Citra perusahaan ditentukan oleh bagaimana interprestasi tentang identitas perusahaan, yang membentuk keseluruhan kesan atau persepsi dalam pikiran konsumen Primalita, 2005. Menurut Buchari Alma 2005, citra tidak dapat dicetak seperti membuat barang di pabrik, akan tetapi citra adalah kesan yang diperoleh sesuai dengan pengetahuan dan pemahaman seseorang tentang sesuatu. Citra terbentuk dari bagaimana perusahaan melaksanakan kegiatan operasionalnya, yang mempunyai landasan utama pada segi layanan. Setiap orang bisa melihat citra perusahaan berbeda-beda, tergantung pada persepsinya terhadap perusahaan tersebut, atau sebaliknya masyarakat menilai sama public opinion. Sedangkan menurut Andreassen dan Lindestad 1998 citra perusahaan adalah evaluasi secara keseluruhan terhadap perusahaan dan diukur dengan menggunakan 3 indikator yaitu 1 pendapat keseluruhan mengenai perusahaan, 2 pendapat mengenai kontribusi perusahaan untuk masyarakat, dan 3 kesukaan masyarakat terhadap perusahaan. Pendapat yang diungkapkan leblanc dan Nguyen 1996 menyebutkan bahwa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi citra perusahaan jasa adalah identitas perusahaan, reputasi, tanda-tanda yang tangible, contact personel dan tingkatan jasa. Dimana citra perusahaan dapat mempengaruhi kepuasan pelanggan dan loyalitas pelanggan Andreassen dan Linddestad, 1998, kepuasan akan mempengaruhi kepercayaan dan komitmen pelanggan Garbarino dan johson, 1999, sedangkan Assael 1992 bahwa citra perusahaan akan berpengaruh terhadap prilaku pembelian konsumen. 45 Menurut Sutojo 2004: 96 Citra perusahaan adalah gambaran penilaian yang dimiliki seseorang mengenai pribadi perusahaan, pribadi perusahaan adalah kualitas produk atau program, kualitas pelayanan, kualitas manajemen, kinerja keuangan, daya tarik investasi, tanggung jawab sosial dll. Dengan demikian citra perusahaan dapat diartikan sebagai kesan keseluruhan yang dibuat dalam pikiran masyarakat tentang suatu organisasi. Dan citra yang ada dibenak konsumen terhadap perusahaan dapat diukur dengan menggunakan 3 pendekatan penilaian citra yakni melalui: Kesan, Sikap, dan Kepercayaan. a. Kesan Kesan yang didapat konsumen dari perusahaan, merupakan salah satu indikator alat yang dapat digunakan untuk mengukur citra b. Kepercayaan Kepercayaan yang timbul karena adanya rasa percaya kepada pihak lain yang memang memiliki kualitas yang dapat mengikat diri seseorang, seperti tindakannya yang baik, jujur, kompeten, adil, bertanggung jawab. Kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan diimplementasikan dari kredibilitas dan kepedulian perusahaan terhadap pelanggan yang ditunjukan 45 Winarsih, Studi Mengenai Kepuasan Konsumen Untuk Meningkatkan Retensi Konsumen Di Instalasi Rawat Inap RSUD Sunan KaliJaga Demak, Jurnal Sains Pemasaran Indonesia Vol.8 No.1, Juni 2009.h.29-30. secara baik. Maka dari itu kepercayaan dapat digunakan untuk mengukur sebuah citra perusahaaan c. Sikap Sikap juga merupakan indikator pengukuran lain dari citra dimana sikap seseorang masyarakat dapat menunjukan bagaimana sebenarnya masyarakat menilai perusahaan. Jika masyarakat bersikap baik, maka citra dari perusahaan itu baik, sebaliknya, jika masyarakat bersikap negatif, berarti citra perusahaan kurang begituh baik dimata masyarakat. Proses pembentukan sikap berlangsung secara bertahap yaitu melalui pengalaman pribadi, sosial, dan sikap juga terbentuk dari tiga hal yaitu kognitif, afektif, dan konaktif.

K. Study Review

Berdasarkan hasil penelusuran terhadap study review terdahulu, penulis menemukan topik yang berkaitan dengan penelitian ini. Dan penulis jadikan sebagai bahan rujukan yang relevan. Penelitian tersebut antara lain: Long-Yi Lin and Chun- Shuo Chen, “The Influence of the Country-of-Origin Image, Product Knowledge and Product Involvement on Consumer Purchase Decisions: An Empirical Study of Insurance and Catering Cervices in Taiwan ”. Journal of Consumer Marketing Volume 23 Number 5 2006. Penelitian ini bertujuan untuk: Mengeksplorasi pengaruh keterlibatan Negara asal, pengetahuan produk dan keterkaitan produk pada keputusan pembelian konsumen. Penelitian ini adalah penelitian dengan metode kuantitatif, dimana sample penelitian adalah masyarakat